oleh Hasan Al-Jaizy
"Dilarang curhat! Curhatlah pada Yang Maha Tahu!"
"Jika kau curhat pada manusia, manusia belum tentu bisa menjawab. Sedang Tuhan pasti miliki jawaban!"
"Jika kau curhat pada kawan, bisa jadi ia sebenarnya adalah lawan. Maka, curhatlah pada Sang Rahman!"
"Curhat itu hanya boleh pada Tuhan saja!"
daaaaaan kalimat-kalimat lain yang menunjukkan seolah-olah penulisnya tidak pernah curhat seumur hidup pada manusia. Seakan-akan semua kesulitan, musibah dan ujian dia pendam terus dan hanya boleh dilaporkan kondisi hatinya pada Allah semata. Seakan kita ini hidup sendiri-sendiri. Tidak boleh mengekspresikan dan mengungkapkan yang tergaung di jiwa.
Seperti yang pernah saya katakan: "Mereka justru orang pertama yang melanggar aturan yang mereka buat sendiri!"
Ini contohnya:
Seseorang membuat status: "Saya merasa eneg membaca status orang yang berisi keluhan tentang kesulitan hidupnya. Pake curhat segala di sini. Curhat itu hanya pada Allah semata."
Perhatikan kalimat di atas. Bahkan dia malah MELANGGAR aturan sebelum ia membuat aturan. Karena dia sendiri mengatakan 'Saya merasa eneg' dan itu adalah curhat.
Apa itu curhat?
Curhat adalah curahan hati atau mencurahkan isi hati. Dan curhat tidak hanya berkenaan dengan perasaan terhadap kekasih. Tidak. Cukup garing lawakan orang yang mengatakan bahwa curhat itu hanya tentang cinta-cintaan. Mungkin harus ikut kursus melawak dulu; sehingga tidak garing lagi.
Bahkan ketika seorang pelajar kebingungan karena akhir-akhir ini punya kesulitan memahami kaedah-kaedah dalam mapel tertentu lalu ngobrol dengan temannya, ia pasti akan mencurahkan isi hatinya. Atau, kalau mau yang agak nampol, begini juga bisa jadi contoh:
"Ane agak nyesek melihat pemandangan Malam Satu Suro di kampung ane. Ada penyembelihan kerbau atas nama mayyit. Ada ritual ini itu. Berisiknya bukan main. Semaleman ane kesulitan tidur." ----> CURHAT
"Indonesia ini paling subur kalau soal aliran sesat dan kebid'ahan. Kalau kita sedikit mengingatkan manusia soal kebid'ahan, langsung dituduh Wahabi oleh Justin Habibers. Apalagi kalau kita jalan ke kota, jenggoten dan cingkrangen, orang-orang serasa melihat kita seperti asing sekali. Sungguh ghuroba' kita ini. Memegang manhaj sahih bagai menggenggam bara." --> CURHAT + kege'eran + tazkiyyatun nafs
Kalau untuk di atas, adakah yang akan kemudian bilang:
"Afwan, curhatlah antum hanya pada Allah. Jangan curhat di depan manusia."
Maka, bercerailah pertemanan, perkawanan dan persahabatan. Suami-suami dan istri-istri bercerai berai. Masing-masing tinggal di hutan. Karena apa? Karena tidak boleh curhat satu sama lain.
=========================
Benar. Allah adalah yang bisa kau andalkan untuk tempat menyandarkan hati. Tapi, jangan sempitkan perkara yang luas. Wajar manusia mencurahkan isi hati pada manusia.
Wajar manusia sesekali berkeluh kesah tanpa mengutuk dan membenci.
Wajar manusia ingin mewartakan rasa sedih pada teman agar tersembuhkan.
Curhat itu ada aturan main dan batasannya. Dan jangan membatasi curhat dengan cara meniadakannya. Sebagian dai di sini ada yang getol melarang orang curhat via FB, padahal sendirinya juga beberapa kali mengeluh tentang keadaan dan kondisi peribadatan di negeri ini. Adakah pendaftaran kursus lawak dibuka semester ini?
Curhatlah semestinya, sewajarnya dan pada tempatnya. Jangan keluarkan semuanya.
"Jika kau curhat pada manusia, manusia belum tentu bisa menjawab. Sedang Tuhan pasti miliki jawaban!"
"Jika kau curhat pada kawan, bisa jadi ia sebenarnya adalah lawan. Maka, curhatlah pada Sang Rahman!"
"Curhat itu hanya boleh pada Tuhan saja!"
daaaaaan kalimat-kalimat lain yang menunjukkan seolah-olah penulisnya tidak pernah curhat seumur hidup pada manusia. Seakan-akan semua kesulitan, musibah dan ujian dia pendam terus dan hanya boleh dilaporkan kondisi hatinya pada Allah semata. Seakan kita ini hidup sendiri-sendiri. Tidak boleh mengekspresikan dan mengungkapkan yang tergaung di jiwa.
Seperti yang pernah saya katakan: "Mereka justru orang pertama yang melanggar aturan yang mereka buat sendiri!"
Ini contohnya:
Seseorang membuat status: "Saya merasa eneg membaca status orang yang berisi keluhan tentang kesulitan hidupnya. Pake curhat segala di sini. Curhat itu hanya pada Allah semata."
Perhatikan kalimat di atas. Bahkan dia malah MELANGGAR aturan sebelum ia membuat aturan. Karena dia sendiri mengatakan 'Saya merasa eneg' dan itu adalah curhat.
Apa itu curhat?
Curhat adalah curahan hati atau mencurahkan isi hati. Dan curhat tidak hanya berkenaan dengan perasaan terhadap kekasih. Tidak. Cukup garing lawakan orang yang mengatakan bahwa curhat itu hanya tentang cinta-cintaan. Mungkin harus ikut kursus melawak dulu; sehingga tidak garing lagi.
Bahkan ketika seorang pelajar kebingungan karena akhir-akhir ini punya kesulitan memahami kaedah-kaedah dalam mapel tertentu lalu ngobrol dengan temannya, ia pasti akan mencurahkan isi hatinya. Atau, kalau mau yang agak nampol, begini juga bisa jadi contoh:
"Ane agak nyesek melihat pemandangan Malam Satu Suro di kampung ane. Ada penyembelihan kerbau atas nama mayyit. Ada ritual ini itu. Berisiknya bukan main. Semaleman ane kesulitan tidur." ----> CURHAT
"Indonesia ini paling subur kalau soal aliran sesat dan kebid'ahan. Kalau kita sedikit mengingatkan manusia soal kebid'ahan, langsung dituduh Wahabi oleh Justin Habibers. Apalagi kalau kita jalan ke kota, jenggoten dan cingkrangen, orang-orang serasa melihat kita seperti asing sekali. Sungguh ghuroba' kita ini. Memegang manhaj sahih bagai menggenggam bara." --> CURHAT + kege'eran + tazkiyyatun nafs
Kalau untuk di atas, adakah yang akan kemudian bilang:
"Afwan, curhatlah antum hanya pada Allah. Jangan curhat di depan manusia."
Maka, bercerailah pertemanan, perkawanan dan persahabatan. Suami-suami dan istri-istri bercerai berai. Masing-masing tinggal di hutan. Karena apa? Karena tidak boleh curhat satu sama lain.
=========================
Benar. Allah adalah yang bisa kau andalkan untuk tempat menyandarkan hati. Tapi, jangan sempitkan perkara yang luas. Wajar manusia mencurahkan isi hati pada manusia.
Wajar manusia sesekali berkeluh kesah tanpa mengutuk dan membenci.
Wajar manusia ingin mewartakan rasa sedih pada teman agar tersembuhkan.
Curhat itu ada aturan main dan batasannya. Dan jangan membatasi curhat dengan cara meniadakannya. Sebagian dai di sini ada yang getol melarang orang curhat via FB, padahal sendirinya juga beberapa kali mengeluh tentang keadaan dan kondisi peribadatan di negeri ini. Adakah pendaftaran kursus lawak dibuka semester ini?
Curhatlah semestinya, sewajarnya dan pada tempatnya. Jangan keluarkan semuanya.
No comments:
Post a Comment