Thursday, November 1, 2012

SALATIGA, SELALU DALAM KENANGAN : [6] "Iqballers"

oleh Hasan Al-Jaizy

Mulai episode ini, saya insya Allah akan membahas teman-teman yang paling TERAWAL saya kenal di pondok. Yaitu ketika masih di masa pendaftaran calon santri baru. Di antara mereka adalah Iqbal Mu'ammar Rosyad, seorang anak kecil asal Madiun. Dia adalah salah satu teman pondok pertama dan terakhir yang terdekat dengan saya. Pertama, kenal saat masa pendaftaran. Terakhir, beberapa tahun kemarin, sebelum dia hijrah ke Solo.

Sebelum lanjut membahas teman saya ini, saya hendak sampaikan para Iqballers pondok. Mereka adalah makhluk-makhluk bernama Iqbal yang saya kenal selama mondok. Berikut daftarnya:

[1] Iqbal Mu'ammar Rosyad [Madiun]. Perbincangan tentangnya akan panjang. Skip dulu.

[2] Muhammad Iqbal [Kebumen]. Ketika saya duduk di kelas 1 SMP, dia duduk di kelas 3 SMP. Ia adalah anak pendiam yang punya hafalan kuat dan banyak. Seorang hafidz, katanya. Tapi, meskipun otaknya encer, ia terkenal pemalas. Karena itu, beberapa teman iseng menjulukinya Iqbal Pe'a. Ckck. Iqbal yang satu ini, bersama temannya bernama Muntadzirz Zamaan, dijuluki Syaikhaan [dua Syaikh], karena mereka berdua tidak pernah masuk jam pelajaran Sejarah Ust. Basuni Iskandar.

[3] Iqbal Sutrisna [Tegal]. Ketika saya di kelas 1 SMP, dia malah duduk di kelas 2 SMA. Santri satu ini dipleseti namanya menjadi Iqbal Stress.

Note: Iqbal Kebumen dan Iqbal Tegal dekat dengan satu santri, adik kelas mereka, yaitu Jajang, pendekar sakti dari Jakarta. Jajang adalah tokoh persilatan dan kabur-kaburan kelas atas. Meskipun tahun 1999 beliau masih kelas 2 SMP, semua teman dekat dan kongsinya adalah anak-anak senior.

[4] Iqbal Nur Muhammad [Cilacap]. Teman sejak pendaftaran, SMP, SMA, dan seangkatan. Biasa disebut Iqbal Pink-Pink. Dia tamat belajar di Yaman dan sudah menjadi seorang ustadz sekarang -alhamdulillah-.

Note: Iqbal Madiun dan Iqbal Cilacap dekat dengan saya. Banyak petualangan yang kami arungi bersama.

[5] Iqbal At-Tamimy [Banyuwangi] atau Iqbal Att atau disebut sebagai Iqbal Pem-pem. Dia adalah kakak kelas saya yang logat Jawa Timur ala Jeme'eh Arabnya kental dan medok sangat. Pernah menjadi ketua kamar di Tabuk 1, saat saya di kelas 3 SMP. Karakteristik Iqbal Pem-pem yang tak terlupakan adalah kalau cerita tentang sesuatu, sekecil apapun itu, langsung menjadi heboh. Memiliki ilmu hitam untuk menyihir lawan bicara dalam meriwayatkan cerita. Kadang cerita yang beliau riwayatkan palsu, lalu melalui lisannya, menjadi palsu berlipat-lipat. Tapi, beliau adalah pemuda yang sangat baik, beriman dan ceria. Kalau sudah bergaul dengannya, hidup serasa berlebihan.

[6] Iqbal Gunawan [Makkah-Sar]. Adalah ketua kamar Khoibar 4 ketika saya berkelas 2 SMP. Tidak banyak yang bisa diceritakan tentang beliau. Tahun 2000 waktu itu, saya pernah bertanya padanya, "Kenapa sih orang dewasa itu butuh fulus mulu?" karena penasaran sering melihat kakak-kakak kelas sering bcara tentang fulus dan saling meminjam fulus. Jawab beliau: "Karena kebutuhan orang dewasa itu banyak." Itu saja.

Di antara Iqballers yang soleh di atas,
--> Iqbal yang tersoleh insya Allah adalah Iqbal Nur Muhammad.
--> Iqbal yang tertua adalah Iqbal Sutrisno atau Iqbal Gunawan.
--> Iqbal yang terencer otaknya adalah Iqbal Kebumen.
--> Iqbal yang terlucu adalah Iqbal Pem-Pem.
--> Iqbal yang termacho adalah Iqbal Mu'ammar Rosyad.

Wah, rupanya tak terasa tulisan sudah berparagraf sekian banyak; sementara cerita-cerita tentang Iqbal Mu'ammar ini juga masih panjang. Kalau begitu, saya undur ke episode berikutnya. Cerita-cerita menarik mengenai saya dan pangeran santri macho yang satu ini [Iqbal].

No comments:

Post a Comment