Sunday, November 4, 2012

Emak-emak


oleh Hasan Al-Jaizy

Belajar banyak dari emak saya. Yang mengajari hingga berhasil mampu membaca baik di usia 5 tahun adalah emak saya. Yang sampai di usia ini, orang yang saya persilahkan mengelus-elus kepala saya dan membejek-bejeknya di tengah keramaian pasar hanyalah emak saya. Yang kalimatnya selalu didengar dan diserap maknanya meski bukanlah ia sabda Nabi, adalah emak saya.

Emak saya adalah emak rumah tangga, yang bisa merangkap banyak profesi sampingan. Sebenarnya banyak emak-emak yang jauh lebih hebat dari bapak-bapak. Atau agar lebih global saya katakan:

"Banyak perempuan lebih hebat dari lelaki"....terutama dari segi perjuangan. Bahkan sudah lazimnya perjuangan perempuan dalam melahirkan dan merawat generasi masa depan, jauh lebih besar dibanding lelaki. Perempuan, yakni emakmu dan emak saya, adalah madrasah pencetak kader masa depan. Sementara alam adalah universitas hayat.

Kembali ke emak saya. Petuah emak selagi saya beranjak ABG di masa-masa mondok adalah, "Hati-hati terhadap perempuan [gadis2]. Jangan beri mereka bunga." Petuah itu bisa teramalkan. Saya juga teringat petuah Bu Mideh [salah satu sesepuh di keluarga Betawi saya] tahun 2005 dulu yang isinya sama seperti itu.

Namun petuah ini belum bisa saya amalkan sepenuhnya: "Jangan berlidah kasar terhadap mereka." Semoga bisa belajar mengamalkannya. Karena itu, selayaknya perempuan pun jangan memancing lidah pedang di tengah padang. Bisa panas dan tajam.

Sebenarnya banyak hikmah dan pembahasan mengenai emak-emak. Keunikan mereka. Kelebihan. Kekurangan. Dan seterusnya. Sebagaimana normalnya anak lelaki lebih dekat pada emaknya daripada babehnya, saya pun begitu.

=========================

Kalimat-kalimat kuat adalah yang berbekas di hati pembacanya. Jika seorang boy menuai kalimat kuat yang melukis harapan ke seorang girl, maka yang kelak menderita adalah girl. Dan jika seorang boy menusuk dengan kalimat kuat beracun ke seorang girl, lagi-lagi yang kelak menanggung derita adalah girl.

Girl yang dibutuhkan di zaman ini, selain shalihah adalah yang kuat hatinya. Strong. Seperti emak saya. Anda mau bilang saya narsis ya? Aneh Anda ini. Emak saya memiliki power dan strength pada hatinya. Setelah saya diam-diam meneliti pada beberapa emak-emak yang saya pergauli di dunia nyata, dunia maya dan dunia lain, ternyata mereka tidak bisa mencapai kekuatan yang dimiliki emak saya.

Gadis yang dibutuhkan dan terbaik pula adalah yang ketika datang padanya panah kalimat menghujam dengan tajam, ia tetap teguh. Dan ketika hujan batu tercurah, ia tetap tak luluh mencintai apa yang ia cintai. Dan ketika ia harus berlayar melawan badai dan gelomban samudera, ia tetap melindungi apa yang harus ia lindungi. Selagi menunggu komando dari pemimpinnya.

Emak-emak seperti itu jarang di masa sekarang.

Karena itu, wahai engkau yang masih gadis dan belia....jika kelak ingin menjadi pendidik generasi terbaik, maka kuatkanlah dan teguhkanlah itu. Menjadi emak-emak, bukan berarti derajatnya bawah bapak-bapak di sisi Allah.

Karena jika perasaan/hati wanita sangat kuat dalam jalur positif, ia bisa mengalahkan kekuatan banyak pria.

No comments:

Post a Comment