oleh Hasan Al-Jaizy
: [18] "HUJAN AIR"
Hujan sedianya adalah air yang tercurah dari langit. Sebagaimana firman Sang Rahman:
هُوَ الَّذِي أَنزَلَ مِنَ السَّمَاء مَاء لَّكُم
"Dialah Yang Menurunkan dari as-samaa' [langit] air untuk kalian."
Kata 'samaa' secara bahasa bermakna ketinggian. Para ulama berbeda pendapat apakah samaa' di atas dimaksudkan langit yang tinggi secara umum, atau sahaab [awan]. Karena hujan adalah kucuran berasal dari gumpalan-gumpalan awan yang membentuk mendung.
Bagaimanapun, hujan adalah air. Dan hujan adalah rahmat bagi bumi beserta penghuninya. Tidak hanya rahmat, melainkan bisa jadi ia adalah bala dan musibah. Dahulu, di negeri ini, hujan adalah sesuatu yang pasti berkahnya. Sehingga berita tentang banjir sulit terwarta. Sekarang, banjir bukan lagi sebuah berita, melainkan kabar sederajat gosip. Biasa dan tidak ada getaran istimewa.
Dahulu, orang-orang tertawa jika ada kabar desa X kebanjiran. Sekarang, orang-orang bosan mendengar kabar banjir, baik itu di kota Y, ataupun di desa X.
Perlu kau tanyakan pula, mengapa Allah menurunkan hujan air? Kenapa tidak hujan kerikil emas saja agar manusia mengumpulkan dan menjualnya?
Karena Allah lebih tahu apa yang terbaik bagimu, wahai manusia. Dan Allah tahu apa yang bermanfaat bagi makhluknya dari tumbuhan, hewan dan manusia.
Karena AIR adalah modal bagi kehidupan. Dengan air, tumbuhan secara umum tumbuh. Dengan air, hewan secara umum berhayat. Dengan air, manusia semuanya terhajat.
Perhatikan ayat ini:
ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ فِرَٰشًۭا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءًۭ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۭ فَأَخْرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزْقًۭا لَّكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا۟ لِلَّهِ أَندَادًۭا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
"Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan AIR (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala BUAH-BUAHAN sebagai REZEKI untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui." [Q.S. Al-Baqarah: 22]
Air adalah rezeki bagimu, juga bagi hewan.
Buah-buahan yang tumbuh berair dan disebabkan air, adalah rezeki bagimu, juga bagi hewan.
Bahkan sebagian hewan pun adalah rezeki bagimu, juga bagi sebagian hewan.
Jikalau Allah menurunkan langsung emas, perak, berlian begitu saja, maka manusia akan jelas semakin malas dan kufurnya. Bagaimana tidak!? Allah sudah mengirimkan MODAL kehidupan, agar kita -para manusia- mengambil manfaat darinya, sehingga hidup tertegakkan, amal terbuatkan, pekerjaan terselesaikan, penghasilan terbayarkan dan hajat tertunaikan, namun betapa seringnya kita kufur dan alpa!?
Pernah ku membaca sebuah karya yang mengatakan bahwa seorang manusia hidup sehari tanpa air kondisinya akan lebih buruk dibanding sehari atau bahkan dua hari tanpa makan.
Maka, sekarang, saya mengajak siapapun dari yang membaca tulisan ini hingga tamatnya, untuk merenungi ayat-ayat agung berikut:
فَلْيَنظُرِ ٱلْإِنسَٰنُ إِلَىٰ طَعَامِهِۦٓ
"maka hendaklah manusia itu memperhatikan MAKANANnya."
أَنَّا صَبَبْنَا ٱلْمَآءَ صَبًّۭا
"Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan AIR (dari langit),"
ثُمَّ شَقَقْنَا ٱلْأَرْضَ شَقًّۭا
"kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,"
فَأَنۢبَتْنَا فِيهَا حَبًّۭا
"lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu,"
وَعِنَبًۭا وَقَضْبًۭا
"anggur dan sayur-sayuran,"
وَزَيْتُونًۭا وَنَخْلًۭا
"Zaitun dan pohon kurma,"
وَحَدَآئِقَ غُلْبًۭا
"kebun-kebun (yang) lebat,"
وَفَٰكِهَةًۭ وَأَبًّۭا
"dan buah-buahan serta rumput-rumputan,"
مَّتَٰعًۭا لَّكُمْ وَلِأَنْعَٰمِكُمْ
"untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu."
[Q.S. Abasa]
-
Adakah darimu pengambil ibrah?
Hujan sedianya adalah air yang tercurah dari langit. Sebagaimana firman Sang Rahman:
هُوَ الَّذِي أَنزَلَ مِنَ السَّمَاء مَاء لَّكُم
"Dialah Yang Menurunkan dari as-samaa' [langit] air untuk kalian."
Kata 'samaa' secara bahasa bermakna ketinggian. Para ulama berbeda pendapat apakah samaa' di atas dimaksudkan langit yang tinggi secara umum, atau sahaab [awan]. Karena hujan adalah kucuran berasal dari gumpalan-gumpalan awan yang membentuk mendung.
Bagaimanapun, hujan adalah air. Dan hujan adalah rahmat bagi bumi beserta penghuninya. Tidak hanya rahmat, melainkan bisa jadi ia adalah bala dan musibah. Dahulu, di negeri ini, hujan adalah sesuatu yang pasti berkahnya. Sehingga berita tentang banjir sulit terwarta. Sekarang, banjir bukan lagi sebuah berita, melainkan kabar sederajat gosip. Biasa dan tidak ada getaran istimewa.
Dahulu, orang-orang tertawa jika ada kabar desa X kebanjiran. Sekarang, orang-orang bosan mendengar kabar banjir, baik itu di kota Y, ataupun di desa X.
Perlu kau tanyakan pula, mengapa Allah menurunkan hujan air? Kenapa tidak hujan kerikil emas saja agar manusia mengumpulkan dan menjualnya?
Karena Allah lebih tahu apa yang terbaik bagimu, wahai manusia. Dan Allah tahu apa yang bermanfaat bagi makhluknya dari tumbuhan, hewan dan manusia.
Karena AIR adalah modal bagi kehidupan. Dengan air, tumbuhan secara umum tumbuh. Dengan air, hewan secara umum berhayat. Dengan air, manusia semuanya terhajat.
Perhatikan ayat ini:
ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ فِرَٰشًۭا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءًۭ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۭ فَأَخْرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزْقًۭا لَّكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا۟ لِلَّهِ أَندَادًۭا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
"Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan AIR (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala BUAH-BUAHAN sebagai REZEKI untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui." [Q.S. Al-Baqarah: 22]
Air adalah rezeki bagimu, juga bagi hewan.
Buah-buahan yang tumbuh berair dan disebabkan air, adalah rezeki bagimu, juga bagi hewan.
Bahkan sebagian hewan pun adalah rezeki bagimu, juga bagi sebagian hewan.
Jikalau Allah menurunkan langsung emas, perak, berlian begitu saja, maka manusia akan jelas semakin malas dan kufurnya. Bagaimana tidak!? Allah sudah mengirimkan MODAL kehidupan, agar kita -para manusia- mengambil manfaat darinya, sehingga hidup tertegakkan, amal terbuatkan, pekerjaan terselesaikan, penghasilan terbayarkan dan hajat tertunaikan, namun betapa seringnya kita kufur dan alpa!?
Pernah ku membaca sebuah karya yang mengatakan bahwa seorang manusia hidup sehari tanpa air kondisinya akan lebih buruk dibanding sehari atau bahkan dua hari tanpa makan.
Maka, sekarang, saya mengajak siapapun dari yang membaca tulisan ini hingga tamatnya, untuk merenungi ayat-ayat agung berikut:
فَلْيَنظُرِ ٱلْإِنسَٰنُ إِلَىٰ طَعَامِهِۦٓ
"maka hendaklah manusia itu memperhatikan MAKANANnya."
أَنَّا صَبَبْنَا ٱلْمَآءَ صَبًّۭا
"Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan AIR (dari langit),"
ثُمَّ شَقَقْنَا ٱلْأَرْضَ شَقًّۭا
"kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,"
فَأَنۢبَتْنَا فِيهَا حَبًّۭا
"lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu,"
وَعِنَبًۭا وَقَضْبًۭا
"anggur dan sayur-sayuran,"
وَزَيْتُونًۭا وَنَخْلًۭا
"Zaitun dan pohon kurma,"
وَحَدَآئِقَ غُلْبًۭا
"kebun-kebun (yang) lebat,"
وَفَٰكِهَةًۭ وَأَبًّۭا
"dan buah-buahan serta rumput-rumputan,"
مَّتَٰعًۭا لَّكُمْ وَلِأَنْعَٰمِكُمْ
"untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu."
[Q.S. Abasa]
-
Adakah darimu pengambil ibrah?
No comments:
Post a Comment