Tuesday, December 25, 2012

CAT : [67] "MENGGALI MOTIPASI"


oleh Hasan Al-Jaizy


"Anda akan mengikuti uji nyali di lokasi ini," ujar Rudi Kawilarang, presenter [Misuh-misuh] Dunia Lain yang botaknya angker itu. "Apa motivasi Anda sehingga hendak mengikuti uji nyali ini?"

Lalu peserta uji nyali pun menjawabnya. Yang sering saya temukan, kata [word] pertama terucap dari peserta untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah "Yaaaa". Misalnya, "Yaaa, saya ingin membuktikan", atau "Yaaa, saya ingin mencoba keberanian", namun tidak ada yang menjawab "K4Ci t4u 64 y4a4? =))ωªªkªª " atau dengan jawaban "K3p0 4m4t Ci l033!? °º°=))Hªªhªªhªªhªª°°º!"

Motipasi...Apakah itu motipasi?

[1] Motipasi adalah "dorongan yg timbul pd diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dng tujuan tertentu" [artikata.com]

[2] Motipasi adalah "usaha yg dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu krn ingin mencapai tujuan yg dikehendakinya atau mendapat kepuasan dng perbuatannya" [artikata.com]

[3] Motipasi adalah "proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya" [wikipedia.org]

Dari depinisi di atas, kita bisa menarik kesimpulan singkat bahwa motipasi adalah DORONGAN, USAHA DAN PROSES.

Anda ingin melakukan sesuatu namun sebatas keinginan semata tanpa semangat untuk bergerak melakukannya? Berarti Anda membutuhkan Motipasi. Anda membutuhkan dorongan, usaha dan proses tertentu agar bergerak melakukan.

Motipasi itu seperti IDE dalam menulis. Anda bisa menggali dari diri sendiri, ataupun dari apa yang tercerna oleh panca indera.

[1] Menggali MOTIPASI dari Diri Sendiri

Ini hanya dapat dilakukan orang tertentu. Seorang pelajar yang tekadnya bulat, azamnya keras dan hasratnya meninggi, ia tidak membutuhkan nasehat mama, perintah guru atau SMS pacar untuk belajar dan mendalami ilmu. Karena motipasi yang didapat adalah dari diri sendiri. Misal: bayangan kelak akan mendapat gelar setelah lama menempuh masa-masa belajar, atau bisa menjadi dosen kelak dan seterusnya. Ia termotipasi oleh bayangan dan gambaran dalam otaknya sendiri.

[2] Menggali MOTIPASI dari Pihak Kedua

Yaitu tidak dari diri sendiri, melainkan adanya bantuan pihak kedua, entah secara langsung atau tidak langsung.

Contoh Secara Langsung: Suyuthi galau. Gajinya dikebiri, disunat kemudian dipangkas sehingga bentuknya tidak kepuguhan. Ia pun suatu saat pulang ke rumah emaknya dan menjelembabkan kepala di perut emaknya yang tak mampu melihat. Rasanya ingin menangis. Atau memang menangis. Tetapi emaknya mengatakan, "Kalau memang inginmu berharta banyak, lebih baik kau tak mengabdi [mengajar/menjadi guru] saja." Kalimat itu, meski nyelekit, namun memotivasi.

Contoh Secara Tidak Langsung: Nawawi tadinya tidak suka membaca buku; namun ia ingin menjadi pembaca buku. Tetapi karena sering melihat Suyuthi bertengger di atas pohon sembari membaca buku, ia pun berfikir, termotipasi, terdorong dan tergerak untuk melakukannya.

Kenapa Anda ingin menikah, wahai Bujangan dan Perawan?

Karena banyak dorongannya, baik internal maupun eksternal. Dorongan internal adalah dorongan batin yang menggalau dan keinginan mencicipi.
Dorongan eksternal adalah penampakan pengantin, pasutri, bahkan penampakan hewan berpasangan.

Kenapa Anda ingin menjadi kaya?
Kenapa Anda ingin menjadi seorang berilmu?
Kenapa Anda ingin mengikuti uji nyali?

Nah, ketika Anda sedang galau, dan tidak menemukan adanya dorongan atau motipasi eksternal, GALILAH motipasi dari diri Anda sendiri. Bayangkan sesuatu yang indah dan menjanjikan. Sesuatu yang indah itu bisa terjadi kapan. Dan esuatu yang menjanjikan adalah yang akan indah di masa depan.

Kalau bisa, jangan menunggu motipasi dari pihak luar. Karena belum tentu pihak luar menghadirkan motipasi. Orang-orang Sunda ndeso yang tidak pernah pergi ke kota besar non-Sunda, sulit termotipasi untuk melapalkan hurup F. Jadinya P P P P :P. Tetapi kalau mereka ke Jakarta misalnya, mereka akan termotipasi untuk melapalkan F dengan benar. Sehingga Fitnah tak lagi menjadi Pitnah atau Patonah.

Orang Jawa juga suka minta mangap-mangap sendiri. Pak Ngadimin takkan termotipasi untuk memperputih logat ngapaknya. Kecuali ketika beliau pergi ke kota Jakarta, beliau berusaha untuk tidak 'Ngafwan' ketika bersalah, dan tidak 'Ngaaaamiiiin' ketika didoakan. Yakin de sumpaah inyong gak bo'ong: seseorang akan semakin termotipasi jika cakrawala dan pandangannya luas. Beda dengan yang menyempit dan memojok. Makanya, orang stress, kuper dan minim motipasi, senangnya menyempit, menyendiri dan memojok.

No comments:

Post a Comment