oleh Hasan Al-Jaizy
Seperti kata siapa...
"Orang yang sering berdoa
mendoakan kebaikan
bagimu
adalah ibumu, juga bapakmu
Hingga saking derasnya doa
dan harapan mereka padamu
mereka luput doakan mereka sendiri"
Seperti kata siapa...
"Orang yang menangis haru
ketika menangismu
memulai hari dunia
adalah ibumu, juga bapakmu
terlebih jika kau adalah
anak pertama
Hingga saking harunya
ketika besar kau lupa
betapa mereka mengawali hidupmu
dengan tangis bahagia
dan jangan kau buat mereka
ulangi tangisan berupa
tangisan didurhakai"
Seperti kata siapa...
"Orang yang dulu ajarimu
bahasa isyarat dan lisan
adalah ibumu
Maka ketika besarmu
jangan kau ajari mereka
menangis sakit hati
disebabkan bahasa lisanmu"
"Bayangkan ketika kau letih mendidik
mengajari anakmu bahasa
hingga sempurna
lalu tumbuh anakmu sempurna
dan ia menikammu dengan bahasa
yang dulu pernah kau ajari
padanya...
ketika ia tidak bisa apa-apa"
Masih ingatkah aku ketika itu?
Ketika aku dimandikan dengan air segar
oleh ibuku
Ketika aku dikenakan baju seragam
di awal-awal sekolah
Hingga ibuku menata kancing dan kerah
lalu mengusap-usap dada dan kepalaku
Kemudian antarkan aku
dengan sepeda sederhananya
Namun hati ibu tiada sederhana
megah akan kasih selama hayatnya
Masih ingatkah aku ketika itu?
Ketika ayah membeliku mainan
di awal bulan
Lalu gembiranya aku
dan gembiranya ayahku
Diajak di hari Minggu
tamasya ke taman bahagia
Ayah...Ibu...
masih ingatkah aku...
jasa-jasa kalian
sehingga hingga kini aku pun
belum sebanding
membalas yang terjasa
meski aku harus menguras
atau
memercikkan air mata
Meski segala keringatku
air mata bakti
belum sebanding dengan
kasihmu bermasa-masa
Jangan biarkan aku, wahai diriku
Jangan biarkan aku kelak
menitiskan hujan air mata
menuai sesal ditinggal
di tepi kubur ayah ibu
Dua hamba-Nya yang tak terlupa...
Seperti kata siapa...
"Orang yang sering berdoa
mendoakan kebaikan
bagimu
adalah ibumu, juga bapakmu
Hingga saking derasnya doa
dan harapan mereka padamu
mereka luput doakan mereka sendiri"
Seperti kata siapa...
"Orang yang menangis haru
ketika menangismu
memulai hari dunia
adalah ibumu, juga bapakmu
terlebih jika kau adalah
anak pertama
Hingga saking harunya
ketika besar kau lupa
betapa mereka mengawali hidupmu
dengan tangis bahagia
dan jangan kau buat mereka
ulangi tangisan berupa
tangisan didurhakai"
Seperti kata siapa...
"Orang yang dulu ajarimu
bahasa isyarat dan lisan
adalah ibumu
Maka ketika besarmu
jangan kau ajari mereka
menangis sakit hati
disebabkan bahasa lisanmu"
"Bayangkan ketika kau letih mendidik
mengajari anakmu bahasa
hingga sempurna
lalu tumbuh anakmu sempurna
dan ia menikammu dengan bahasa
yang dulu pernah kau ajari
padanya...
ketika ia tidak bisa apa-apa"
Masih ingatkah aku ketika itu?
Ketika aku dimandikan dengan air segar
oleh ibuku
Ketika aku dikenakan baju seragam
di awal-awal sekolah
Hingga ibuku menata kancing dan kerah
lalu mengusap-usap dada dan kepalaku
Kemudian antarkan aku
dengan sepeda sederhananya
Namun hati ibu tiada sederhana
megah akan kasih selama hayatnya
Masih ingatkah aku ketika itu?
Ketika ayah membeliku mainan
di awal bulan
Lalu gembiranya aku
dan gembiranya ayahku
Diajak di hari Minggu
tamasya ke taman bahagia
Ayah...Ibu...
masih ingatkah aku...
jasa-jasa kalian
sehingga hingga kini aku pun
belum sebanding
membalas yang terjasa
meski aku harus menguras
atau
memercikkan air mata
Meski segala keringatku
air mata bakti
belum sebanding dengan
kasihmu bermasa-masa
Jangan biarkan aku, wahai diriku
Jangan biarkan aku kelak
menitiskan hujan air mata
menuai sesal ditinggal
di tepi kubur ayah ibu
Dua hamba-Nya yang tak terlupa...
No comments:
Post a Comment