Friday, December 7, 2012

Semangat MEMBACA! : [4] BACALAH BUKU YANG ANDA SUKA [c]


oleh Hasan Al-Jaizy

Setelah di 2 status sebelumnya kita membahas tentang cover, judul, penulis, font serta kertas, kini kita beralih ke 2 sisi atau faktor lain yang membuat manusia menyukai suatu buku:

e. Penerbit

Nama penerbit juga memiliki pengaruh. Untuk kitab-kitab Arab, penerbit semacam Dar Ibn Al-Jauzy [KSA], Dar Al-Aashimah, Maktabah Rusyd adalah penerbit-penerbit elegan. Karena cetakannya bagus sekali. Penulis sendiri masih ngimpi beli kitab Nailul Author nya Asy-Syaukani terbitan Dar Ibn Al-Jauzy yang ber-17 jilid itu. Masih ngimpi karena harganya terlampau tinggi. Duh, malah curhat.

Bisa jadi seorang aktivis Ikhwanul Muslimin, misalnya, membeli buku terbitan Pustaka Al-Kautsar, bukan karena faktor apapun, melainkan karena penerbitnya se-ikhwan dengannya. Atau, seorang salafy, misalnya, membeli buku terbitan Darul Haq, bukan karena apapun, melainkan karena penerbitnya se-pemikiran dengannya. Ya itu hak masing-masing, toh.

Kembali ke penerbit kitab-kitab Arab. Ada penerbit namanya Dar Al-Fikr. Terbitan mereka rata-rata kitab kuning. Atau kadang kitab kuning yang diputihkan. Covernya sederhana. Font nya sederhana. Tidak ada kemewahan di dalamnya. Yang jelas: harganya pas untuk mahasiswa dan para pelajar di pondok. Ada seorang manusia ingin membeli kitab Al-Mustashfa karya Al-Ghazali [sebuah kitab ilmu Ushul Fiqh]. Ia pun pergi ke toko buku. Ketika ia melihat kitab tersebut berdiri di sebuah rak. Ia melihat siapa penerbitnya dahulu. Wah, Dar Al-Fikr. Pesimis. Lalu dibukalah kitab tersebut. Selang 2 detik, ia menutup kitab itu dan menaruhnya di tempat semula. Pusing. Hurufnya kecil-kecil dan tak berkoma titik.

f. Trend

Ada kemiripan kasus dan gambaran dengan point b dan c. Sesuatu yang trend berarti pasaran dan populer. Banyak ditemukan di pasar dan dikenal. Sesuatu jika sudah nge-trend, ia akan lebih banyak diterima oleh manusia dibanding yang asing atau kurang dikenal.

Trendy nya sesuatu bisa disebabkan oleh iklan dan pemasaran. Buku mengenai Ikhsan Tandjung misalnya. Dibandingkan dengan buku Umdatul Ahkam, tentu saja buku tersebut tidak ada apa-apanya dari segi manfaat. Namun, karena iklan media memperkenalkannya pada manusia, maka nge-trend lah buku itu. Dan Umdatul Ahkam, seringkali dipromosikan oleh para asaatidzah dan ulama. Akhirnya kitab tersebut jadi terkenal dan nge-trend di kalangan pencari ilmu Fiqih, terutama dalam tahap 'baru belajar'.

Saya singgung juga tentang status. Jika seseorang sudah nge-trend dan familiar, maka status-statusnya cenderung di-like. Maka, jangan salahkan siapa-siapa dan jangan terbakar iri sendiri ketika merasa sudah membuat status sedahsyat-dahsyatnya, tapi tidak ada yang respon. Misalnya, status dengan statement mengkafirkan pemerintah. Itu status dahsyat. Tapi, karena pemilik status tidak punya track record, tidak nge-trend, tidak dikenal [jikalau dikenal, maka ia dikenal buruknya], maka enggan lah manusia merespon.

JADI:

[1] Bisa jadi Anda menyukai buku sebelum membacanya. Disebabkan: judul yang menarik, atau penulisnya, atau trend.

[2] Namun, faktor-faktor di atas TIDAK MEMASTIKAN Anda akan menyukai isi buku. Mungkin saja Anda membeli sebuah kitab Ushul Fiqh, seperti kitab Al-Kaukab As-Saathi', dengan cover hijau dan orange mengkilat. Menarik pandangan. Lalu setelah membeli, Anda membukanya di rumah dan Anda pusing sendiri sehingga berbalik membenci kitab itu. Atau Anda membeli Fathul Bary karena trend di kalangan pelajar dan diidamkan pencari ilmu. Atau karena besar ukurannya. Namun ketika Anda membukanya, Anda kebingungan; karena banyak materi ilmu Hadits, ilmu Rijaal, dan istilah-istilah 'mbingungi' bergeletakan di tiap halaman kitab tersebut.

No comments:

Post a Comment