Friday, December 14, 2012

CAT : [31] "JANGAN TANYA JUDUL"

oleh Hasan Al-Jaizy


Selain bisa dicerna atau merasuk ke hati pembacanya, tulisan yang juga -menurut saya- 'sukses' adalah yang bisa membuat pembaca -sadar ataupun tidak- terpengaruh dengan gaya bahasa atau penulisannya; sehingga ketika pembaca menulis di lain kesempatan, ia -sadar atau tidak- menulis dengan gaya bahasa mirip/serupa dengan tulisan yang sukses tersebut.

Ukuran sukses atau tidaknya sebuah tulisan, tidak dengan banyaknya pembaca atau likers; meskipun itu bisa jadi. Tetapi, masuk atau tidaknya dan berpengaruh atau tidaknya, entah dari segi ide, ataupun style. Dan itu tidak mesti akan membuat pembaca me-respon dengan reply atau komentar. Karena kadang ada pembaca yang tetap bisu meski terpengaruh. Maksudnya: ketika ia membaca, ia terasuki. Setelah membaca, ia tidak merespon balik; bisa jadi karena memang merasa tidak perlu berkomentar, bisa pula karena memang 'gengsi' seraya bergumam: 'jangan sampai penulis tulisan ini tahu atau mengira bahwa saya menyukai karyanya atau minimal terpengaruh'.

Sebagaimana seorang penceramah yang berupaya memperbaiki gaya ceramahnya dan menuai topik dengan baik, begitu pula dengan penulis. Dan hadirin tidak harus mengatakan, 'Aku suka ceramahmu' atau 'Aku suka suaramu' atau 'Aku suka kamu' jika memang suka. Ekspresi manusia berbeda. Gengsi juga berbeda. Tetapi, ceramah yang berhasil adalah yang bisa dicerna dan masuk ke fikiran pendengar/hadirin. Jika ternyata style ceramah itu kemudian ditiru orang -sadar atau tidak-, maka penceramah tersebut memegang 2 keberhasilan.

Jika tidak/belum bisa ceramah, menulislah...

Jika belum bisa membuat tulisan, nukillah milik orang...

Tapi jika selamanya menukil milik orang...tidak akan bisa membuat tulisan sendiri

Manusia dihakimi karena kebiasannya pula.

No comments:

Post a Comment