oleh Hasan Al-Jaizy
Yang zahirnya kau begitu senang melihatnya, atau berharap memiliknya, belum tentu setelah kau ketahui dan selami isinya, atau setelah memiliknya, kau masih menyenanginya.
Karena banyak hal-hal yang dari zahir atau kejauhan tampak indah, namun ketika mendekat hingga merasukinya, semuanya tiada istimewa.
Lihatlah gunung atau bebukitan dari kejauhan. Kau akan menyukai lukisan terpandang itu. Lihatlah pepohonan dari jarak jauh. Sepertinya mereka memiliki daya tarik yang jika didekati, akan semakin menarik. Tetapi ketika kau sudah sampai di gunung tersebut, yang kau lihat hanya itu-itu saja. Kau pun bosan. Kau pun kecewa pada pohon karena tak bisa mewujudkan keindahan menarik hati ketika dekatnya jarakmu padanya.
Dan kamu tak bisa menyalahkan pohon, gunung, bebukitan dan bebatuan untuk itu. Salahkan dirimu. Kenapa salahkan dirimu? Karena kau hanya hendak memandang jauh tanpa mau berletih mencari kenikmatan di dalamnya.
Banyak orang bersyahwat ingin punya kitab ini dan buku itu. Terlebih jika kitab tersebut tebal dan bergengsi. Saya ambil contoh: kitab Fathul Bary, 13 jilid tebal. Mau yang lebih tebal? Baiklah. Majmu' Fatawa milik Ibn Taimiyyah. 37 jilid. Ketika calon pembeli memandangnya di toko, ia terkagum akan keindahan cover dan ketebalan. Lalu ia pun membelinya.
Namun setelah beberapa hari membolak-balik halaman, ia tak menemukan keindahan lukisan atau pemuas hati; melainkan hanya kertas putih bertaburan huruf-huruf. Dan itu terwujud di ribuan halaman! Maka, ia pun meliburkan diri dari menikmatinya seumur hidup.
Kenapa?
Begitulah kiranya nasib orang yang hanya terkesima dengan pandangan jauh atau pandangan zahir yang mempesona; namun enggan menyelami yang terdalam darinya.
Begitulah kiranya nasib orang yang terkesima dengan buku-buku, tapi hanya cover, nama penulis/judul dan gengsinya saja. Sementara the real beauty yang ada dalam buku-buku tidak bisa ia dapatkan.
Yang mendapatkan inner beauty adalah yang tidak hanya terpana oleh outter beauty.
Yang mendapatkan inner beauty dalam kitab-kitab adalah yang tidak hanya membeli karena nama atau gengsi; tetapi karena ingin mencari keindahan itu dan memiliknya di hati.
Tidak akan seorang Muslim hatinya bisa serasi dengan inner beauty dalam Al-Qur'an; kecuali jika memang ia benar-benar mencintainya...tak peduli covernya buruk atau standar.
No comments:
Post a Comment