oleh Hasan Al-Jaizy
[1] Di antara kerugian ilmiah adalah berilmu tetapi tidak memanfaatkan dan tidak memberi manfaat dengan ilmunya. Tidak memanfaatkan adalah tidak mengamalkan dan tidak menerapkan pada dirinya. Tidak memberi manfaat adalah menyimpan untuk dirinya, entah selamanya ataupun baru mau membagi jika diimbali.
Karena ilmu bukan untuk koleksi, baik itu koleksi pribadi atau koleksi museum manusiawi. Koleksi pribadi hanya akan disimpan dalam-dalam diri; yang kelak akan mengeruh, atau mengaku, atau mengikis, atau menghilang. Koleksi museum manusiawi hanya menjadi pameran-pameran agar manusia melihatnya, memandangnya, mengaguminya, memujinya, memujanya, lalu tiada ia sampai menuju-Nya.
--> Jika ilmu hanya untuk koleksi pribadi, ia akan pelit berbagi untuk orang lain.
--> Jika ilmu hanya untuk museum manusiawi, ia akan senang berbagi untuk orang lain namun pelit mengamalkan untuk dirinya sendiri.
Keduanya bertentangan, berseberangan, dan berlawanan secara dzat. Namun dari segi kebodohan, keduanya adalah sama! Sama-sama bodohnya. Semoga aku dan kau, duhai pencarinya, tak seperti keduanya. Amin.
[2] Di antara kerugian ilmiah adalah ketika kau telah lulus dari suatu sekolah atau kampus; yang manusia kemudian memandang ada cahaya gelar di jas almamatermu; namun sebenarnya itu hanyalah bungkus indah berisi angin. Jika dibuka dan dikorek, takkan terlihat berisi. Rugi bertahun-tahun belajar, keluar dan lulus tanpa influence menular. Sedangkan di belakang nama telah tersemat gelar...gelarnya 1, isinya 0. Gelarnya 2, isinya 0. Maka, ini adalah kerugian; yang semoga aku dan kau, duhai pencarinya, tak seperti ia. Aamiin.
[3] Di antara kerugian ilmiah adalah ketika kau berilmu banyak, namun tidak mempu menyampaikan dan mengantarkan manusia padanya. Lalu, apa gunamu untuk manusia dengannya? Bertahun kau belajar dan menghafal, menulis kau tak mampu, mengajar pun kau membisu. Lalu apa gunamu? Sedangkan umat menunggu kucuran ilmumu. Jika berlarut kau terpuruk dalam ketidakmampuanmu menyampaikan dan mengantarkan, kau akan ditinggalkan. Lalu, apa gunamu?
[4] Di antara kerugian ilmiah adalah kenyataan bahwa kau memang pandai, mahir, pintar, cerdas dan hebat. Namun, apa yang kau miliki dari ilmu dan kemampuan [skill], kau gunakannya untuk mengambil untung untuk dirimu atau kelompokmu. Kau mengoperasikan hidup berilmu bukan demi kebenaran. Bukankah ada perkataan, "Janganlah engkau berdebat dengan seorang Faqiih? Karena ia punya ribuan celah untuk berkelit demi mempertahankan argumennya?" yang benar-benar nyata adanya terjadi.
Bukankah debat-debat telah digelar dan menelurkan banyak ahli debat? Apakah semua pendebat mencari titik kebenaran? Tidak. Bahkan ada, dan tidak sedikit, demi ketinggian dirinya, atau demi martabat kelompoknya, segala jalan pembenaran ditempuh dengan teguhnya, dengan kokohnya, agar yang diyakini benar adalah benar-benar benar; meskipun ia tahu: bahwa ada yang tidak beres dengan keyakinannya sendiri.
==========================
Di antara kerugian tidak ilmiah adalah ketika kau merasa pasti terbebas dari hal-hal di atas; selagi mencari-cari siapa saja temanmu yang bersifat seperti yang terjabarkan di atas.
No comments:
Post a Comment