Saturday, December 22, 2012

CAT : [55] "HARI EMAK SEBELUM HARI NAKAL"


oleh Hasan Al-Jaizy


22 Desember. Hari emak. @n@k @n@k @lAy pun merayakan atau at least memperingati hari emak. Selebihnya kemana saja? 

Harusnya hari ini anak-anak nakal memperingati emaknya, setelah sudah setahun penuh tidak ingat emaknya. Malah lebih ingat emak pacarnya. Hari ini istimewa sekali; karena yang biasanya durhaka tiba-tiba kelihatan berkrama meski cuma sehari. Setelah itu dan esoknya tidak ada peringatan hari emak.

Kasihan emak. Cuma dapat jatah sehari. Sisanya tidak diperingati. Bagaimana dengan bapak? Anak? Paman? Bibi? Babu?

Tapi memang perlu difahami juga. Kita tidak bisa menyalahkan 100%. Seandainya tidak ada Hari Emak, beberapa orang ga akan pernah ingat emaknya.

Anda juga harus tahu bahwa emak atau ibu memiliki peran untuk kehidupan manusia, kota dan negara. Ibu lebih terkenal dibanding bapak. Lebih trendy.

Coba perhatikan, untuk negara dan provinsi dikenal ibukota. Memangnya ada istilah bapak kota!? Emak-emak merengkuh negara dan provinsi. Bahkan bapak bupati juga tak lepas dari keibuan. Bapak Bupati. Ga boleh Bapak Pati.

Atau bagi mahasiswa dan anak kos, yang cuma dikenal adalah ibu kos, memangnya situ kenal bapak kos?

Sampai dunia anak dan bahasa pun membuktikan bahwa emak-emak berandil besar. Buktinya, dikenal istilah 'bahasa ibu'. Memangnya ada istilah 'bahasa buapakmu'?

Kesejatian dan perjuangan pun menobatkan emak-emak sebagai pemeran yang selalu diingat. Jangan lupakan 'Ibu Kita Kartini Putri Sejati'. Memangnya ada sebutan 'Bapak Kita Kartono Putro Sejuto'!?

Bahkan surga sendiri dikatakan di bawah telapak kaki ibu, saking besarnya peran ibu.

Jelas saja...terang saja mengapa harus ada Hari Ibu, tidak ada Hari Babu...eh...Hari Bapak. Wong bapake cuma mau enaknya saja koq. Itu katanya, lho.

Tapi, tanggal 22 ini memang kesempatan emas untuk anak-anak nakal sebelum hari Nakal (25 Desember). Karena selain 22, mereka ga akan ingat emaknya.

Mereka bilang, hari ini hanyalah simbol saja. Bukan sekadar merayakan, memperingati dan memberi hadiah. Tapi meresapi, memaknai dan mengingat perjuangan emak...dengan melupakan perjuangan bapak dalam sehari. Seharusnya waria melakukan demo dan protes, karena ingin ada emansipasi perayaan dan peringatan hari. Tapi menurut saya sudah lewat. Karena 12-12-12 yang diprediksikan kiamat itu sudah lewat. Hari emak...bapak cuma bisa ngangkang karena merasa tidak diperingati. Bulek dan budek pun senang. Sementara Palek dan Padek ikut ngangkang. Hari Emak bukan masalah. Yang masalah adalah kenapa emak-emak senang diperingati hanya sehari.

No comments:

Post a Comment