oleh Hasan AL-Jaizy
Dulu, kau sandarkan kepalamu itu
di pundakku
lalu kau bernyanyi
menyanyikan beberapa lagu
hingga lengkap sudah
menjadi satu album
Lagu-lagu itu
tidak kuingat lirik segalanya
Namun, suaramu
bagaikan prasasti berbicara
yang menawarkan khidmat dan kenangan
masa silam
Suaramu itu...
selalu tergaung di ruang
memori hayat
Tapi dirimu sudah hilang dari
pundakku
Tiada pula kini
suara senandungmu
Tidak lagi kita
berduaan di kesunyian
penuh kesyahduan
Siti...
Aku tahu kita sudah tidak bersama lagi...
Aku tahu...
kita sudah tidak cocok lagi...
Bapakmu terlanjur galak
tidak terima aku
menginap di bui
Padahal aku bukanlah penjahat
Aku hanya tertuduh
Aku terpitnah
Siapa bilang orang Sunda
ga bisa ngomong F?
PATONAH!!!
Siti...
Siti...
Aku tahu sebenarnya masihmu menyayangi
namun biarlah
semua terlepas
Tetapi bapakmu...
jodohkanmu pada
pihak yang tak berwajib
Kenapa ia jodohkanmu secara paksa
dengan si buaya?
Apa karena ia lebih ganteng dariku 30 tahun lalu?
Apa karena ia anaknya teman bapakmu?
Apa karena...uang?
Duhai...'cuma karena rupiah', kata Rhoma, nama sebuah biskuit.
[Sebuah catatan curhat oleh Mas Satu Suro [19], saingan Mas Ter Boyo [24]]
No comments:
Post a Comment