oleh Hasan Al-Jaizy
Skandal, menurut beberapa manusia Indonesia, bermakna 'perbuatan yang memalukan' atau 'yang menurunkan martabat'. Perbuatan skandal biasanya bersifat 'penyimpangan' seksual atau 'penyelewengan' finansial.
Contoh skandal berkenaan dengan penyimpangan seksual adalah yang terjadi beberapa tahun lalu. Tokohnya adalah Ariel. Ia terjerat kasus 'perzinahan'. 'Korbannya' adalah Cut Tari [Irat Tuc] dan Luna Maya [Ayam Anul]. Skandal semacam ini adalah wacana panas kipasan media. Jika media menyembunyikan, maka Ariel tidak akan mendapat efek sel penjara. Lho, buktinya, kasus Habib h*mbreng tiba-tiba hilang begitu saja. Seakan tidak ada kelanjutannya.
Tetapi karena media mengangkat skandal Ariel dan ia pun sudah terlanjur terkenal dan banyak fans, maka jadilah! Tetapi, sampai sekarang, saya masih bertanya-tanya:
[1] "Bukankah peraturan negeri kita: 'Jika didapati dua pezina, sedangkan keduanya berzina dengan rela, ridha dan sama-sama mau, maka tidak dihukum.'? Dengar-dengar begitu. Jika ada salah satu pihak tidak rela atau dipaksa, maka hukum baru berjalan.
[2] Kedua pihak [atau ketiganya] adalah pezina; yang -entah pastinya- sama-sama saling rela berzina. Lalu, kenapa cuma Ariel saja yang dipenjara? Kok Cut Tari nggak? Kenapa Luna Maya malah biasa-biasa aja? Kenapa tidak ada proses?
Kemudian Ariel pun bebas. Dia kembali berkarya. Masyarakat Indonesia pun menyambut bebasnya pezina dengan suka cita. Di sini, saya malah lebih empet dengan pihak media dan mayoritas masyarakatnya. Bahlul dipelihara! Kambing donk yang dipelihara biar beranak! Pihak media mengompori masyarakat untuk menyambutnya agar bisa bangkit di dunia hiburan. Sementara masyarakat dengan jiwa satria keledai, membentangkan tangan menerima kehadiran Ariel kembali dengan suka cita. Seolah Ariel ini pahlawan negeri.
Skandal Jepit
Jika orang terkenal tetapi curang terkena skandal, maka ia merasa terjepit dan mencari jurus lain. Seperti Habib Curhat misalnya.
Setelah terbit pemberitaan skandal video curhat bersama mayyit, secara terjepit melaporkan penyebar video pada polisi. Good job!
Kemudian, mengais rezki dengan minta tebusan. Good job!
Lalu, media pun kadang menyelewengkan pemberitaan. Good job!
Baik individunya, atau medianya, semua terlibat dalam pembentukan skandal dan penghakiman massa.
Skandal Terorisme pun bisa jadi rancangan orang bayangan atau undang-undang media. A Bad News is a good news. A good news should be a hot news! Hot news is usually a scandal!
Sekarang, silahkan main jepit orang terkenal dengan berita skandal. Baik itu benar atau tidak benar. Namun jika orang itu tidak terlibat skandal atau 'dijebak' namun diberitakan sebagai tokoh skandal, maka tunggulah kelak semoga tanah kubur menjepit para tukang pitnah!
Skandal, menurut beberapa manusia Indonesia, bermakna 'perbuatan yang memalukan' atau 'yang menurunkan martabat'. Perbuatan skandal biasanya bersifat 'penyimpangan' seksual atau 'penyelewengan' finansial.
Contoh skandal berkenaan dengan penyimpangan seksual adalah yang terjadi beberapa tahun lalu. Tokohnya adalah Ariel. Ia terjerat kasus 'perzinahan'. 'Korbannya' adalah Cut Tari [Irat Tuc] dan Luna Maya [Ayam Anul]. Skandal semacam ini adalah wacana panas kipasan media. Jika media menyembunyikan, maka Ariel tidak akan mendapat efek sel penjara. Lho, buktinya, kasus Habib h*mbreng tiba-tiba hilang begitu saja. Seakan tidak ada kelanjutannya.
Tetapi karena media mengangkat skandal Ariel dan ia pun sudah terlanjur terkenal dan banyak fans, maka jadilah! Tetapi, sampai sekarang, saya masih bertanya-tanya:
[1] "Bukankah peraturan negeri kita: 'Jika didapati dua pezina, sedangkan keduanya berzina dengan rela, ridha dan sama-sama mau, maka tidak dihukum.'? Dengar-dengar begitu. Jika ada salah satu pihak tidak rela atau dipaksa, maka hukum baru berjalan.
[2] Kedua pihak [atau ketiganya] adalah pezina; yang -entah pastinya- sama-sama saling rela berzina. Lalu, kenapa cuma Ariel saja yang dipenjara? Kok Cut Tari nggak? Kenapa Luna Maya malah biasa-biasa aja? Kenapa tidak ada proses?
Kemudian Ariel pun bebas. Dia kembali berkarya. Masyarakat Indonesia pun menyambut bebasnya pezina dengan suka cita. Di sini, saya malah lebih empet dengan pihak media dan mayoritas masyarakatnya. Bahlul dipelihara! Kambing donk yang dipelihara biar beranak! Pihak media mengompori masyarakat untuk menyambutnya agar bisa bangkit di dunia hiburan. Sementara masyarakat dengan jiwa satria keledai, membentangkan tangan menerima kehadiran Ariel kembali dengan suka cita. Seolah Ariel ini pahlawan negeri.
Skandal Jepit
Jika orang terkenal tetapi curang terkena skandal, maka ia merasa terjepit dan mencari jurus lain. Seperti Habib Curhat misalnya.
Setelah terbit pemberitaan skandal video curhat bersama mayyit, secara terjepit melaporkan penyebar video pada polisi. Good job!
Kemudian, mengais rezki dengan minta tebusan. Good job!
Lalu, media pun kadang menyelewengkan pemberitaan. Good job!
Baik individunya, atau medianya, semua terlibat dalam pembentukan skandal dan penghakiman massa.
Skandal Terorisme pun bisa jadi rancangan orang bayangan atau undang-undang media. A Bad News is a good news. A good news should be a hot news! Hot news is usually a scandal!
Sekarang, silahkan main jepit orang terkenal dengan berita skandal. Baik itu benar atau tidak benar. Namun jika orang itu tidak terlibat skandal atau 'dijebak' namun diberitakan sebagai tokoh skandal, maka tunggulah kelak semoga tanah kubur menjepit para tukang pitnah!
No comments:
Post a Comment