Saturday, December 22, 2012

CAT : [56] "BUNDA MERIANG"


oleh Hasan Al-Jaizy


Bunda tak bisa dipertuhankan
karena bunda bisa meriang
meriang senang ketika suaminya baru terima gaji
meriang pening ketika memang nasibnya sakit

Bundaku bundamu...Tuhan tak beranak
tak pula diperanakkan

Ketika bunda meriang...seberapa baktimu?
Atau menunggu ia meriang tanggal 22 Desember?
Bunda belum tentu meriang senang
ketika kau hanya berbakti sehari itu
Sementara di lain hari bunda dibiarkan meriang pening

Bunda tak bisa dipertuhankan
karena bunda bisa meriang
Pria pun tak bisa dipertuhankan
meskipun ia dilahirkan tak berbapak

Tanyaku padamu, Kristian:
"Jika kamu menuhankan Isa, kenapa kamu tidak pula menuhankan Adam?"

Kristian balik bertanya:
"Karena Isa adalah penebus dosa umat."

Tuduhku padamu, Kristian:
"Kamu itu lucu. Tuhan main tebusan!?"

Kristian balik berkata:
"Jangan mulai maki tuhanku."

Apologiku padamu, Kristian:
"Maaf. Baiklah. Kenapa kamu tidak menuhankan Adam?"

Kristian balik bertanya:
"Untuk apa pula ku pertuhankan Adam, manusia pertama?"

Sodorku untukmu, Kristian:
"Pertama: Adam manusia pertama, kenapa ia lebih dahulu ada sebelum Isa? Adam lebih berhak kau pertuhankan, bukan?

Kedua: Adam ada tanpa ibu dan bapak. Sementara Isa lahir tanpa bapak namun ia beribu. Adam lebih berhak kau pertuhankan, bukan?"

Kristian berpaling:
"Kau tak tahu agamaku! Jangan bicara tentang agamaku!"

Aku berpaling:
"Kau pun sebenarnya tak tahu agamamu sendiri, maka karena itulah kau tidak bisa berbicara tentangnya."

Kalau begitu, urus agama masing-masing? Baiklah. Masjid banyak pengurusnya. Bagaimana dengan keheningan gereja?

[Semoga singgungan ini tak membuat emosi]

No comments:

Post a Comment