Sunday, December 23, 2012

CAT : [59] "MENURUT SAYA"


oleh Hasan Al-Jaizy


Tidak semua kalimat 'menurut saya' dalam mengutarakan suatu perkara dalam agama adalah tercela. Namun, kebanyakan orang jelek lebih suka mengatakan 'menurut saya' dibanding 'menurut Al-Qur'an' atau 'menurut ulama' dalam membincangkan masalah agama.

Menurut saya, Anda tidak layak antipati dengan kalimat 'menurut saya'; seolah-olah kalimat tersebut pasti menjadikan pemiliknya tercela. Karena -menurut saya-, kalimat 'menurut saya' itu muhtamal, multitafsir dan bisa dimaknai lain. Seperti adanya kata yang terhapus.

Contohnya -menurut saya- begini:

"Menurut [pandangan] saya..."

"Menurut [penelitian] saya..."

dan pandangan atau penelitian telanjang tanpa dalil dan istinbath didasari ilmu yang sah tidaklah sah. Dan itu yang tercela dalam agama. Menurut saya, orang-orang liberal, sekuler, pluralis, feminis, dan semacamnya suka seperti ini. Ilmu mereka adalah muntahan air seni dari Barat. Air seni. Namanya bagus, tapi hinanya banget-banget.

Jadi, menurut saya, agama tidak bisa diperbincangkan dengan landasan 'menurut saya'. Kalau itu disahkan, hancurlah agama ini. Penyebab hancurnya Yahudi apa? Karena 'menurut saya', yaitu Ta'wil Bathil. Penyebab ganjilnya Kristen apa? Karena 'menurut saya', yaitu Ta'wil Bathil.

Bahkan penyebab Iblis menjadi sombong dan kufur adalah 'menurut saya', yaitu ta'wil bathil. Inilah yang dijabarkan Syaikh Ibnul Qayyim dalam Ash-Shawaa'iq Al-Mursalah. Lihat bagaimana dahulu tersebar di kalangan Asyaa'irah kalimat: "Salaf itu lebih islam/selamat; kalau khalaf itu lebih bijak dan lebih tahu". Dengan kaedah rusak ini, mereka pun tak segan-segan mengatakan 'menurut saya' dalam menta'wil banyak perkara agama, terutama dalam ranah sifat Allah.

Menurut saya, kalau kesayaan dan keakuan dituruti, lama-lama kita akan sombong sendiri. Itu sangat berbahaya tentu saja. Menurut saya, tulisan ini harus segera diakhiri. Bagaimana menurut Anda?

No comments:

Post a Comment