Tuesday, December 25, 2012

CAT: [68] "METODE MEMBACA BUKU"


oleh Hasan Al-Jaizy


Sebagian orang -atau bahkan mayoritas manusia- kesulitan dalam mengkhatamkan sebuah kitab. Entah itu kitab berukuran sedang atau berjilid-jilid. Sebenarnya, itu juga problematika saya. Tapi, setidaknya, di sini saya hendak menyampaikan sesuatu yang insya Allah kalau dijalani dengan baik, akan menuntaskan harapan lama. 

Sebelumnya, tidak perlu Anda ketahui bahwa karakter saya dalam membaca adalah merunut dari awal. Musti rapih dan tertib. Saya tidak suka loncat-loncat. Tapi, Anda tidak perlu tahu itu. Makanya, saya tidak pernah memberitahu itu pada orang lain.

Nah, karakter seperti ini -runut, tertib dari awal-, meskipun zahirnya terkesan positif dan baik, tetapi berpotensi terjegal kendala. Apa kendalanya? Putus di tengah jalan, entah karena bosan, atau tertarik dengan buku lain, atau lainnya. Putus di tengah buku adalah problematika banyak manusia.

Sementara, ada manusia yang karakter membacanya 'loncat-loncat'. Skip sana, skip sini, ambil intinya saja. Tidak akan betah membaca runut dari paragraf awal hingga berhalaman. Secara zahir, model semacam ini terasa tak bagus. Tetapi, ternyata memiliki hasil positif juga. Selain hemat waktu, bisa mendapat faedah terpenting dari bacaan. Meskipun sebenarnya pasti banyak faedah yang terlampaui.

Metode membaca -secara garis besar- ada dua:

[1] Metode Ta'ammuq [pendalaman], membaca dengan cermat. Tiap-tiap kalimat diperhatikan dan berusaha dicerna baik-baik. Ini membutuhkan waktu lama.

[2] Metode Skip-skip [pengintian], baik itu membaca cepat, maupun membaca inti paragraf atau bab saja. Ini membutuhkan waktu relatif tak lama.

Yang mana yang lebih baik? Secara umum, metode pertama lebih baik. Sebab:

a. Dalam membaca, kita tentu berlatih pula untuk mendalami kata perkata dan kalimat per kalimat sehingga membentuk gambaran dalam benak akan suatu makna abstrak. Dalam metode Ta'ammuq, hal inilah yang terjadi. Dan rata-rata 'kutu-buku' menggunakan metode ini. Rata-rata penulis, terutama penulis kitab syar'i, menggunakan metode ini.

b. Banyaknya faedah yang terpetik, meski tidak semuanya sama berkepentingan. Tiap kalimat, jika Anda mendalami, sebenarnya akan memberikan ide baru, atau minimal makna pelengkap dari sebuah gambaran dalam benak.

c. Melatih untuk disiplin dan menjauhi adat ketergesaan atau ingin cepat sampai. Karena ketidaksabaran jika sudah menjadi tabiat, pasti akan menghalangi seorang pembaca dalam berkonsentrasi.

Kekurangan metode pertama adalah

a. Menghabiskan banyak waktu. Dan ini juga belum tentu dianggap kekurangan bagi sebagian orang; karena mereka akan beralasan, "Lebih baik saya habiskan waktu baca buku dibanding menonton TV". Dan ini adalah alasan saya juga.

b. Meletihkan fikiran, jika tanpa senggangan. Bahkan bisa membuat pusing; kecuali jika pembaca benar-benar suka yang dibaca.

Adapun metode kedua, juga memiliki suatu kelebihan yang tidak dimiliki metode pertama, di antaranya:

a. Menyingkat masa. Ini sangat bermanfaat bagi pengejar target atau yang dipenuhi kesibukan harian. Karena tidak mungkin semua orang dipaksa mengamati tiap kalimat dalam buku.

b. Mengambil saripati dalam masa singkat. Hampir mirip dengan point 'a' namun kali ini lebih ditekankan pada inti dan faedah utama dalam sebuah kitab.

Kekurangan metode kedua:

a. Banyak faedah tambahan yang terabaikan dan terlewati. Atau mungkin saja hal-hal terpenting terjahilkan. Ini seringkali terjadi pada yang senang main 'skipping' dalam membaca buku. Jikalau ia menerapkan 'fast reading with no skipping', tentu hal ini bisa dihindari.

b. Jika dibiasakan, akan menyulitkan pendalaman suatu telaahan. Dan ini adalah sesuatu yang mengerikan, terutama bagi seorang pelajar. Karena metode ini jika selalu diterapkan tanpa limit yang wajar, atau menjadi tabiat, akan mewariskan ketidakmampuan mendalami teks. Terlebih teks yang rumit ia punya bahasa.

Jika Anda ingin menjadi seorang pembaca, kenali dulu karakter membaca Anda secara garis besar. Apakah Anda adalah seorang pembaca yang teliti atau pembaca cepat? Atau jangan-jangan Anda cuma bisa membaca status? Masalah? Masalah!

Mengetahui karakter membaca Anda dengan cara praktek membaca berbagai gaya. Cari gaya yang menurut Anda paling nyaman dan paling 'gue-banget-gitu-loch'. Misalnya, membaca di atas genteng, membaca di bawah naungan pohon, membaca sambil rebahan, membaca sambil tetes mata, hingga membaca sambil menyebrang perempatan lampu merah Mampang.

Kalau sudah tahu seperti apa gaya Anda, maka cobalah berulang-ulang. Jika Anda merasa 'gue banget' ketika membaca saat menyebrang daerah Mampang itu, dan selamat, maka lakukan sekali lagi. Jika masih merasa nyaman, lakukan lagi. Terus dilakukan hingga orang-orang membaca nama Anda di batu nisan. Selamat membaca! Semangat membaca!

http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/478528772188513

No comments:

Post a Comment