oleh Hasan Al-Jaizy
Ternyata Orang Asing Itu Mencintaimu
Ia tidak mengenalmu
Kamu tidak mengenalinya
Ia pun merasa kamu tidak wajib mengenalinya
Tetapi ia mencintaimu sungguh-sungguh; bahkan melebihi cinta teman-teman dekatmu padamu.
Ia mencintaimu karena ia menasihatimu...dalam kerimbaan dan ketidak-saling-kenalan.
Ingat, ia bukan siapa-siapamu
Ia hanyalah manusia di ujung sana...jauh dari rumahmu
Ia hanya menulis beberapa kalimat, yang ia nukil dari buku yang ia beli, dengan batin menggumam, 'Semoga ada di antara saudara-saudaraku yang membacanya; lalu ia mendapat faedah sebagaimana aku bahagia mendapatkannya'.
Atau ia hanya rajin mengutip ayat-ayat...atau hadits-hadits...atau kalam ulama...yang kemudian ada beberapa jarum menghujam menujunya, di tiap jarum itu ada pesan, 'Kamu hanya mampu copas!'
...yang membuat sakit hatinya
...yang bisa saja membuatnya berhenti berharap saudara-saudaranya dimanapun bisa mengambil manfaat dari usahanya
Yang ia sendiri akui ia bukanlah orang pintar...ia tahu ia bukan penceramah...ia tahu ia bukan penulis handal...namun ia hanya ingin semoga ia menjadi orang yang bermanfaat bagi manusia...ia hanya berusaha...ia hanya berikhtiar...ia hanya menterjemahkan kasih sayangnya kepadamu, tanpa perlu kau mengenalinya...dan ia pun tak bermaksud mengenalimu...
Ia bukan siapa-siapamu...namun bisa jadi ia menjadi wasilah hidayahmu...pengetahuanmu...pe nambah imanmu
Bayangkan teman-temanmu, mereka belum tentu mau memberi hikmah kecuali kau meminta
Namun ia rela menuliskan hikmah untukmu, tanpa pernah sebait pun kau pinta
Betapa sebenarnya ia menyayangimu
namun mengapa kau membencinya?
Karena sungguh ada manusia yang mengerti dirinya tak bisa melakukan apapun dari kebaikan untuk umat ini kecuali ia meniup pluit di tengah jalan dan mengatur arus, dengan kecacatan yang ia miliki...hanya itu yang bisa ia lakukan untuk manusia...dengan harapan diimbali....kau pun iba melihatnya...
Kenapa kau tak syukuri para penasehatmu yang asing itu?
=========================
Kau mungkin takkan tahu
dan tak pernah menyangka
satu kutipan ayat terjemahan yang kau tulis di dinding dekat rumahmu
dilalaikan beratus pengguna jalan
namun ada satu pengguna jalan
yang membacanya
lalu mengingatnya
merenunginya
meresapinya
hingga ternyata Allah beri melaluinya hidayah
akhirnya ia bertaubat
dan kembali pada-Nya
yang ternyata engkau
menjadi perantara hidayah
tanpa engkau ketahui
ia mendoakanmu
ia memintakan ampunan-Nya untukmu
meskipun kau dan dia tak saling kenal
tak pernah bertemu di dunia ini
Betapa teramat cintanya seseorang
yang doakan kebaikan
atau memberi kebaikan
pada saudaranya
sedangkan ia sendiri
tak mengenalinya
dan takkan bertemu dengannya
Apakah benar kau saudara?
Apakah benar kau mencintainya?
Ia tidak mengenalmu
Kamu tidak mengenalinya
Ia pun merasa kamu tidak wajib mengenalinya
Tetapi ia mencintaimu sungguh-sungguh; bahkan melebihi cinta teman-teman dekatmu padamu.
Ia mencintaimu karena ia menasihatimu...dalam kerimbaan dan ketidak-saling-kenalan.
Ingat, ia bukan siapa-siapamu
Ia hanyalah manusia di ujung sana...jauh dari rumahmu
Ia hanya menulis beberapa kalimat, yang ia nukil dari buku yang ia beli, dengan batin menggumam, 'Semoga ada di antara saudara-saudaraku yang membacanya; lalu ia mendapat faedah sebagaimana aku bahagia mendapatkannya'.
Atau ia hanya rajin mengutip ayat-ayat...atau hadits-hadits...atau kalam ulama...yang kemudian ada beberapa jarum menghujam menujunya, di tiap jarum itu ada pesan, 'Kamu hanya mampu copas!'
...yang membuat sakit hatinya
...yang bisa saja membuatnya berhenti berharap saudara-saudaranya dimanapun bisa mengambil manfaat dari usahanya
Yang ia sendiri akui ia bukanlah orang pintar...ia tahu ia bukan penceramah...ia tahu ia bukan penulis handal...namun ia hanya ingin semoga ia menjadi orang yang bermanfaat bagi manusia...ia hanya berusaha...ia hanya berikhtiar...ia hanya menterjemahkan kasih sayangnya kepadamu, tanpa perlu kau mengenalinya...dan ia pun tak bermaksud mengenalimu...
Ia bukan siapa-siapamu...namun bisa jadi ia menjadi wasilah hidayahmu...pengetahuanmu...pe
Bayangkan teman-temanmu, mereka belum tentu mau memberi hikmah kecuali kau meminta
Namun ia rela menuliskan hikmah untukmu, tanpa pernah sebait pun kau pinta
Betapa sebenarnya ia menyayangimu
namun mengapa kau membencinya?
Karena sungguh ada manusia yang mengerti dirinya tak bisa melakukan apapun dari kebaikan untuk umat ini kecuali ia meniup pluit di tengah jalan dan mengatur arus, dengan kecacatan yang ia miliki...hanya itu yang bisa ia lakukan untuk manusia...dengan harapan diimbali....kau pun iba melihatnya...
Kenapa kau tak syukuri para penasehatmu yang asing itu?
=========================
Kau mungkin takkan tahu
dan tak pernah menyangka
satu kutipan ayat terjemahan yang kau tulis di dinding dekat rumahmu
dilalaikan beratus pengguna jalan
namun ada satu pengguna jalan
yang membacanya
lalu mengingatnya
merenunginya
meresapinya
hingga ternyata Allah beri melaluinya hidayah
akhirnya ia bertaubat
dan kembali pada-Nya
yang ternyata engkau
menjadi perantara hidayah
tanpa engkau ketahui
ia mendoakanmu
ia memintakan ampunan-Nya untukmu
meskipun kau dan dia tak saling kenal
tak pernah bertemu di dunia ini
Betapa teramat cintanya seseorang
yang doakan kebaikan
atau memberi kebaikan
pada saudaranya
sedangkan ia sendiri
tak mengenalinya
dan takkan bertemu dengannya
Apakah benar kau saudara?
Apakah benar kau mencintainya?
No comments:
Post a Comment