oleh Hasan Al-Jaizy
Dikejar emak-emak? Siapa takut?!
Sebenarnya emak-emak tidak menakutkan; seserem-seremnya emak-emak, lebih seram emak sendiri kalau sudah mengamuk. Tapi emaknya orang lain, tidak menakutkan sama sekali. Yang menakutkan itu justru Rambo-nya emak-emak. Kenapa begitu? Karena kalau Rambo sudah merasa ada yang tidak beres dan mencurigakan lalu keluar rumah, urusan bukan perasaan lagi, tapi udah main otot.
Dikejar emak-emak adalah sesuatu; baik itu emak-emak beranak perempuan ataupun emak-emak berudu [boso Jowo] perempuan. Selagi gadis-gadis malu-malu tikus werok untuk pedekate, kalau emak-emak tidak peduli. Yang penting jaga jarak. Dan jangan sampai Rambo curiga. Biasanya emak-emak suka ngasih cendol, tapi kalau Rambo sudah curiga, ia tak segan lempar bata.
Yang mengerikan kalau dikejar emak-emak berjudul Si Butet Lagi Cari Mantu. Di pundaknya ada hewan, namanya Kliwon. Wah, ini ngeri sekali. Kalau dia sedang cari bujang untuk menikahkan anak gadisnya padanya, bisa tanya begini awal-awal:
"Hey, Ucok...kau masih sendiri sampai sekarang?"
"Nama saya bukan Ucok, Bu...Nama saya Hasan."
"Bah! Sempat-sempat pula kau sindir sebutan adat leluhurku. Kau menikah sama anakku, mau?"
"Waduh, saya belum siap, Bu."
"Bah! Kau ini. Lagak kau macam mau ujian pula. Hayo, nikah sama anakku!"
"Ampun, Bu. Saya kurang tertarik dengan anak ibu."
"Kalau begitu, sama saya saja!"
GUBRAK!
Emak-emak adalah jenis makhluk hidup yang wawasannya luas. Beragam info, dari yang tidak penting hingga yang tidak mungkin dianggap penting, mereka ketahui. Bahkan, hal-hal yang menurut pria tidak mungkin diketahui oleh manusia, bisa dilacak oleh manusia. Lebih seram lagi, kadang suami ketahuan bohong oleh istrinya, padahal sudah menyembunyikan realita sebenar di hati.
Lihat emak-emak di pasar tradisional. Di sana berkumpul jama'ah ummahat yang berburu belanjaan plus info. Ada yang kerjaannya tiap hari cuma datang ke pasar saja, tidak beli barang dan cuma cari kabar. Ini pernah saya temukan. Seorang emak-emak [bukan emak saya] mondar-mandir. Ternyata ia mengaku sendiri bahwa ia ke pasar cuma mengejar info dan iseng-iseng saja. Karena dari dahulu, adat bagi dirinya adalah tiap pagi jalan-jalan di pasar.
Tanpa mengejar pun, emak-emak sudah punya sinyal pribadi untuk mendapatkan banyak info. Cukup bermodal ngesot ke rumah tetangga sebelah, seorang emak-emak bisa mengetahui apa yang terjadi dari Sumbang sampai Karaoke. Ini berkat ijtima' dan rapat emak-emak. Coba perhatikan itu bagaimana mereka mengadakan rapat. Tuan rumah sedang mengupas kentang, emak lainnya sedang duduk sambil memegang plastik belanjaannya, emak lainnya sedang gendong anak. Ini gejala alam! Dengan bermodal posisi, pose dan postur tubuh seperti itu, mereka mendapat banyak pengetahuan, dari IPA [Pengetahuan Alam], IPS [Pengetahuan Sosial], sampai IPB [Pengetahuan Bujang].
Karena itu, emak-emak tahu semua bujangan dan perawan yang hidup di daerahnya. Siapa bujang/perawan yang bagus, siapa yang jelek. Ini menguntungkan di satu sisi, dan gawat di sisi lain. Terutama jika ia adalah emak-emak yang merangkap jabatan sebagai 'janda'; entah karena Rambo-nya pergi ke hati lain, atau pergi ke dunia lain. Dikejar emak-emak janda sangat mengkhawatirkan; karena intention mereka bukan sekadar 'ingin kenal', atau 'kagum', atau 'ingin belajar' dan sebagainya. Mereka punya rencana lain. Dan bisa jadi mereka akan melakukan cara-cara horror demi mencapai tujuannya.
Tapi, se-horror-horror-nya emak-emak, jika Anda -sebagai lelaki- tegas dan kuat, kunciran yang tadinya terlihat seram mirip kunciran pocong, berubah menjadi kunciran rambut biasa.
Emak-emak itu lebih suka mengejar perjaka dibanding perawan; karena beberapa hal [boleh dipilih]:
[1] Bermaksud kenal manusiawi
[2] Kagum saja
[3] Praktek strategi pendekatan agar bisa memperkenalkan anaknya
[4] Praktek strategi pendekatan agar bisa memperkenalkan diri sendiri
[5] Mem-butet dari Goa Mantu
[6] Membangun relasi kerja, bisnis dan lainnya
Emak-emak itu unik. Kalau dikejar emak-emak, harus punya proteksi diri berlebih; karena emak-emak is a zeriouz bizniz. Mezkipun ztatuz ini zemoga tidak ditanggapi dengan zeriouz.
Dikejar emak-emak? Siapa takut?!
Sebenarnya emak-emak tidak menakutkan; seserem-seremnya emak-emak, lebih seram emak sendiri kalau sudah mengamuk. Tapi emaknya orang lain, tidak menakutkan sama sekali. Yang menakutkan itu justru Rambo-nya emak-emak. Kenapa begitu? Karena kalau Rambo sudah merasa ada yang tidak beres dan mencurigakan lalu keluar rumah, urusan bukan perasaan lagi, tapi udah main otot.
Dikejar emak-emak adalah sesuatu; baik itu emak-emak beranak perempuan ataupun emak-emak berudu [boso Jowo] perempuan. Selagi gadis-gadis malu-malu tikus werok untuk pedekate, kalau emak-emak tidak peduli. Yang penting jaga jarak. Dan jangan sampai Rambo curiga. Biasanya emak-emak suka ngasih cendol, tapi kalau Rambo sudah curiga, ia tak segan lempar bata.
Yang mengerikan kalau dikejar emak-emak berjudul Si Butet Lagi Cari Mantu. Di pundaknya ada hewan, namanya Kliwon. Wah, ini ngeri sekali. Kalau dia sedang cari bujang untuk menikahkan anak gadisnya padanya, bisa tanya begini awal-awal:
"Hey, Ucok...kau masih sendiri sampai sekarang?"
"Nama saya bukan Ucok, Bu...Nama saya Hasan."
"Bah! Sempat-sempat pula kau sindir sebutan adat leluhurku. Kau menikah sama anakku, mau?"
"Waduh, saya belum siap, Bu."
"Bah! Kau ini. Lagak kau macam mau ujian pula. Hayo, nikah sama anakku!"
"Ampun, Bu. Saya kurang tertarik dengan anak ibu."
"Kalau begitu, sama saya saja!"
GUBRAK!
Emak-emak adalah jenis makhluk hidup yang wawasannya luas. Beragam info, dari yang tidak penting hingga yang tidak mungkin dianggap penting, mereka ketahui. Bahkan, hal-hal yang menurut pria tidak mungkin diketahui oleh manusia, bisa dilacak oleh manusia. Lebih seram lagi, kadang suami ketahuan bohong oleh istrinya, padahal sudah menyembunyikan realita sebenar di hati.
Lihat emak-emak di pasar tradisional. Di sana berkumpul jama'ah ummahat yang berburu belanjaan plus info. Ada yang kerjaannya tiap hari cuma datang ke pasar saja, tidak beli barang dan cuma cari kabar. Ini pernah saya temukan. Seorang emak-emak [bukan emak saya] mondar-mandir. Ternyata ia mengaku sendiri bahwa ia ke pasar cuma mengejar info dan iseng-iseng saja. Karena dari dahulu, adat bagi dirinya adalah tiap pagi jalan-jalan di pasar.
Tanpa mengejar pun, emak-emak sudah punya sinyal pribadi untuk mendapatkan banyak info. Cukup bermodal ngesot ke rumah tetangga sebelah, seorang emak-emak bisa mengetahui apa yang terjadi dari Sumbang sampai Karaoke. Ini berkat ijtima' dan rapat emak-emak. Coba perhatikan itu bagaimana mereka mengadakan rapat. Tuan rumah sedang mengupas kentang, emak lainnya sedang duduk sambil memegang plastik belanjaannya, emak lainnya sedang gendong anak. Ini gejala alam! Dengan bermodal posisi, pose dan postur tubuh seperti itu, mereka mendapat banyak pengetahuan, dari IPA [Pengetahuan Alam], IPS [Pengetahuan Sosial], sampai IPB [Pengetahuan Bujang].
Karena itu, emak-emak tahu semua bujangan dan perawan yang hidup di daerahnya. Siapa bujang/perawan yang bagus, siapa yang jelek. Ini menguntungkan di satu sisi, dan gawat di sisi lain. Terutama jika ia adalah emak-emak yang merangkap jabatan sebagai 'janda'; entah karena Rambo-nya pergi ke hati lain, atau pergi ke dunia lain. Dikejar emak-emak janda sangat mengkhawatirkan; karena intention mereka bukan sekadar 'ingin kenal', atau 'kagum', atau 'ingin belajar' dan sebagainya. Mereka punya rencana lain. Dan bisa jadi mereka akan melakukan cara-cara horror demi mencapai tujuannya.
Tapi, se-horror-horror-nya emak-emak, jika Anda -sebagai lelaki- tegas dan kuat, kunciran yang tadinya terlihat seram mirip kunciran pocong, berubah menjadi kunciran rambut biasa.
Emak-emak itu lebih suka mengejar perjaka dibanding perawan; karena beberapa hal [boleh dipilih]:
[1] Bermaksud kenal manusiawi
[2] Kagum saja
[3] Praktek strategi pendekatan agar bisa memperkenalkan anaknya
[4] Praktek strategi pendekatan agar bisa memperkenalkan diri sendiri
[5] Mem-butet dari Goa Mantu
[6] Membangun relasi kerja, bisnis dan lainnya
Emak-emak itu unik. Kalau dikejar emak-emak, harus punya proteksi diri berlebih; karena emak-emak is a zeriouz bizniz. Mezkipun ztatuz ini zemoga tidak ditanggapi dengan zeriouz.
No comments:
Post a Comment