Wednesday, December 5, 2012

CAT : [7] "MENYEMBUNYIKAN ITU MEMALUKAN...MALUAN YANG DISEMBUNYIKAN"

oleh Hasan Al-Jaizy

Ada seseorang menulis di situs ini sebuah ungkapan rasa syukur diperkenalkan oleh-Nya teman-teman dunia maya yang rajin update status 'ilmu' atau 'nasihat' atau 'motivasi' dan lain-lain. Sebelum berlanjut tulisan ini, mohonnya agar tiada seorang pun yang gede rasa karena makna tulisan statusnya diumbar di mari.

Status:

"Gue mau apdet cetatus, tapi rupanya hanya bica baca cetatus-cetatus ceman-ceman. Bagus-bagus. Jadi, caya cuma bica ucapkan raca cukur caja bica berceman dengan ceman-ceman yang coleh."

Lalu ada yang berkomentar:

"Ho'oh ki, dab. Beruntung bianget punya konco-konco berilmu. Status2 mereka manfaat bianget. Gara-gara beruntung dan manfaat bianget, jadi kadang kita malu kalau mau bagi status ilmu agama. Soale, rasane konco lainnya keto' berilmu bianget. Pada berilmu bianget. Aku jadi minder bianget. Gila lu, Ndro!"

Begini:

Ketika di sekitarmu ada orang-orang berilmu, bolehlah simak perbincangan mereka. Manut mendengar sembari berfikir dan mencerna.

Tetapi ketika di sekitarmu ada orang-orang yang 'kelihatan' berilmu, namun belum tentu, maka jangan minder begitu saja. Tetap dengarkan, berfikir dan cerna.

Perasaan minder karena merasa dikelilingi orang-orang berilmu atau terkesan berilmu itu

wajar. Manusiawi. Bahkan jika Anda duduk diam dan dikelilingi orang-orang yang sedang baca buku, maka Anda akan minder sendiri. Atau yang mau lebih aneh lagi, Anda duduk di sekeliling orang berpakaian taqwa [putih-putih] dan pada berjenggot, sementara Anda hanya punya modal bulu ketiak, saya memaklumi keminderan itu.

Facebook, seperti kata mereka: "Bisa menjauhkan yang dekat, dan bisa mendekatkan yang jauh."

Maka, bolehlah kita bikin kalimat serupa bahwa Facebook: "Bisa memintarkan yang bodoh, dan bisa membodohkan yang pintar."

Atau, kalau boleh sedikit menyindir, kita katakan:

"Facebook bisa menjadikan orang pintar tampak bodoh, dan orang bodoh tampak pintar."

Bisa saja toh di Facebook kita koar 'berdemo' ala dunia maya, tabrak sini senggol sana, tabrak lari, senggol ambrol semaunya kita!? Dan itu sulit dilakukan di kampung halaman sendiri.

Baiknya melihat orang dari zahirnya. Jika tulisan [status-komentar] seseorang bagus dan bermanfaat, maka hakimi ia sebagaimana zahirnya. Tapi, jangan menciutkan diri sendiri karena penzahiran maya orang lain. Jika Anda merasa bodoh namun ingin terlihat pintar tanpa diketahui orang lain sejatinya Anda bodoh, gunakan Internet.

Bagus jika kita merasa tidak pintar. Lebih bagus lagi, karena merasa tidak pintar, maka kita belajar. Mau yang lebih bagus lagi? Meskipun merasa tidak pintar dan masih belajar, tetap memberi pelajaran buat orang lain.

Tulisan status Anda, meskipun cuma satu paragraf namun mengena, itu bisa jadi terngiang di hati dan fikiran seorang dari ratusan/ribuan teman maya. Tidak perlu Anda setelah membuat tulisan lalu mengecek siapa-siapa yang 'kena', tetapi serahkan itu pada Yang Maha Kuasa.

Yang Anda lihat sangat berilmu, atau paling hebat nulis, atau paling cepat komentar, atau paling banyak tulisannya, atau paling-paling cuma nukil, itu belum tentu lebih berilmu dari Anda. Bisa jadi Anda lebih 'punya' dan lebih 'megang' dari mereka. Tetapi, kalau sudah minder duluan...ya...sudahlah....kita tutup saja tulisan ini.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/470406559667401

No comments:

Post a Comment