Tuesday, December 4, 2012

CAT : [2] "AROMA BUKU = MOTIVASI MEMBACA"

oleh Hasan Al-Jaizy

Nah, karena ketika kecil itu membaca berita dengan lagak presenter berita di TV, maka jadilah ia menjadi salah satu motivator terkuat untuk terus membaca dan bisa melagukan bacaan.

Aroma yang sangat mengingatkan saya pada masa kecil adalah aroma beberapa koran [berarti: tidak semua koran], aroma kitab kuning yang sudah lama tersimpan.

Sekarang, bukan zamannya beli koran. Karena tiap kita sudah punya HP, yang dengannya bisa tersambung ke dunia maya dan melihat-lihat hal-hal juga membaca banyak-banyak.

Aroma beberapa kitab kuning sangat membangkitkan syahwat dan nafsu membaca. Terlebih jika kitabnya sudah lama disimpan. Aromanya semakin brutal! Sekarang kiaskan dengan ini:

Seseorang yang di masa kecilnya tinggal di desa dan tinggal serumah dengan kandang kerbau, misalnya. Lalu di masa dewasa, ia tinggal di kota. Kelak, ketika ia mencium bau kotoran kerbau

atau sapi di kota sebelum Idul Adha, ia akan teringat akan desa dan rumahnya. Lalu, akan terkenang. Setelah itu, ada semacam keinginan yang relatif kuat untuk pulang ke kampung. Demi apa? Demi mencium aroma kotoran kerbau? Saya kurang tahu. Mungkin Anda lebih tahu. Siapa tahu Anda sendiri merasakan seperti itu!?

Begitu juga dengan kitab-kitab. Dahulu, saya suka sekali membuka buku cetakan Bulan Bintang, yang rata-rata buku terjemahan dari peninggalan ulama padang pasir. Aromanya ya semacam kitab kuning itu.

Nah, sekarang bagi Anda yang mungkin 'kurang' suka membaca buku namun INGIN suka baca buku, bolehlah mencoba trik tersebut. Gunakan indera penciuman Anda untuk menyukai sesuatu. Jika hidung Anda terbiasa mencium buku tiap hari, maka suatu saat ketika Anda sedang safar jauh ke Cibubur atau liang kubur, ke Ciputat atau liang lahat, maka Anda akan kangen aroma buku-buku yang sehari-hari Anda cium.

Ini salah satu trik, namun bukan satu-satunya. Ketika Anda ke toko buku, cari judul yang kira-kira menarik. Jika Anda adalah seorang penulis, cari buku tulis. Jika Anda adalah seorang penggambar, cari buku gambar. Lalu, setelah Anda membuka buku tersebut, membaca daftar isinya dan tertarik, langsung beli. Namun, jika ternyata tidak tertarik dan ingin memaksa diri untuk tertarik padanya, benamkan kepala Anda di perut buku itu. Lalu hisaplah aroma buku dengan hisapan maksimal. Yakni, hisaplah pelan namun mendalam. Tapi, jangan terlalu keras bernafsu. Nanti hidungnya kelilipan.

Pernah dengan Syaikh Abu Ishaq Al-Huwainy? Beliau adalah seorang Ahli Hadits asal Mesir. Dahulu beliau, ketika usia belasan, hanyalah anak muda awam biasa yang tidak ngerti agama. Tapi, setelah membaca kitab ringkasan Sifat Shalat Nabi yang dijual di emperan depan masjid setelah membelinya selepas Shalat Jum'at, beliau langsung tertarik pada ilmu Syariah dan membaca buku.

Beliau, ketika masa kere-nya, suka bolak-balik ke maktabah [perpustakaan] yang menyediakan banyak sekali kitab-kitab ilmu syariah. Itu ketika awal-awal mendalami ilmu syariah. Beliau sering sekali masuk ke perpustakaan lalu keluar lagi dalam jarak beberapa detik. Lho, apa yang beliau lakukan!?

Rupanya beliau masuk hanya sekadar untuk mencium perut-perut kitab yang beliau sukai dan beliau impikan suatu saat Allah beri rizki baginya untuk membeli. Ya, cuma mencium dalam-dalam. Lalu keluar. Itu beliau lakukan jika tidak ada waktu banyak untuk membaca di dalam perpustakaan. Karena di masa muda beliau, beliau menghabiskan banyak waktu untuk kuliah sembari kerja untuk mencari penghasilan, dan sisanya untuk membaca.

Ciumlah kitab yang kau baca...sesering mungkin
Hingga kau kenal faedah kandungan makna dan aromanya
Seseorang mungkin mula-mula benci pada suatu buku
namun ketika ia sering menciumnya
ia berbalik mencintainya

Di dalam buku terdapat banyak maklumat
yang kini boleh kau baca dan dapat faedah
lalu setahun kemudian kau baca kembali
kau mendapati faedah baru darinya
padahal huruf-hurufnya sama
namun maknanya seakan terperbaharui


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/469757559732301

No comments:

Post a Comment