Thursday, January 10, 2013

Cabang Ilmu Pengaruhi Kepribadian


oleh Hasan Al-Jaizy


Jalaluddin As-Suyuuthy [w. 911 H] adalah seorang alim besar berilmu besar berkarya besar dan sangat besar perhatiannya pada SEMUA cabang disiplin ilmu syar'i. Beliau juga memperhatikan perkara bahasa dan memiliki karya padanya. 

As-Suyuuthy, dalam fiqh, bermadzhab Syafi'iyyah. Di setiap jurusan atau cabang ilmu Syariat, dia pasti memiliki peran. Di sini kita contohkan dalam ilmu Hadits saja, beliau memiliki kitab Al-Jaami' Al-Kabiir, ada pula Al-Jaami' Ash-Shaghiir. Pula kitab Tadriib Ar-Rawy, yang jamak terdapat di rak-rak buku para pelajar ilmu Hadits. Kitab tersebut tercetak tak henti-henti. Syaikh Mazin Sarsaawy -hafidzahullah-, seorang doktor dan ahli hadits Mesir, beberapa tahun kemarin selesai men-tahqiq kitab ini. Sebelumnya sudah dilakukan Syaikh Abu Mu'ad Thariq Awadhullah, namun tahqiq beliau -dikabarkan- memiliki kekurangan sana-sini dan terkesan tergesa-gesa. Wallahu a'lam.

Syaikh Badraan Al-Iyaari -hafidzahullah-, dalam kajian dirasat ilmu Ushul At-Takhrij yang diselenggarakan oleh channel Majd di seri ke 2 mengatakan bahwa As-Suyuuthy, jika dibandingkan dengan As-Sakhaawy [w. 902 H] dalam ilmu Hadits, ia [Suyuthy] akan kalah.

Saya menunggu alasan dari beliau kenapa begitu? Bukankah As-Sakhaawy, yang merupakan murid dari Ibn Hajar Al-Atsqalaany [w. 852 H], tidak lebih banyak dari karyanya Suyuuthy???

Ternyata bukan banyak atau bermacamnya beliau beralasan. Tapi dengan alasan: "Karena As-Sakhaawy adalah seorang spesialis Ilmu Hadits, sementara As-Suyuuthy [meskipun karya dalam ilmu Hadits pun dahsyat terlihat], bukanlah seorang spesialis dalam bidang Hadits."

Hmmm...saya berfikir, itu masuk akal juga. Sekarang, memang saya pribadi belum begitu mengerti sirah hayatiyyah dan belum menyelami seluruh karya keduanya sehingga bisa membandingkan dan meracik kesimpulan sendiri. Insya Allah, 10 tahun lagi bisa. Insya Allah.

Tetapi, saya mengambil ibrah dari kalam Syaikh Badraan. Yang juga saya mencocokkan dengan kalam Syaikh Nashir Al-Haniny di suatu daurah tentang manhajiyyah membaca kitab. Ternyata seorang spesialis akan bidang tertentu itu memiliki kelebihan tersendiri dibanding seorang jenius yang berusaha meraup semua cabang ilmu namun tidak hendak menjadi seorang mutakhashshish di bidang tertentu.

Dan tiap cabang ilmu Syar'i pun berpengaruh pada karakter penggiatnya. Seperti, ilmu Hadits [misalnya: pendalaman terhadap takhrij, riwayat sanad dan ilmu Rijal], akan berpengaruh pada pelajar. Ia bisa menjadikan seorang pelajar daqiiq dan ketat dalam meneliti. Mewajibkan detail dalam merekam nomor dan lafadz2. Juga tarikh dan sirah manusia.

Juga Ushul Fiqh. Anda boleh melihat dosen Ushul Fiqh Anda, atau siapapun yang mempunyai kecondongan pada ilmu ini, cenderung 'kuat' dalam berdebat, bisa bermain bahasa dan teliti dalam memahami kata per kata.

Well, meskipun itu tidak terjadi pada semua, tetapi ini sangat wajar dan jamak terjadi.

Dan jika seseorang ingin seperti As-Suyuuthy, mengawinkan semuanya tanpa harus menjadi mutakhashshish di satu, dua atau tiga ilmu, ia akan mendapat efek positifnya, dan negatifnya. Lho, negatifnya apa?

27 Shafar 1434

No comments:

Post a Comment