Wednesday, January 9, 2013

Keturunan Orang Hebat/Kaya Itu CUCIAN


oleh Hasan Al-Jaizy


[1] Keturunan Orang Hebat 

Cucian sekali jadi keturunan orang hebat. Jika bapaknya adalah Ahli Hadits, misalnya, lalu kelak saat anaknya juga menjadi Ahli Hadits, maka orang-orang akan berkata, "Wajar toh yo!? Wong bapake Ahli Hadits koq. Anake ya ga jauh-jauh. Di rumah pasti banyak buku berjejer. Tiap hari anake pasti disuruh telan satu persatu. Yo biasa baek lah anake jadi Ahli Hadits!"

Tetapi, jika bapaknya Ahli Hadits, sementara anaknya jadi penjahat, orang-orang berkata, "Loe tuh ye!? Gaya loe emang keren...loe tuh ye!? keluarga loe emang beken!? Tapi otak loe kagak loe pake! Bapak loe tu ulama, loe malah begajulan begini."

[2] Keturunan Orang Kaya

Keturunan orang kaya juga ada cuciannya. Jika ortunya wong Kraton, misalnya, ketika dia jadi seorang pangeran, orang-orang berkata, "Ra istimewa! Nepotisme! Jadi raja cuma berkat keturunan. Belum tentu layak."

Tetapi, jika bapaknya raja/presiden yang kaya, anaknya tiap hari having fun di diskotik, orang-orang berkata, "Gila lu, bro. Lu kan anaknye raja dangdut ngeraja dan muka para habaib yang ngedukung bokap lu itu. Bonyok [bokap-nyokap] lu bisa tengsin abis, bro!"

[3] Keturunan Orang Ndeso

Keturunan wong ndeso, datang dari deso dengan ke-ndeso-an tak terampuni, menuju kota besar. Sampai di kota, ia buka usaha dagang beras. Bertahun lamanya hingga ia sukses dan tidak kelihatan ndeso lagi. Suatu saat, sebuah channel TV mendatangi toko besanya dan hendak mewawancarai. Setelah wawancara, pihak TV memuji, "Inilah si Paimin. Datang dari desa, ke kota, keturunan desa, rejeki kota, dulu dilangkahi orang kota, sekarang mengangkangi orang kota. Hebat! Respect! Visca Barca! Vamos La Liga!"

Tetapi, ternyata si Kartiman [31 tahun], datang ke kota dengan mengerahkan segala ke-ndesoan-nya, memasuki sebuah gedung untuk melamar kerja. Ia pun mendapati lift. Baru kali itu ia melihat ada lift. Di dekat lift, ada tombol sirine kebakaran. Karena kepingin tahu, dan berharap pintu lift terbuka, akhirnya ia pun memencetnya dengan ketulusan yang tak tertandingi. Sirine menggema. Semua orang panik. Lha, dianya malah ketawa sendiri. 'Wong kuto edan kabeh. Koyo ga pernah ngerungo'ke bunyi klakson ae! Dasar kuto ijo!' batinnya mengejek.

Nah, kalau diceritakan seperti ini, orang-orang akan berkata, 'Wajar, wong ndeso!"

[4] Keturunan Orang Miskin

Saya orang kaya, jadi tidak tahu seperti apa cerita orang miskin. 

No comments:

Post a Comment