Saturday, January 12, 2013

Mengangkat Kuburan Keramat


oleh Hasan Al-Jaizy

Keterkenalan orang, jangan salahkan keterkenalannya. Jangan salahkan orangnya yang terkenal itu. Jangan salahkan orang-orang yang mengenalnya. Tapi, salahkan dirimu, kok orang lain yang terkenal, kamu yang mempermasalahkan!? Memangnya situ siapa ya?

Banyak orang miskin mencibir melihat orang-orang kaya. Padahal orang-orang kaya tersebut tidak menindas mereka. Menyenggol mereka pun tidak. Tapi, kenapa si miskin sebal sendiri?

Memangnya orang kaya atau orang terkenal salah ya karena mereka kaya atau karena terkenal?

Tadinya tidak terlihat salah sama sekali...

Tapi rata-rata orang yang berada di ketinggian akan dianggap bersalah dan dituntut oleh orang-orang di bawahnya. Meskipun mereka belum tentu bersalah.

Begitulah nasib orang-orang bawah. Sering lupa bahwa yang salah adalah mereka sendiri. Tukang sampah tidak akan mau mengakui di depan semua orang bahwa ia telah berbuat salah di masa muda yang sebabkan ia menjadi rendahan kini. Dan jika ada orang kaya atau terkenal berbuat salah sedikit, di matanya tampak begitu besar.

Padahal, orang-orang di ketinggian lebih leluasa melihat aib orang-orang di bawahnya. Atasan-atasan di perusahaan lebih mampu melihat aib bawahannya.

Rakyat sering berceloteh mengumbar aib pemimpinnya; padahal si pemimpin jauh lebih leluasa menyebut aib-aib rakyatnya.

Jadi, jika engkau masih berpeluang, wahai saudaraku, untuk menjadi orang besar, jadilah orang besar. Tapi, ingat nanti orang-orang di bawahmu akan mempermasalahkan kebesaran dan ketinggianmu. Walau mungkin celoteh mereka hanya berasas iri atau kepalan permusuhan saja, jadikan saja itu sebagai pil pahit, sebagai nasihat agar tidak merasa paling besar dan paling tinggi.

No comments:

Post a Comment