Monday, January 7, 2013

Tidakkah Ini Mungkin?


oleh Hasan Al-Jaizy

Dulu, ketika masih sekolah, teman saya ini belajar mengaji dengan guru ngaji di kampungnya di tanah Sunda. 

Dulu, awal saya mengenal dia, ketika ia membaca Al-Qur'an, khas sekali didikan kampung. Ia mempunyai problem pada huruf Qaf; karena terlalu sulit untuk mengatur tenggorokan memberi hak huruf ini. Qaf nya terlalu besar; sehingga kadang mahasiswa yang sudah berlatar pendidikan pondok atau sudah lancar ngaji, mendengar dengan perasaan lucu sendiri. Namun bukan berarti mengejek.

Dulu, dia bukan seorang yang mahir berbahasa Arab. Masuk kampus dengan bekal kulit yang tidak putih dan logat Sunda yang masih ketara.

Sekarang, saya berguru padanya; menimba banyak pengetahuan darinya. Banyak bertanya padanya, entah tentang pengalamannya berdakwah di kampungnya, organisasinya dan sebagainya.

Sekarang, dia sudah mahir bicara bahasa Arab. Dan dalam waktu setahun, ia sudah bisa meninggalkan pelafalan Qaf yang memiriskan hati. Ia sudah bagus bacaannya.

Suatu saat, ia pulang ke kampungnya. Sudah banyak ilmu yang diseruput di kampus. Ia pun mengunjungi guru ngajinya dulu; orang yang berjasa. Apa cerita pendek darinya:

"Ane menemukan guru ngaji ane ga bisa bahasa Arab sama sekali. Padahal beliau dulu yang ngajarin ane ngaji. Hurup-hurupnya pake bahasa Arab. Sekarang ane pulang udah bisa bahasa Arab. Sebagai balas jasa, ane ajari guru ane bahasa Arab."

Orang besar insya Allah adalah yang bisa lebih baik dari gurunya.

Boleh jadi seorang guru akan sebal dengan seorang murid yang dipandangnya nakal atau hadirnya bagai gaibya atau tidak berkesan. Tapi, hati bisa berbalik dan jalan bisa berbelok. Tidak menutup kemungkinan murid itu kelak justru menjadi lebih hebat dari sang guru. Ia menyesali masa lalunya ketika masih berguru. Lalu ia berusaha membalas jasa sang guru.

Tidakkah itu mungkin?

Guru-guru TPA, atau SD, atau semacamnya, untuk sekarang hari, mungkin tak bisa memprediksi apa nantinya anak-anak menjadi.

Tapi, tetap mungkin anak-anak itu kelak menjadi orang-orang besar; yang mengingat guru TPA atau SD nya dahulu dan mendoakannya. Meskipun sang guru hanya tinggal kenangan dan nama...

No comments:

Post a Comment