Monday, January 28, 2013

Kenapa Mesti Fathul Bary dan Al-Umm?


oleh Hasan Al-Jaizy

Bukan sekali saya dapatkan beberapa kawan yang beraliran Ahlus Sunnah wal Jama'ah [ga pake disingkat] atau langsung saja saya sebut: Salafiyyuun, menuturkan bahwa kitab impian mereka adalah Fathul Bary karya Ibnu Hajar. Kalau tidak Fathul Bary, maka beralih ke kitab Al-Umm karya Asy-Syafi'i.

Yang sejujurnya, kok ketika diamati, kawan-kawan kita tersebut justru ga ngerti atau kurang faham manzilah, derajat atau seberapa keramatnya kedua karya agung itu. Tidak tahu persis apa isinya. Bukan berarti saya tahu persis. Tapi:

Fathul Bary itu berjumlah 15 jilid tebal-tebal. Di cetakan lain, ada pula sampai 17 jilid. Ada pula 13 jilid.

Al-Umm itu berjumlah 11 jilid tebal-tebal. 

Sementara, membaca Fathul Bary itu tidak semudah kita membaca Matan Abi Syuja' atau kitab Al-Mulakhkas Al-Fiqhy. Tidak se-simple kitab Al-Wajiiz karya Al-Badawy. Fathul Bary itu cukup rumit. Ilmu Hadits benar-benar terpasang di sana. Banyak Penjabaran riwayat ini dan itu. Ushul Fiqh juga masuk, karena yang namanya syarh nash wahyu ya sangat membutuhkan ilmu tersebut. Dan banyak lagi. 

Juga kitab Al-Umm, meskipun isinya Fiqh, atau ada di awalnya, kitab Ar-Risalah beliau dimasukkan, tetapi untuk memahaminya yang perlu ketahui istilah dan bahasa fuqahaa'. Belum lagi bahasa atau mufradat madzhab.

Karena buku itu sedianya untuk dibaca, buku untuk dikoleksi semata atau untuk main tebal-tebalan, maka perlu kita tanya: 'kita memimpikan kitab itu. Sementara kita sendiri belum punya ilmu alat, terlebih belum bisa membaca kitab Arabic. Lha, terus untuk apa kitab-kitab setebal dan seberat itu?'

Kenapa mimpi-mimpi itu ada? Yang saya perkirakan, itu disebabkan:

[1] Masyhur nya nama Fathul Bary di kalangannya. Padahal dalam satu kalangan, hanya orang tertentu yang tahu Fathul Bary itu eperti apa isinya.

[2] Masyhur nya nama Fathul Bary di footnote.

[3] Terkesima melihat jejeran kitab Fathul Bary di toko, perpustakaan atau rumah teman. Mengira kalau sudah begitu, bakal menambah daya semangat belajar. Ini bisa dibilang benar, menambah semangat. Tetapi, jika tidak ngerti isinya, atau merasa kesulitan meraba isinya, justru takutnya semangat berubah menjadi putus asa.

3 faktor di atas juga bisa menjadi sebab bekennya kitab Al-Umm.

Al-Umm adalah kitab induk Fiqh Madzhab Syafi'i. Kalau memang mau mempelajari Fiqh Syafi'i, baiknya dari yang tipis-tipis dulu; kecuali jika memang sudah punya kafaa'ah ilmiyyah yang cukup. Mulai dari Fathul Qariib, atau yang lebih tebal sedikit, Fathul Mu'iin. Atau mau yang lebih tebal lagi: Kifayatul Akhyaar. Dan memahami ketiganya pun ga seenak yang difikirkan. Sekali baca: ngerti semua. Di dalamnya tentu banyak mufradat madzhab dan nama-nama ulama madzhab yang belum tentu kita ketahui. 

Tidak menyalahkan pemimpi. Tetapi, pemimpi yang baik itu harus tahu derajat dan kualitas hal yang terimpikan. Juga, lihat kadar diri. Bukankah banyak perindu Syariah dan Khilafah namun ilmu tentang keduanya malah kurang diminati sehari-hari?

No comments:

Post a Comment