oleh Hasan Al-Jaizy
Di zaman kita nanti, kajian Subulus Salam atau lainnya sudah layak memakai proyektor. Jadi, nanti ada gambar berisikan teks/matan hadits di tembok atau lainnya. Sang ustadz mempresentasikan. Hadirin mendengarkan sambil melihat baik-baik teks hadits.
Membahas Thaharah, ada juga Haji, sampai ke Thalaq. Masalahnya, ustadznya sendiri belum dirizkikan pergi Haji; dan belum pernah merasakan men-talaq anak orang. Wong nikah saja belum. :hammer
Lalu, setelah seru-serunya membahas mentalak anak orang dalam keadaan haidh misalnya, dibuka sesi tanya jawab. Eeeeh...salah seorang penanya bertanya, "Ustadz, apa pendapat antum mengenai Yusuf Qardhawi?"
Membahas Thaharah, ada juga Haji, sampai ke Thalaq. Masalahnya, ustadznya sendiri belum dirizkikan pergi Haji; dan belum pernah merasakan men-talaq anak orang. Wong nikah saja belum. :hammer
Lalu, setelah seru-serunya membahas mentalak anak orang dalam keadaan haidh misalnya, dibuka sesi tanya jawab. Eeeeh...salah seorang penanya bertanya, "Ustadz, apa pendapat antum mengenai Yusuf Qardhawi?"
No comments:
Post a Comment