Tuesday, January 22, 2013

Mengejar Wahabi + Mengeramatkan Kuburan Keramat!


oleh Hasan Al-Jaizy

Ternyata kita ini hebat dan keramat! Lebih keramat dari para wali Allah, yaitu para sahabat, tabi'in dan seterusnya.

Lho, kok bisa? Begini ceritanya:

Seorang salafi mengatakan kepada seorang Sufi:

Salafi: "Saudaraku, usahlah kau dan kawanmu merayakan Prophet's Birthday atau Hari Ultah Nabi 1434. Itu tidak ada syariatnya sama sekali."

Sufi: "Ah, kau ini. Usahlah larang-larang aku dan kawanku. Niatku baik, kau tahu?"

Salafi: "Iya, tapi hal semacam itu baiknya kita tinggalkan, kawan."

Sufi: "Memangnya ada pelarangan Maulid di Al-Qur'an dan Hadits yang berbilang begini: 'Wahai kaum muslimin, janganlah kalian bermaulid!" Ada tak?"


Salafi: "Wah, kalau teksnya begitu, ya tidak ada, kawan."

Sufi: "Kalau begitu, aku tak percaya padamu dan tak terima larangan darimu."

Salafi: "Kalau begitu, memangnya ada penganjuran Maulid di Al-Qur'an dan Hadits yang berbilang begini: 'Wahai kaum muslimin, bermaulidlah kalian!' Ada tak?"

Sufi: "Yang semacam itu ya tidak ada, sobat!"

Salafi: "Nah, sudah tahu tidak ada, kenapa diada-adakan? Itu namanya 'mengada-ada' atau apa ya?"

Sufi: "Ah, kau ini ada-ada saja. Hehe. Kita masing-masing punya cara tersendiri sebagai ekspresi kecintaan. Damai, sob."

Salafi: "Saya berdamai. Cuma saya cemburu."

Sufi: "Cemburu gimana?"

Salafi: "Para sahabat tidak pernah memperhatikan Maulid Nabi sehingga menggelar acara khusus untuk itu. Tapi, kita saking cintanya pada beliau, kita adakan acara itu ya, sob?"

Sufi: "Kan sudah ku bilang, kita punya cara masing-masing dalam mencintai Nabi. Ya, mungkin cara para sahabat lain."

Salafi: "Oh, gitu. Tapi, kok aneh ya, para sahabat dan ulama salaf ga kepikiran menyelenggarakan acara dan ritual seperti kalian!? Padahal mereka paling cinta sama Nabi dan paling tahu detail tentang beliau. Plus, paling tahu bagaimana cara memuliakan Nabi."

Sufi: "Hmmm...boneng juga sih, gan. Cuma ya, seenggaknya hargai kita-kita lah yang berusaha mengekspresikan kecintaan kita pada Nabi Muhammad."

Muhammadi dan Ikhwani tiba-tiba datang, dan langsung angkat suara. Sementara Persisi menguping di balik papan.

Muhammadi: "Iya, nih...akh Sufi, antum ga usah pake maulid-maulidan segala. Itu tidak ada syariatnya, lho."

Ikhwani: "Boneng, akh. Kalau mau mempelajari sirah Nabi, ya kajiannya tiap hari atau tiap minggu saja. Masa setahun sekali. Shalawatan kan bisa kapan saja dan ndak harus pake speaker."

Salafi: "Kalian berdua setuju nih Maulid Nabi ga usah diadakan?"

Muhammadi & Ikhwani : "Iya. Maulid Nabi tidak ada syariatnya."

Persisi tiba-tiba nyeletuk: "Tapi, kalau haflah milad ormas dan partai, mungkin ada syariatnya kali ya?"

======================

Damai, sob. Semua kena giliran panasnya. Kalau tidak mau ada pecah belah dan tidak mau dinegatifkan kelompoknya, ya tidak usah berkelompok saja.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/492029407505116

No comments:

Post a Comment