oleh Hasan Al-Jaizy
Di antara bentuk-bentuk tingkah yang sebenarnya memalukan terkait kebekenan seseorang adalah ucapan-ucapan semacam ini:
"Dia dulu teman main petasan waktu kecil."
"Dia dulu teman sekelas saya." [lalu bercerita tentang diri temannya yang sudah beken saat masih muda tanpa diminta tanpa ditanya]
Ronaldikin pun ketika tua berkata pada temannya tentang Lionel Mecin, "Dulu, gue tu sezaman sama doi, bro. Kita juga bebarengan sama zamannye Neymar. Ada juga Sapi Herandehs dan Inisetan."
Ditanggapi oleh temannya, "Ciyus lu-lu pada megang apaan, bro?"
Ronaldikin menjawab, "Mecin megang vokal, Neymar megang gitar. Sapi megang bass. Inisetan megang drum."
"Lha, ciyus lu megang apaan, bro?"
"Gue megang setrum."
*****
Seharusnya seorang teman akan malu ketika mengucapkan 'saya begini begitu' dengan menyebutkan kesetaraan diri di masa lalu dengan temannya yang sudah menokoh dan beken. Sekarang sudah berbeda, bung. Dia sudah menggapai mimpinya di puncak gunung, sedangkan temannya baru melek dan menyeka iler di sudut bibir.
Anehnya, jika ternyata ia yang ingin numpang beken atau merasa pernah setara di masa dahulu, adalah orang yang dahulunya suka menjelek-jelekkan si calon orang beken itu.
--> "Ah, lagak lu banyak belajar."
--> "Ga usah muna deh, bro. Lo tu ga banyak bakat. Jangan maksa!"
--> "Hare gene bro, masih suka penelitian!? Idup cuma sekali. Muda cuma sekali. Bawa seneng aje!"
--> "Dasar ustad pesbuk! Guru onlen! Ga ada kerjaan bikin status mulu!"
--> "Gue ga abis pikir, bro. Waktu lo abis cuman buat pelajarin politik!?"
Yang beberapa tahun kemudian, ketika si terejek itu sudah menjadi orang beken:
--> "W@h, tu t3m3n 53k3l@5 6u3 dulu. Do1 3m@n6 r@JIn sih."
--> "Tau ga mas, dia itu dulu teman sekantor saya. Sama-sama OB [otak bodol]."
--> "Ini niiih, baru temen gue, bro. Dulu die paling getol bulak-balik perpus. Bawa buku bererot. Pensil, pulpen, buku, ama kacemate ude kayak perangko aje, ga pernah lepas."
--> "Wah, ni ustadz dulu temen sekamar ane, pak. Dia sudah terkenal ya sekarang!?"
--> "Jangan salah! Pemimpin Partai KPK [Kutilang Pantat Kuning] itu dulu teman senasib saya loh di kos. Dulu dia kena dehidrasi beberapa bulan gara-gara jarang minum. Bacaaa melulu."
CIYUS?
Kalo teman-temannya sudah beken, SITU SUDAH JADI APA DAN SIAPA?
"Dia dulu teman main petasan waktu kecil."
"Dia dulu teman sekelas saya." [lalu bercerita tentang diri temannya yang sudah beken saat masih muda tanpa diminta tanpa ditanya]
Ronaldikin pun ketika tua berkata pada temannya tentang Lionel Mecin, "Dulu, gue tu sezaman sama doi, bro. Kita juga bebarengan sama zamannye Neymar. Ada juga Sapi Herandehs dan Inisetan."
Ditanggapi oleh temannya, "Ciyus lu-lu pada megang apaan, bro?"
Ronaldikin menjawab, "Mecin megang vokal, Neymar megang gitar. Sapi megang bass. Inisetan megang drum."
"Lha, ciyus lu megang apaan, bro?"
"Gue megang setrum."
*****
Seharusnya seorang teman akan malu ketika mengucapkan 'saya begini begitu' dengan menyebutkan kesetaraan diri di masa lalu dengan temannya yang sudah menokoh dan beken. Sekarang sudah berbeda, bung. Dia sudah menggapai mimpinya di puncak gunung, sedangkan temannya baru melek dan menyeka iler di sudut bibir.
Anehnya, jika ternyata ia yang ingin numpang beken atau merasa pernah setara di masa dahulu, adalah orang yang dahulunya suka menjelek-jelekkan si calon orang beken itu.
--> "Ah, lagak lu banyak belajar."
--> "Ga usah muna deh, bro. Lo tu ga banyak bakat. Jangan maksa!"
--> "Hare gene bro, masih suka penelitian!? Idup cuma sekali. Muda cuma sekali. Bawa seneng aje!"
--> "Dasar ustad pesbuk! Guru onlen! Ga ada kerjaan bikin status mulu!"
--> "Gue ga abis pikir, bro. Waktu lo abis cuman buat pelajarin politik!?"
Yang beberapa tahun kemudian, ketika si terejek itu sudah menjadi orang beken:
--> "W@h, tu t3m3n 53k3l@5 6u3 dulu. Do1 3m@n6 r@JIn sih."
--> "Tau ga mas, dia itu dulu teman sekantor saya. Sama-sama OB [otak bodol]."
--> "Ini niiih, baru temen gue, bro. Dulu die paling getol bulak-balik perpus. Bawa buku bererot. Pensil, pulpen, buku, ama kacemate ude kayak perangko aje, ga pernah lepas."
--> "Wah, ni ustadz dulu temen sekamar ane, pak. Dia sudah terkenal ya sekarang!?"
--> "Jangan salah! Pemimpin Partai KPK [Kutilang Pantat Kuning] itu dulu teman senasib saya loh di kos. Dulu dia kena dehidrasi beberapa bulan gara-gara jarang minum. Bacaaa melulu."
CIYUS?
Kalo teman-temannya sudah beken, SITU SUDAH JADI APA DAN SIAPA?
No comments:
Post a Comment