Sunday, January 13, 2013

REALLY! JANGAN BACA INI! [1]


oleh Hasan Al-Jaizy

Kalau sampeyan punya waktu kosong dan bersedia 'capek' sedikit, namun ingin mendapat pahala insya Allah dengan upaya sedikit, tak sarani sampeyan ambil buku yang isinya bermanfaat, baik ukhrawi maupun duniawi, lalu ambil faedah atau kalimat bagus yang telah sampeyan garis bawahi atau terpesona akannya, lalu:

Ketik ulang dan jadikan status. Tentu niatkan sebelumnya sebagai amalan saleh yang ikhlas. Dan...selama itu bukan karya sampeyan, maka usahakan sebutkan sumbernya atau minimal, isyaratkan pada pembaca bahwa itu bukan karya sampeyan, melainkan...

...sampeyan 'hanya' menulis ulang demi faedah untuk manusia. 

Kalau sampeyan lebih punya kekuatan dan keilmuan, terlebih masih muda, tak sarani sampeyan LATIHAN membuat karya sendiri. Ga enak toh, jika dikatakan, 'Wah, masih muda...masih seger...masih banyak waktu kosong...ternyata, enggan berkarya...'

Karya itu ga mesti dalam bentuk tulisan, kok. Sampeyan membentuk majelis kecil-kecilan di masjid, merupakan karya. Mengadakan event bermanfaat meskipun sedikit, merupakan karya. Kalau begitu, masing-masing bergelut di bidang atau jenis berkarya yang ia sukai.

Tapi, saya katakan begini buat sampeyan:


"Selama sampeyan bisa jadi komentator, selama itu pula sebenarnya sampeyan [seharusnya] menjadi kreator."

Kalau nanti sampeyan sudah menjadi kreator ulung dan 'dilihat', meskipun sampeyan malas komentar, orang-orang justru meminta sampeyan mengomentari kreasi mereka. 

Anak-anak muda di Jepang katanya bisa bikin ini bikin itu. Katanya sih begitu. Dan nyatanya, anak-anak muda di Indonesia bisa bikin anu...bikin anu...bikin apa ya? Wah, saya juga ndak tau, yik.

Sampeyan masih muda, kan? Kalau masih muda, ya mencipta toh ya...jangan cuma mau jadi penonton ciptaan orang saja. Kalau cuma bisa begitu, ntar tua mau duduk di mana? Duduk di kursi penonton? Wuah...kursi penonton sudah dipenuhi anak-anak muda berpasang-pasangan. Sedangkan sampeyan, kalau sekarang ndak punya apa-apa, nanti pasangannya cuma satu: p.e.n.y.e.s.a.l.a.n..

Lho, kok penyesalan? Lho iya toh ya...penyesalan itu benar-benar benar dikatakan penyesalan ketika semua sudah terlewat dan tidak bisa diambil kembali. Masa muda itu harus banyak-banyak pengasahan; ga boleh tidur-tiduran. Tapi kalau tiduran sambil baca atau belajar ya ndak po po.

Masa muda itu masa kesempatan emas dan dana umum. Kesempatan emas untuk mengasah kemampuan dan dana umum untuk membayar umur sebagai pembelian kesuksesan untuk masa depan. Jadi, kita seolah memonopoli masa depan. Lihat itu, negara yang paling pertama setelah kotak Start ya negara sampeyan ndewek. Paling murah. Gambarnya tugu Monas. Masa sampeyan cuma mau terpaku di negara sendiri!?

Nah, kalau tidak mau terpaku, safar donk ke negara orang lain. Tidak bisa? Tidak punya dana? Sammak! Saya juga. Tetapi, ada cara lain, safar tanpa harus pindah jasad ke sana. Lho, gimanas caranyas? Ini caranya: belajar bahasa asing.

Orang yang tidak tahu bahasa asing akan merasa asing di masa dia terasingkan nanti.

Lho, kapan masa dia terasingkan?

Di masa depan, ketika ia tidak bisa mengucapkan apapun kecuali apologi dan penyesalan.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/487114567996600

No comments:

Post a Comment