Wednesday, January 2, 2013

Numpang Beken I


oleh Hasan Al-Jaizy

Orang beken [terkenal] biasanya diekori orang tidak beken, yang jika ada kesempatan, ia akan numpang beken. Seperti yang saya lakukan, ketika ada seorang qari terkenal di suatu golongan disebut-sebut di sebuah link FB, saya langsung terdorong untuk berkomentar, 'Hey, ini teman sekelas saya di kampus, loch!' Jadi, kelihatannya saya pengen 'diakui' bahwa saya memiliki kedekatan dengannya. Kalau sudah begitu, saya ingin dianggap ada 'keserupaan' dengannya atau setidaknya nama saya tertitip lah di sisi kebekenan teman saya itu.

Anda suka melihat televisi? Dibanding melihat televisi, mending melihat layarnya ketika ia sedang turned-on. Saya tidak tahu apa yang sedang bergemuruh di otak Anda jika Anda suka melihat televisi.

Coba lihat beberapa acara infotainment atau berita; ketika meliput para artis atau tokoh. Kadang kita melihat beberapa orang 'numpang beken' dengan berjalan di dekat artis. Atau es ka es de biar orang-orang menyangka, 'Wah, sepertinya ia orang dekat tokoh/artis tersebut.'

Atau begini:

Pak Ustadz yang sudah terlanjur beken dan keren itu selesai ceramah. Ia mau pulang. Beberapa algojo cingkrangan mengiring kepergiannya keluar masjid. Tiba-tiba beberapa orang ikut berdiri dan jalan mendekati mereka dengan terburu-buru.

"Ustadz, ana ada pertanyaan ini. Tadi ketika ceramah, pada menit ke 12 mulai dari detik 23, antum berkata bahwa Indonesia ini negeri Islam, tapi kadang kenyataannya kita lihat tidak Islami!?" tanya dia sehingga mengundang perhatian menuju kepada mereka.

"Kakek antum beragama Islam, bukan?"

"Iya, ustadz. Benar sekali!"

"Kakek antum suka tahlilan ga?"

"Iya, ustadz. Suka. Cuma ana belum sempat dakwahi beliau karena jarak jauh sekali."

"Beliau itu Islam, bukan?"

"Iya. Wah. Iyalah!"

"Tapi, beliau ketika melakukan tahlilah, menurut antum, Islami ga?"

"Ya, ga lah. Itu bid'ngah."

"Jadi, negara ini Islam atau Islami?"

Orang itu pun terdiam. Tapi ia cukup senang, karena bisa numpang beken. Setidaknya banyak orang memperhatikannya!

Tiba-tiba ada orang lain

"Ngustadz, ngafwan, ngantum masih nginget ana ga?" tanya seorang yang mendekati. Perawakannya kurus dengan wajah tak terprediksi.

"Hmmm...ngafwan, antum siapa ya?"

"Oalaah...ane lho, stadz, ANE!"

"Wah, mohon mangap sa'lebar-lebare. Ana ndak kenal antum," tanggap Ustadz sambil mengerutkan dahi sembari berfikir, 'Wah, muke gile. Gue pernah punya utang ama ni anak waktu di kampus dulu. Bisa berabe nih.'

Lalu mereka pun pergi meninggalkannya. Orang ini pun mendapat kebekenan beberapa detik, meskipun ia sama sekali tidak ingin beken.

No comments:

Post a Comment