Wednesday, January 9, 2013

SOLEH TAPI DIANGGAP DUSTA


oleh Hasan Al-Jaizy


Dalam ilmu Al-Jarh wa At-Ta'dil, ada sebuah kata yang digunakan untuk ta'dil persona atau perawi. Yaitu: aabid [عابد]. Jika dimaknai, ia bermakna hamba, atau orang yang ahli ibadah. Namun kata aabid ini ternyata tidak bisa menguatkan kredibilitas seorang perawi, tetap membutuhkan lafadz lainnya yang menguatkan, berkenaan dengan Dhabt, seperti Tsiqah, Hafidz atau Hujjah dan lainnya.

Dan ternyata tidak sedikit orang-orang soleh yang ahli ibadah, yang dilemahkan oleh para Ahlul Jarh wat Ta'dil. Contohnya: Abaan bin Abi Ayyasy, Abdullah bin Umar Al-Umary dan banyak lagi. Mereka ini orang-orang soleh, tetapi Yahya bin Sa'id berkata:

ما رأيت الصالحين أكذب منهم في الحديث

"Aku tak [pernah] melihat [ada] orang-orang saleh yang lebih berdusta dari mereka dalam hadits." [1]

An-Nawawi menjelaskan: "Karena mereka tidak begitu mengerti perkara Ahlul Hadits, maka terjadilah kesalahan dalam periwayatan mereka sedangkan mereka tidak mengetahuinya. Lalu mereka meriwayatkan kedustaan sedangkan mereka tidak mengetahui bahwa itu adalah kedustaan."[2] [3]

26 Shafar 1434
9 Januari 2013

Footnote:

[1] Al-Ilal wa Ma'rifah Ar-Rijaal, 2/448, no. 2989. Juga Muslim dalam Muqaddimah Shahih-nya, 1/17, dengan lafadz sedikit berbeda.

[2] Muqaddimah Ash-Shahih, 1/18


[3] Lihat: Mu'jam Mushthalahaat Al-Hadiits wa Uluumihi wa Asyhar Al-Mushannafaati Fiih, Dr. Muhammad Abu Laits Khair Abady, hal. 95

No comments:

Post a Comment