Thursday, August 30, 2012

Coba Bandingkan...

oleh Hasan Al-Jaizy

Kalau di Mesir, keberadaan beberapa syaikh yang selain rutin memberikan kajian kitab-kitab dan tausiyyah namun juga membahas perkara politik negeri adalah keberadaan. Bukan berarti mereka mencari jabatan, tapi berusaha mengayom dan menjawab pertanyaan2 umat. Yang begini nih sebenarnya yang juga kita perlukan.

Sehingga kalau nanti ada pemilu pilkada, manusia yang rutin mengaji memiliki pegangan kalimat, apakah ia harus diam, atau harus terus mengamati saja, atau harus bergerak, atau harus berkomentar. Terlebih di beberapa situasi genting, saat para thullab mempertanyakan 'aku harus gimana?' Karena kejadian, fenomena dan peristiwa bumi itu mutajaddid alias terperbaharui. Yang sudah menjadi teks suatu kitab tahun

1995, belum tentu berlaku secara mutlak untuk 2012.

Walaupun beberapa syaikh di Mesir, setelah ijtima', meeting dan merumuskan sikap dalam perpolitikan negara, kemudian akan dikritik dan dipandang miring oleh beberapa individu yang selamanya enak duduk di kursi goyang.


Begitu juga di mari, andai ada gitu ustadz yang 'mu'tabar' rela berijtihad berfikir mencari yang haq lalu merumuskan apa yang harus kita lakukan. Masalahnya, ustadz yang seperti itu sudah terkena cap 'haraky' atau semacamnya; sehingga seakan everything about him is wrong.

Kalau sudah begini, kosong akan petunjuk 'ulama', maka golongan awam seperti thullab al-ilm [yang salah satunya pemilik status ini] jadi cukup bingung mau kemana. Hati condong ke A, namun anak2 pengajian mengatakan, 'A itu bid'ah dan kufur. Ambillah sikap B!' Yang kemudian ditimpali ijtihad anak-anak pengajian...sementara mereka menghakimi tanah Jakarta dengan hukum di tanah Yaman, tanah Saudi, tanah Mesir, dan tanah-tanah yang secara tidak langsung dianggap 'sakral tak terjamah oleh salah'


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/434521823255875

No comments:

Post a Comment