Wednesday, November 30, 2011

Kau Akan Mengerti, Kawan

oleh Hasan Al-Jaizy

Kau kan mengerti erti sesuatu tatkala ketiadaan atau kehilangannya

Dulu, ketika di sisi ia merangkulmu, tak terfahami makna hadirnya
Kini, saat tiada di sisi adanya, kau terkenang dan berharap ia ada
Nanti, jika kembali ia padamu, jemputlah rasa dengan senyummu berdahaga


Namun, kawanku...

sekalipun terjemput olehmu taburan senyum tersemi
kaca yang telah terkeping pecah
takkan pernah terbentang mulus kembali
meski bertahun kau susun beling-beling 
dulu takkan sama terasa seperti esok


Karena itu, kawanku...

di kala seseorang berbaik laku dan berbagi denganmu
jangan pecahkan hati yang telah mulus begitu tulus
sekali ia hilang mulusnya, takkan pernah kembali seperti dulu
sekalipun kau menjual sejuta seroja...atau semilyar rosa
Hati yang terpecah...rasa yang terkeping
takkan kembali hidup seperti sediakala


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/284186321622760

Doamu Dalam Sepi

oleh Hasan Al-Jaizy

Mendoakan saudara/i-mu dalam bisikan kesunyian relatif lebih baik daripada mendoakan siapapun terang-terangan di depannya. Dan yang kedua tidak kukatakan buruk.

Apapun yang tumbuh dalam hatimu, sesungguhnya itulah cetus bagi gejolak-gejolak hati kemudian. Jika itu baik dan kau rawat, kan terkuncup bunga kasih sayang dan kebaikan. Jika itu buruk dan kau pelihara, jangan salahkan siapapun kala dengki dan benci merajalela selain diri sendiri.

http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/284091221632270

Artis Berkedok Ustadz

oleh Hasan Al-Jaizy

Artis berkedok ustadz-ustadzah, tidak membutuhkan perpustakaan, belajar bertahun-tahun atau mendalami bahasa Arab. Tiba-tiba...jreengg...jadi ustadz...terkenal...bisa melucu...bisa membuat orang nangis...sesuatu banget buat jadi trend

Sementara real ustadz tanpa kedok, tiap hari butuh pustaka, nyantri bertahun lamanya, kuliah bertahun lamanya, buku-buku dilahap, jatuh bangun senyum tangis sambil berdzikir...dan tentu tidak butuh pada cita-cita terkenal...tidak butuh anggapan bisa melucu...bisa membuat orang nangis...tidak butuh trend atau jadi trendy


Kata Ustadz Ahmad Sarwat:

"Artis [berkedok ustad] tampil sesuai selera dan permintaan pasar, tapi ustadz menyampaikan risalah langit."

"Artis [berkedok ustadz] butuh media, TV dan wartawan khususnya infoteinmen, tapi ustadz butuh majelis ilmu, kitab dan perpustakaan"

"Artis hidup akrab dengan dusta, gosip dan kepalsuan, ustadz akrab dengan kewaraan, kesederhaan dan kerendahan hati"


Kita tidak butuh kalimat2 ini:

--> "Ga semuanya begitu!"
--> "Jangan merasa paling benar/suci"
--> "Emang situ udah punya kontribusi apa buat umat?"

atau semacamnya


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/284004254974300

Bau Syi'ah

oleh Hasan Al-Jaizy

Kalau ada majelis dzikir mirip dengan style majelis para habaiib, namun mencela Arab, maka waspadalah. Ada kemungkinan majelis tersebut pro-Syi'ah, atau malah sebenarnya Syi'ah.

Waspadalah...seringkali tanduk iblis tertutupi tindakan.


Jelasnya dan lebarnya:

Sebagaimana menjamur kini trend majelis dan kumpulan dzikir dan ratib, para antek-Syi'ah melakukan serupa. Ciri-ciri:

--> Majelis ratib, lalu diolesi nama.
--> Tidak ada pengakuan ke-habib-an.
--> Getol berdzikir berlebihan via speaker, terutama malam Jum'at.
--> Memiliki jema'at sendiri dan kumpul di hari tertentu.
--> Ceramahnya terkadang menebar benci akan ras Arab. [Ingat, banyak orang Persia yang membenci Arab dan muslim Sunni]
--> Terkesan kaya dan banyak sumbangan.
--> Berbau negara Iran [mungkin pernah study atau bekerja di Iran]
--> Ada kemiripan fisik dengan orang Arab atau Arab-Indo.
--> Memiliki mufti atau ketua tertinggi, namun dirahasiakan di mana. [Hanya pemimpin majelis yang tahu di mana]

dan lain-lain...masih dalam pengamatan pribadi


 Yang ditakutkan adalah mereka akan semakin membesar dan menyebar.

Jika dibandingkan dengan keanehan para habaib trendy, mereka lebih aneh dan asing. Mereka lebih tertutup dan kurang menerima pergaulan masyarakat.

Dan ditakutkan pula bahwa mungkin sebenarnya mereka menganggap orang di luar kelompok mereka adalah kafir; sebagaimana kaum Syi'ah menganggap siapapun non-Syi'ah adalah kafir.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/283991781642214

Monday, November 28, 2011

Ayat-ayat Al-Qur'an =

oleh Hasan Al-Jaizy

Ayat-ayat Al-Qur'an:
--> adalah Kalam Rabb [Allah Azza wa Jalla], Pencipta segala yang tercipta
--> tiada sebanding dengan kalam apapun dan siapapun yang tercipta
--> tiada setara nilai sehuruf darinya dengan seribu kalam mahluk tercipta
--> tiada seharga kalimat orang bijak dan motivator...sebijak apapun tercipta
--> hanya yang beriman dan berakallah yang merenungi ayat Sang Pencipta


Seutas harapan mulia seorang asing:

"I hope I can UNDERSTAND Arabic and whole Qur'an verses BEFORE I DIE"

[Kuharap aku mampu memaham Arabic dan seluruh ayat Al-Qur'an SEBELUM AKU MATI]


Jangan...

Jangan kau banggakan hafalanmu akan lirik lagu atau seribu kalimat mutiara...dari yang bijak..atau motivator

Jangan kau banggakan indahnya lukisan kata di buku-buku sastra yang berkurun zaman kau renungi

Jangan kau banggakan apa yang tak layak terbanggakan

Bahkan ketika kau memahami ayat-ayat Allah...sesungguhnya kau tak layak membanggakan fahammu di dunia...di depan manusia

Tapi bersyukurlah...lihatlah betapa banyak yang 'mencintai' Al-Qur'an secara zahir...namun cintanya hanya sebatas untaian kata dan lafadz...sedang hati terlabuh di kefanaan dunia terbatas


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/283073788400680

Saturday, November 26, 2011

Dipikir-pikir

oleh Hasan Al-Jaizy

Dipikir-pikir...

Seandainya semua manusia mudah menghafal isi kitab2, semuanya akan jadi ulama. 

Dan ternyata menghafal itu susah-susah-gampang, sementara mempertahankan dan mengamalkan relatif susah-susah-susah.


Coba deh fikirkan:
Sudah berapa miliar kata kita baca dan lafadzkan, sekarang hasilnya mana?
Sudah berapa buku kita gerogoti, sekarang hasilnya mana?
Sudah berapa cabang ilmu kita pelajari, sekarang hasilnya mana?


Guru-guru berkata:
"Sudah beratus atau beribu wajah di hadapan kami belajar, memperhatikan, membaca, menghafal dan ujian, tapi yang pasti hanya sedikit dari mereka yang kelak menjadi seperti yang terharapkan."

Just think....


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/281860915188634

Thursday, November 24, 2011

Habib Kok Aneh?

oleh Hasan Al-Jaizy

Coba deh perhatikan:

1. Habib-habib trendy, FOTO ama fatwa ilmiahnya jauh lebih banyak fotonya.

2. Kalaupun berfatwa, justru keliatan 'es-teh'-nya.

3. Setelah berfatwa, nitip nomor rekening majelis dan pribadi.

4. Katanya 'habib', keturunan Ahl Bait, kok ngarep sedekah?


Tanggapan standar murahan:

"Jangan menghujat ulama!"

This:

1. Apa sih arti 'hujat'?
2. Kalau itu fakta dan jelas tampak, mau tutup mata?
3. Sejak kapan keturunan Ahl Bait langsung bisa disebut 'ulama' bermodal foto ama baliho?
4. Bahkan teman ane yang [ane kira] jauh lebih berilmu, ga berani sebut dia 'ulama'.
5. Kalau begitu, larangan menghujat ulama dibatalkan. Diganti dengan: "Boleh mengupas realita artis belagak ulama?"


Perhatian:

Sama sekali tidak ditujukan kecuali habib trendy major label.

Adapun para asaatidzah dan ulama dari kalangan habib yang biasa dan berilmu, sama sekali tidak tertuju. Hafidzahumullah.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/280958231945569

Wednesday, November 23, 2011

S.E.T.I.A.P.

oleh Hasan Al-Jaizy

Setiap detikmu bisa dijadikan ilmu
Setiap ilmumu bisa kau ambil faedah
Setiap faedah bisa menerbitkan hikmah
Setiap hikmah termaknai karena berkah

Pilih dan praktekkan:

1. Waktu --> Ilmu --> Faedah --> Hikmah --> Berkah 

2. Foya --> Bodoh --> Sia-sia --> Dzalim --> Laknat

?

http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/280480888659970

Tuesday, November 22, 2011

Sebuah Gambaran Realitas Doeloe dan Sekarang

oleh Hasan Al-Jaizy

Era 60-70-an, anak2 MI, MTS, MA diajar Arabic, ada pula Ilmu Mantiq. Di pesantren tradisional, para kyai mengajari Fiqh madzhab Syafi'i dengan kitab2 kuning super klasik. Ilmu agama saat itu benar-benar lebih dihargai dari apapun selainnya.

Era kini, anak2 MI, MTS, MA 'sengaja' diperlemah Arabic-nya, pelajaran rata2 agama diminimalisir. Di pesantren tradisional, para kyai semakin sedikit jumlahnya. Kitab2 kuning banyak terbengkalai. Di pesantren modern, mulai tumbuh banyak penyakit...apa itu?


 Intinya:
--> Mendahulukan ilmu umum sebelum ilmu agama
--> Mendahulukan organisasi sebelum pendalaman ilmu

Itu banyak terjadi di pesantren modern, sekolah dan bahkan dunia perkuliahan.

Sehingga kualitas setelah lulus kurang tercermin. Berbangga-bangga lulus dari sini atau sana, ditanya ini dan itu jawabannya hanya seutas cengengesan di muka.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/280029182038474

Sepertinya Kita Miskin Karena Aku Menikahimu

oleh Hasan Al-Jaizy

CERITA/CURHAT seorang ibu yang saya dengar secara LIVE in the real LIFE:

"Kami kini dalam keadaan miskin setelah bergelimang kaya sebelumnya. Dan sebelum kaya, kami berawal pada kemiskinan pula. Kala itu, sekitar 20 tahun lalu, di puncak kemiskinan, suamiku pernah berkata dengan nada biasa, "Sepertinya kita miskin karena aku menikahimu."

Lalu kalimat itu menancap dan menjadi hujaman tertajam di

hatiku. Bertahun-tahun tak terlupakan. Kini, saat kembali kami mengecap empedu kemiskinan, suamiku memohon maaf atas ucapan tersebut.

Aku tak bisa...tak bisa memaafkan hal itu; karena bertahun lamanya menjadi luka yang takkan sirna bekasnya di hati. Aku sudah terlanjur sakit hati hingga kini. Hanya kalimat itu yang tak bisa kumaafkan. Selainnya dari kesalahan, besar atau kecil, tak setakar dengan kalimat itu."





Mendengar cerita itu, saya terdiam beberapa lama. 

Sang ibu ingin menumpahkan danau kepedihannya lewat mata, namun urung itu terjadi. Ia cukupkan dengan bait-bait kata yang mengalir seperti sungai hitam yang membawa wabah penyakit.





"Sepertinya kita miskin karena aku menikahimu"

kalimat di atas remeh namun bisa tak termaafkan





Dambaan Beberapa Akhwat Pra-Keibuan

oleh Hasan Al-Jaizy

Lihat saja, foto-foto anime/buatan berupa sepasang 'ikhwan' dan 'akhwat'. Yang ikhwan berambut hitam pekat berkacamata dan berjenggot tanggung. Yang akhwat berjilbab lebar, senyum manja, kadang megang HP mau foto bareng.

Mungkinkah akhwat2 itu mendambakan:

--> Yang berambut tidak urakan [karena terkesan sopan]
--> Yang berkacamata [karena terkesan pintar]
--> Yang berjenggot tanggung [karena agak gaul; ga terlalu ekstrim dipandang mirip syaikh2]

Yang artinya, akhwat pendamba 3 hal di atas, tak lepas dari mendamba FISIK semata, karena hanya ingin berpatuk pada apa yang tampak dan terkesan. 

Mendamba tidak salah. Tapi hati-hati terhadap apa yang didamba.


Toh:

--> Banyak yang rambut rapih kelimis, hatinya tidak rapih dan lidahnya sering mengundang gerimis di mata wanita.
--> Banyak yang berkacamata, tapi terkesan culun. Banyak yang culun, isinya kosong. Tidak bisa diandalkan apa2.
--> Banyak yang berjenggot, untuk gaya2 saja atau agar 'diakui'. Sementara kewibaannya tak terhargai sehelai jenggot. Alias ga punya prinsip dan wibawa.


Dan tidak sedikit pula akhwat yang mendamba namun tak menggambar dan menggarisi dambaannya, mereka terus meminta pada Allah dan berusaha memperbaiki diri. Hingga kemudian mereka diberi suami-suami yang lebih dari sekedar rambut, kacamata dan jenggot!

http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/279950102046382

Monday, November 21, 2011

Kalau Kita Mahir Berbahasa Asing...

oleh Hasan Al-Jaizy

Kalau kita mahir berbahasa Arab, banyak pintu terbuka lebar untuk kita. Pintu gerbang ilmu Syariah, pintu pekerjaan dan pintu surga.

Kalau kita mahir berbahasa Inggris, banyak pintu terbuka lebar pula. Pintu gerbang ilmu duniawi, pintu pekerjaan dan bisa jadi pintu surga.


Kalau kita...

Kalau kita mencukupi hanya bahasa negara sendiri atau daerah, sementara umur masih muda dan masih punya kekuatan akal/jasad tuk belajar banyak, maka kelak akan ada saat-saatnya kita menyesali dan bertanya-tanya 'mengapa aku tidak begini dan begitu'


Bagi yang masih mampu dan muda...

Siapkan bekal makna untuk hari-hari ke depannya
Muda usia tak berarti layak berfoya dan terlena
Hidup muda tuk berbekal membangun keindahan masa tua
Sepanjang hidup -tua-muda- tuk berbekal menuju surga


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/279442875430438

Friday, November 18, 2011

Sebuah Perjalanan Temanku

oleh Hasan Al-Jaizy

Ada seorang anak, disekolahkan di SD biasa di kampungnya, masa kecilnya penuh cobaan -karena kekurangan gizi-, lalu ke Pondok Pesantren, diteruskan kuliah di jurusan Syariah di Jakarta...

rumahnya reyot...orang tua sakit-sakitan...namun baktinya kepada mereka tak sesederhana gubuk


Dulu ia dikenal menderita dan serba kurang

Ia dulu adalah miskin dan masih kini
Ia dulu hidup penuh derita dan cobaan
Ia kini adalah mahasiswa yang dikenal pintar
Ia kini adalah mahasiswa yang dihormati semua temannya

Ia sederhana dan berbakti
Orang tua, tetangga di kampung dan semua temannya ridha kepadanya
Dan semoga keridhaan Allah menaunginya

Mungkin pula Allah mengangkat derajat hamba dari titik cobaan dan ujian
Mungkin pula Allah merendahkan derajat hamba dari titik rezeki dan karunia


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/278006338907425

Wednesday, November 16, 2011

Sedikit Tentang Syaikh ibn Al-Utsaimiin

oleh Hasan Al-Jaizy

Sedikit tentang Syaikh ibn Utsaimiin :

1. Beliau telah menempuh jalan dakwah dan mengajar sejangka mendekati 50 tahun. Setengah abad beliau mengabdi.
2. Beliau tak begitu peduli dengan jumlah hadirin dalam kajiannya; namun beliau sangat tegas dalam menegur dan meminta para hadirin agar menyimaknya.


Cerita pendek suatu ketika:

Pernah sekali beliau datang ke tempat mengajar dan ia tidak menemukan kecuali hanya satu kitab yang ditinggalkan oleh seorang pelajar/murid. Murid tersebut pun sedang di luar.

Ketika beliau melihat kondisi seperti itu, beliau berjalan ke mihrab, mengambil sebuah mushaf dan terduduk membacanya. 

Lalu datanglah murid pemilik kitab melihat beliau sedang membaca mushaf dan tak temukan siapa2 selain beliau. Malu lah ia, sembari mengambil kitab lalu pergi keluar.

Dan tetap beliau bersabar sesabar-sabarnya; hingga akhirnya murid tersebut dibukakan oleh Allah mata hatinya....hingga ia kemudian duduk bersama sekitar 500 murid dalam kajian beliau.

[dari kajian Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid]


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/276992029008856

Monday, November 14, 2011

Pede Meski Dituduh Murji'ah

oleh Hasan Al-Jaizy

Syaikh Dr Nashir bin Abdul Karim Al-Aql hafidzahullah:

"Tidak semua orang dituduh Murji’ah dia benar Murji’ah. Terlebih di zaman ini, karena tukang-tukang pengkafiran dan orang-orang ekstrim dari kalangan Khaw**** atau yang seperti mereka yang bodoh akan kaidah-kaidah salaf tentang vonis, menuduh orang yang menyelisihi mereka dari kalangan ulama maupun penuntut ilmu dengan Murji’ah. Dan kebanyakan yang di gembar-gemborkan mereka adalah masalah berhukum dengan selain hukum Allah dan masalah wala’ serta baro’."

Add:

"Dan terkadang sebagian yang menisbatkan dirinya kepada ilmu dan sunnah ikut andil dalam menuduh tanpa adanya kehati-hatian. Bahkan sebagian penuntut ilmu yang sudah tinggi keilmuannya ketika menulis masalah takfir pada zaman ini menuduh orang yang menyelisihinya dalam masalah yang juga diperselisihkan oleh Salaf dengan tuduhan Murji’ah. Padahal permasalahannya jika diteliti kembali tidak termasuk prinsip Murji’ah”"

Nah, itu yang sudah tinggi keilmuannya saja bisa terjeblos dan tidak hati-hati dalam mengecap jidat manusia, bagaimana dengan yang ilmunya secetek genangan air pinggir jalan tol?

http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/278996872141705

Sebuah Perbandingan Agama

oleh Hasan Al-Jaizy

Umat yang paling menghargai dan meninggikan Kitab Suci nya hanyalah Umat Islam. Bayangkan:

--> Semua orang Muslim pasti punya hafalan ayat atau surat
--> Ada jutaan orang hafal full [500-an halaman]
--> Para khatib dan penceramah sebutkan banyak ayat [rata2 hafalan]
--> TIAP HARI membaca Al-Qur'an; kala sholat atau tidak.
--> JANGAN LUPA. Al-Qur'an itu berbahasa asing.
What's more...?


Sementara:

--> Umat mana yang tiap pemeluknya hafal satu saja lembar kitab sucinya?
--> Pemuka umat mana yang hafal full seluruhnya?
--> Siapa yang tiap hari baca kitab sucinya?
--> Siapa yang lebih hafal puluhan lirik lagu lupa 5 ayat kitab suci?
--> Jangan lupa dengan kenyataan bahwa kitab lainnya bisa diterjemah!


Kalau ada pemuda berstatus 'muslim', dan berislam sejak lama, namun tidak hafal Surat Al-Fatihah, maka jangan sebut ia muslim.

Karena sholatnya tidak sah tanpa Al-Fatihah [dan itu disengaja].

Namun ternyata ini hampir tidak pernah terjadi.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/276940382347354

Lulusan Mana?

oleh Hasan Al-Jaizy

Suatu saat, kita akan ditanya: "LULUSAN mana?"
Lalu kita jawab dengan sebuah nama kampus terhormat atau tidak.
Mereka sandarkan kepercayaan kualitas kita dengan nama tsb.
Lalu kita merasa AMAN, meski mungkin saja kualitas kita NOL.

Luput keaslianmu karena manusia bisa saja tertipu oleh nama dan kata.


 3-4-5-6-7 tahun belajar di sekolah-perkuliahan

tenang terasa setelah lulus, apakah semuanya berakhir?

Kita akan DITANYA dan DIMINTA PERTANGGUNGJAWABAN atas segala kualitas sebagai cerminan syukur nikmat!
Kita akan DITANYA dan DIMINTA PERTANGGUNGJAWABAN atas segala kualitas sebagai cerminan syukur nikmat!
Kita akan DITANYA dan DIMINTA PERTANGGUNGJAWABAN atas segala kualitas sebagai cerminan syukur nikmat!
Kita akan DITANYA dan DIMINTA PERTANGGUNGJAWABAN atas segala kualitas sebagai cerminan syukur nikmat!
Kita akan DITANYA dan DIMINTA PERTANGGUNGJAWABAN atas segala kualitas sebagai cerminan syukur nikmat!
Kita akan DITANYA dan DIMINTA PERTANGGUNGJAWABAN atas segala kualitas sebagai cerminan syukur nikmat!
Kita akan DITANYA dan DIMINTA PERTANGGUNGJAWABAN atas segala kualitas sebagai cerminan syukur nikmat!

TIDAKKAH KITA TAKUT?


Di HARI NANTI, kita akan ditanya:

"Apa yang kau lakukan di kampusmu?"
"Bagaimana kau memanfaatkan biaya semester, untuk bermain atau menimba ilmu?"
"Mana hasil dari belajarmu 3-4-5 TAHUN?"
"Apa yang telah kau amalkan darinya? Untuk apa ia dipergunakan??"
Lalu, rasa aman kala di dunia berubah menjadi kecemasan

TERBONGKAR keaslianmu karena Yang Maha Mengetahui [Allah Ta'ala] mengetahui jelas segalanya tentangmu!


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/275978929110166

Saturday, November 12, 2011

Hafal 3 Kata Perhari? That's Great!

oleh Hasan Al-Jaizy

Untuk para pembelajar bahasa Arab/Inggris/bahasa asing lainnya:

3 kata untuk sehari dihafal? Why not?

Bayangkan saja. 3 kata dihafal, dimaknai dan dikuatkan dengan contoh kalimat dalam sehari. 10 hari: 30 kata. 30 hari: 90 kata. Konsisten hingga 60 hari: 180 kata.

That's far better than: 10 kata dalam sehari yang kemudian meletihkan dan suatu kala terheti oleh rasa bosan. Dan ini seringkali terjadi.


Bukan berarti...

Bukan berarti hanya 3 kata itu saja yang dilafalkan, meski harus dihafalkan. Namun, tetap bacalah kitab, meski sederhana dan tidak faham semuanya. 

Come on. Jangan tergesa dan merasa seakan impian itu cepat didapat. Bangun 3 kerikil [kata] beserta tataan yang baik [contoh kalimat] hingga akhirnya menjadi benteng.


True S:

1. Seseorang membangun rumah sendirian perlahan-lahan dari asas dan berurutan. Sabar, ulet dan percaya. Suatu saat insya Allah rumah itu akan kuat dan layak digunakan. Tenanglah kemudian ia tinggal di dalamnya.

2. Seseorang membangun ruman sendirian terburu-buru. Asas belum selesai, dinding telah dimulai setengah yang dilampiri atap. Hingga kemudian ketika disengat rasa letih, penat dan bosan, ia bersandar di dinding. Robohlah dinding dengan dasar yang kuat. Setelah roboh, tertimpalah ia hingga sakit terasa.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/274982582543134