Tuesday, July 31, 2012

Sombong Namun Berdalil

oleh Hasan Al-Jaizy

Beberapa [minors] ikhwah-akhwat yang menyandarkan dirinya pada 'Salafiyyah' terkesan 'sombong' namun berdalil. Atau berdalil namun sombong!

Juga sifat beberapa: 'tidak menerima kritikan dari orang yang lebih kurang ilmunya'. 
Jika dikritik, akan membalas kritikan atau celaan...dan berdalil!

KATANYA:
--> Katanya harus lemah lembut dalam berdakwah. Tapi ketika ada sindiran sedikit, langsung main hantam, mem-blokir dan enggan melapangkan dada dulu.
--> Katanya bermanhaj yang haq itu bagai menggenggam bara. Artinya: harus sabar. Tapi ketika ada picingan mata sedikit dan kritik sedikit, langsung main hantam.


Apakah benar begini:

"Seorang Salafy, jika ia dikritik karena pribadinya, maka ia menerima, tapi jika ia dikritik karena ke-Salafian-nya, maka ia harus melawan....tanpa ada proses 'ngaca' dulu."

Atau:
"Menjadi seorang Salafy, harus sering2 mengerahkan cermin ke muka orang lain, sementara tak menerima sokongan cermin dari orang lain, karena MERASA sudah cukup dan sudah bisa ngaca sendiri?"

Berdalil...dan sombong. Ada yang mau ngaca?
Ini untuk saya dan Anda...ya Anda...tak pandang apakah Anda bertahta dalam senioritas atau tidak.


Dan tentu saja...

tulisan semacam ini akan membuat seseorang keluar dari anggapan 'Wah, dia Salafy' atau membuat seseorang ditendang dari Grup.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/425540700820654

Ramadhan Adalah Bulannya Al-Qur'an

oleh Hasan Al-Jaizy

Benar, namun tidak disempitkan maksudnya hanya membaca Al-Qur'an [Tilawah] semata. Maknanya begitu luas. 

Diriwayatkan pada malam-malam Ramadhan, Jibril alaihissalam mengadakan dirasat Qur'aniyyah dengan Nabi Muhammad -shallallahu alaihi wa sallam-. Di malam hari. 

Membaca Al-Qur'an adalah amalan terbaik di bulan Ramadan.
Membaca tafsir Al-Qur'an dan mentadabburinya adalah amalan terbaik di bulan ini.
Mengadakan kajian atau halaqoh Al-Qur'an, entah itu pengajaran tajwid, tahfiidz atau tafsiir adalah amalan terbaik di bulan ini.

Dan jangan lupa intinya: Mengamalkan apa yang tertera di dalam Al-Qur'an adalah amalan terbaik di bulan Ramadan. Dan memang itulah tujuan dari diturunkannya Al-Qur'an.


Semampu dan sesempatnya

Maka, manusia diberi pilihan dan keluasan dalam berbuat baik di bulan Ramadan. 

--> Bagi yang memiliki kemampuan maksimal dalam tilawah, lakukanlah semaksimal.
--> Bagi yang merasa sangat senang mentadabburi bahkan hingga menangis terisak, lakukanlah semaksimal.
--> Bagi yang memiliki kemampuan maksimal dan kesempatan dalam mengajari manusia Al-Qur'an, tajwid atau tafsirnya, lakukanlah semaksimal.
--> Bagi yang senang menyebarkan faedah Qur'aniyyah di dunia maya atau nyata, lakukanlah semaksimal.
--> Bagi yang senang menggabungkan pelajaran Al-Qur'an dan Hadits, lakukanlah semaksimal.


Sekarang pertanyaannya:

"Seberapa maksimal kita beramal?"


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/425519004156157

Mari Beramal Salih

oleh Hasan Al-Jaizy

Untuk saya dan kawan-kawan:

Jika ingin beramal shalih [beribadah], jangan lupa [berusaha] menjernihkan hati agar keikhlasan sudah hadir sedari awal. Di antara wasilah yang bisa dilakukan adalah mengucapkan Basmalah.

Kenapa Basmalah? Karena dalam lafadz Basmalah ada huruf Ba' yang mengandung makna 'isti'aanah' [meminta pertolongan] Allah semata. Ketika melafadzkan bismillah tersebut, hadirkan pula rasa adanya muraaqabah [pengawasan] dari Allah, yang sungguh Dia tahu hati kita, juga percayakan bahwa Allah adalah Penolong dan takkan menyiakan kita.


Juga:

Ada doa yang sangat bagus. Ia adalah doa yang mencakup luas banyak hal. 

اللهم أعني على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك

Baca: Allahumma a'inny ala dzikrika wa syukrika wa husni ibaadatik"

Artinya: "Ya Allah, bantulah aku dalam berdzikir [mengingat-Mu], bersyukur kepada-MU dan beribadah kepada-Mu dengan baik"

--> DZIKIR adalah mengingat Allah. Syaikh As-Sa'di pernah menerangkan bahwa kata 'dzikir' itu mencakup amalan hati, lisan dan anggota tubuh yang ditujukan untuk beribadah dan mengingat Allah. Jadi: mencakup doa, shalat, membaca Al-Qur'an, amar ma'ruf nahi munkar, dan selainnya.

--> SYUKUR adalah bersyukur/berterima kasih pada Allah. Dalam Kitab Fathul Majiid [Syaikh Abdurrahman Alu Syaikh], diterangkan bahwa bersyukur direalisasikan dengan hati, lisan dan anggota tubuh. Begitu juga di kitab Al-Qaul Al-Mufiid [Syaikh ibn Utsaimiin], diterangkan bahwa bersyukur yang terlengkap dan sempurna adalah dengan mengkolaborasikan ketiganya [hati-lisan-anggota tubuh]. Contoh: Ketika kita mendapat suatu ilmu/faedah, kita bersyukur di hati, juga di lisan dengan melafadzkan Hamdalah misalnya, juga di anggota tubuh dengan mengamalkan atau menyebarkan.

--> IBADAH adalah sebuah nama yang mencakup segala hal yang Allah ridhai dan cintai dari perkataan atau amalan, baik secara zahir atau batin. Seperti yang didefinisikan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.


Maka:

Mintalah bantuan dan pertolongan Allah untuk berdzikir, bersyukur dan beribadah; karena hanya Allah lah yang bisa membalikkan hati manusia. Dan Allah Maha Kuasa atas segalanya.

==> Kita lihat ada penceramah yang berbicara sederhana namun tuturan katanya ngena dan sampai di hati manusia. Sangat mungkin itu adalah bentuk keberkahan kalimat si penceramah disebabkan keikhlasannya. Sehingga manusia mengambil manfaat darinya, mengingatnya, mengamalkannya dan pahalanya mengalir.

==> Atau pernah kita melihat seorang penceramah yang membahas topik berat dan dilantunkan dengan lantang juga menarik. Namun sensasi itu hanya sementara. Setelah selesai ceramah, semua hadirin lupa dan melupakan. Sangat mungkin itu adalah bentuk ketidakberkahan kalimat si penceramah disebabkan ketidakikhlasannya.

Sederhana namun ikhlas, itu lebih merekah bunga dan meranum buahnya dibanding megah namun tidak tulus. Maka marilah kita terus belajar ikhlas, meskipun kemampuan kita terbatas. Bisa jadi keterbatasan dan kekurangan kita adalah pencegah kita dari api neraka.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/425509450823779

Beberapa Point

oleh Hasan Al-Jaizy

Beberapa point tentang Ushul Fiqh dan Syaikh Sa'ad Asy-Syatsry:

[1] Seorang syaikh yang ana pribadi kagum padanya adalah Syaikh Asy-Syatsry; karena ilmunya, karyanya, kajiannya dan insya Allah kesalihannya. Hafidzahullah. Beliau adalah seorang baahits [researcher] di bidang Ushul Fiqh. 

[2] Di antara karya ilmiah beliau adalah kitab 'At-Taqliid wa Ahkaamuh'. Kitab ini menjabarkan secara mendetail segalanya tentang Ijtihad dan Taqlid. Beliau mengumpulkan perkataan2 ulama dan madzhab berkaitan dengan Ijtihad dan Taqlid. Kitab ini diperlukan bagi yang ingin memahami dengan cermat dan tepat mengenai keduanya.

[3] Tidak hanya di bidang Ushul Fiqh, beliau juga sering mengkaji kitab2 Aqidah, Tafsir, Hadits, Fiqh Hanbaly hingga bahasa Arab.

[4] Di suatu kajian TV, beliau pernah mengatakan: 'Di hari senggang, jika tidak ada kegiatan, saya menghabiskan waktu di perpustakaan saya selama 16 jam sehari membaca buku. '

Cita-cita 02:54

oleh Hasan Al-Jaizy

02:54

Ketika saya melihat mimbar atau meja di dekatnya di suatu masjid besar, hati selalu berkata, 'Suatu saat saya bisa berdiri atau duduk di sana insya Allah pada masanya yang tepat'...dan angan-angan ini bukan kesombongan atau mencari dunia.

Ketika saya melihat rekaman video ustadz pondok yang dulu mendidik dan mengajari saya ilmu, hati bergetar, bergejolak dan berkata: 'Suatu saat saya bisa seperti atau lebih dari mereka insya Allah. Dan saya akan MENYEBUT nama-nama mereka di depan manusia, selagi masih hidup atau setelah wafatnya guru-guru, dan memohon jema'ah untuk mendoakan orang-orang yang berjasa. Insya Allah'...dan cita-cita ini bukan kesombongan atau mengejar dunia.

Ketika saya tahu bahwa menjadi seperti mereka tidak singkat perjalanannya dan berat bebannya, bersyukur sekali hati ini karena setidaknya cita-cita itu masih ada dan belum mati. Dan semoga tidak mati terkubur oleh godaan, ujian dan cobaan materi duniawi. Jikalau matiku melampaui cita-citaku, semoga anak-anakku bisa meneruskan cita-cita bapaknya yang telah tiada. Jikalau matiku sebelum menikahku, semoga...matiku tak sia-sia.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/425221254185932

Monday, July 30, 2012

Pelit

oleh Hasan Al-Jaizy

Beberapa point yang meminta tangan tetap membentang di atas:

[1] Sebuah kalimat:

إن البخيل فقير لا يؤجر على فقره

"Sesungguhnya orang pelit itu adalah orang miskin dan ia tidak diberi pahala atas kemiskinannya."

Kalimat di atas adalah celaan pada orang yang pelit, entah pelit ilmu, pelit harta atau pelit jasa.


[2] Lalu:
--> Pelit ilmu adalah yang hanya mencukupkan ilmu terpatri bagi dirinya tanpa ingin menyebarkan pada siapapun; kecuali jika ada timbalan dan imbalan. 
--> Pelit harta adalah yang enggan membentangkan tangan untuk memberi kelebihan harta pada yang membutuhkan; kecuali jika ada imbalan, entah berupa pujian atau hutangan.
--> Pelit jasa adalah yang tidak pernah mau membantu orang lain untuk mengenyahkan atau meringankan kesulitan; kecuali jika ada balasan, pujian atau imbalan.


[3] Dan inilah yang banyak terjadi sekarang, terutama di kota ini. Di mana orang-orang tak hendak berbuat baik pada orang lain kecuali jika tahu bahwa mereka akan meraih keuntungan duniawi semu. 

[4] Betapa menyebarnya di kota ini orang-orang berduit namun tiada berkah itu semua; karena mereka adalah orang miskin dalam keadaan kaya atau orang cacat dalam keadaan sempurna atau orang menyedihkan dalam figura bahagia. Kelebihan yang mereka punya hanya untuk mereka dan kekasih mereka.


Cukuplah perkataan Ali bin Abi Thalib menerjang tingkah mereka:

عجباً للبخيل يعيش عيشة الفقراء، ويحاسب حساب الأغنياء

"Sungguh mengherankan orang pelit itu. Hidupnya adalah hidupnya orang-orang miskin dan ia mengira berderajat seperti orang-orang kaya."

Ingin kaya dalam ketercukupan? Bersedekahlah. Tiada sedekah yang tulus, melainkan tanaman-tanaman pahala tumbuh dan berbuah lebat; jika Allah kehendaki bertambah ia tiada henti, jika Allah kehendaki tak bertara ia terhargai.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/425152567526134

Misal Ekstrimitas

oleh Hasan Al-Jaizy

Beberapa point yang jangan sampai engkau merasa tersuntik membacanya:

[1] Menilai pemilik akun dari pro-pic? Terkadang itu terjadi. Biasanya: 

a. Kalau memasang foto makhluk hidup berarti pemiliknya pelanggar syariat atau tidak menggubris fatwa. 

b. Kalau memasang foto mukanya [yang laki2], jika dia jelek mukanya berarti perlu diteriakkan: 'Woy, emang FB lu KTP?'. Jika mukanya cakep berarti dia adalah orang narsis.

c. Kalau memasang foto ayat/hadits/yang islami, berarti dia seorang SW; terlebih jika mutual friends nya tsiqoh [terpercaya].

d. Kalau memasang foto kitab/buku, berarti dia pamer dan narsis.

[2] Menilai manusia dari tingkahnya di dunia maya tidak bisa sempurna 100%; karena real life itu lebih real.

[3] Jika memang ingin menilai [karena hidup sosial tak lepas dari menilai orang] di dunia maya, jangan nilai seseorang dari statusnya; melainkan dari komentarnya. Status cenderung dipoles, diperbagus, difikirkan matang2, atau copas kalimat yang bukan miliknya. Sementara untuk komentar, kecenderungan di atas minim. Karena itulah, sangat mungkin Anda melihat beberapa orang membuat status ayat/hadits/hikmah, tapi dia menghinakannya sendiri dengan BERCANDA, ngakak bahkan kalimat tercela. Atau dia yang di statusnya begitu baik dan bagus, namun komentar yang ia tulis di lapak orang di bawah standar.

[4] Jika kamu mengenal seseorang, maka kamu takkan lepas dari 'menilai'. Karena penilaian itu akan terjadi secara otomatis. Urusan benar atau tidaknya penilaian, itu tidak terjamin. Yang pasti, data-data tentang orang lain pasti tersimpan. Hanya orang hilang akal yang tidak seperti ini.


Paling ajaib jika:

Point 1b ditabrak dengan kenyataan bahwa sebagian [atau bahkan kebanyakan] masyaayikh TimTeng yang exist di jejaring sosial, memasang pro-pic mukanya sendiri.

Mungkinkah kita mengatakan pada mereka: "Memangnya FB KTP?"

Bagaimana jika ada orang awam berteriak: 'Lo pade sok alim, status malah dijadiin buat nulis ayat hadits, lo kira Jum'atan pindah ke Facebook?'

Kedua-duanya sama ekstrimnya....bagi ana.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/425118737529517

Misal Ekstrimitas

oleh Hasan Al-Jaizy

Beberapa point yang jangan sampai engkau merasa tersuntik membacanya:

[1] Menilai pemilik akun dari pro-pic? Terkadang itu terjadi. Biasanya: 

a. Kalau memasang foto makhluk hidup berarti pemiliknya pelanggar syariat atau tidak menggubris fatwa. 

b. Kalau memasang foto mukanya [yang laki2], jika dia jelek mukanya berarti perlu diteriakkan: 'Woy, emang FB lu KTP?'. Jika mukanya cakep berarti dia adalah orang narsis.

c. Kalau memasang foto ayat/hadits/yang islami, berarti dia seorang SW; terlebih jika mutual friends nya tsiqoh [terpercaya].

d. Kalau memasang foto kitab/buku, berarti dia pamer dan narsis.

[2] Menilai manusia dari tingkahnya di dunia maya tidak bisa sempurna 100%; karena real life itu lebih real.

[3] Jika memang ingin menilai [karena hidup sosial tak lepas dari menilai orang] di dunia maya, jangan nilai seseorang dari statusnya; melainkan dari komentarnya. Status cenderung dipoles, diperbagus, difikirkan matang2, atau copas kalimat yang bukan miliknya. Sementara untuk komentar, kecenderungan di atas minim. Karena itulah, sangat mungkin Anda melihat beberapa orang membuat status ayat/hadits/hikmah, tapi dia menghinakannya sendiri dengan BERCANDA, ngakak bahkan kalimat tercela. Atau dia yang di statusnya begitu baik dan bagus, namun komentar yang ia tulis di lapak orang di bawah standar.

[4] Jika kamu mengenal seseorang, maka kamu takkan lepas dari 'menilai'. Karena penilaian itu akan terjadi secara otomatis. Urusan benar atau tidaknya penilaian, itu tidak terjamin. Yang pasti, data-data tentang orang lain pasti tersimpan. Hanya orang hilang akal yang tidak seperti ini.


Paling ajaib jika:

Point 1b ditabrak dengan kenyataan bahwa sebagian [atau bahkan kebanyakan] masyaayikh TimTeng yang exist di jejaring sosial, memasang pro-pic mukanya sendiri.

Mungkinkah kita mengatakan pada mereka: "Memangnya FB KTP?"

Bagaimana jika ada orang awam berteriak: 'Lo pade sok alim, status malah dijadiin buat nulis ayat hadits, lo kira Jum'atan pindah ke Facebook?'

Kedua-duanya sama ekstrimnya....bagi ana.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/425118737529517

Beberapa Point

oleh Hasan Al-Jaizy

Beberapa point yang tidak bisa membuatmu terkekeh-kekeh sekonyong-konyong:

[1] Mencari 'cewek' di kota ini mudah..dan di kota lainnya. Dalam artian: mencari pacar temporary. Terlebih mencari Teman Tapi Mesra; ini mudah sekali. Perantara dan fasilitas terbentang raya. Ada Facebook, Twitter dan Handphone. Menunggu apa lagi?

[2] Dengan kecentilan BANYAK gadis sekolah atau mahasiswi sekarang, itu makin mempermudah kita untuk melancarkan strategi. Yah, meskipun banyak yang bakal protes: 'Tidak semua gadis seperti itu.' Please....jangan langsung protes ketika melihat kata berhuruf kapital [BANYAK] dan nyatanya memang benar. Gadis-gadis centil akan marah disebut centil; meskipun mereka juga merasa dirinya centil dan rupanya mereka lebih centil dari sekedar yang terasa.

[3] Terlebih jika kamu punya segudang kalimat indah untuk melambungkan hati mereka. Slurp. Atau kamu punya motor besar dengan klakson kereta dan knalpot belalai Gajah. Slurp. Atau kamu punya wajah di atas standar berbasis kompetensi. Slurp. Atau dompetmu tebal hingga tak bisa dilipat. Slurp. Atau kamu pintar copas kalimat indah atau copas fatwa lalu disadurkan ke gadis2 hingga mereka menganggapmu....Slurp.

[4] Tunggu apa lagi? Semua itu mudah dan kamu punya modalnya. Slurp. Buat mereka melambung-lambung, mudah-mudahan lambung mereka tetap berada pada posisi asalnya. Slurp.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/425023904205667

Kita Sebenarnya Belajar Untuk Apa?

oleh Hasan Al-Jaizy

Di kampus ada seorang dosen Aqidah, muridnya Syaikh ibn Baaz -rahimahullah-, yaitu Syaikh Dr. Salih Al-Aidaan -hafidzahullah-. Tegas, lugas dan padat dalam menjelaskan dan membantah. 

Pernah di suatu kajian, beliau 'membantai' keyakinan suatu firqah yang di Indonesia banyak pengikutnya, dan membuat seluruh hadirin di kelas tersihir dan tak bisa bicara apa-apa; saking tegas, ngena dan mengalirnya kalimat beliau.

Cuma yang menyebalkan model begini: "Ketika kajian si fulan-fulan-fulan diam membisu, seakan setuju dengan bantahan sang dosen. Namun ketika selesai kajian, di belakang ngedumel dan 'curhat'."

Kenapa ga sekalian angkat suara tadi jika memang ia mencari kebenaran? Bahkan sang dosen berkali2 bilang: 'Siapapun yang punya kritik dan masukan, silahkan! Saya senang thalib yang kritis karena ingin belajar dan tahu kebenaran. Saya tidak ingin mereka diam ketika pelajaran saya; lalu setelah saya keluar mereka baru bicara!'

Sekali lagi:

"Kita sebenarnya belajar untuk apa?"


Agak tidak nyambung tapi bisa disambung-sambung:

"Jangan memuja negara Saudi atau kerajaannya atau pemerintahannya atau siapapun dengan gaya berlebihan seakan tidak ada kesalahan atau hal negatif padanya."

Juga:

"Kita menghormati dan menghargai pemimpina atau pemerintah; namun jangan kebangetan dan hormati atau hargai dengan gaya biasa. Jangan mengungkapkan kebaikan seakan-akan tidak ada kecacatan pada mereka."

Karena banyak pertanyaan semacam ini: "Emang segitunya?"

Pertanyaan itu untuk para pembela yang 'hawa-hawanya' terlalu. Entah itu berkaitan dengan Saudi Arabia, pemerintahan bahkan radio.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/424775910897133

How Your Appearance Affects

oleh Hasan Al-Jaizy

Penampakan fisik dan lahir atau zahir. Manusia akan menghakimi yang terzahir terlahir...karena tidak mudah menghakimi sesuatu yang tersirat tak tersurat. Ingatlah ketika kamu membusanakan penampilanmu baik-baik, dan manusia akan melihatmu baik; dan bagaimana kau tampakkan seram wajah, lalu manusia ragu mendekat.

Berlaku juga di dunia perkantoran; ketika bulu-bulu atau boleh dibilang rambut bergelantungan di dagu. Terlebih jika ada stempel hitam di jidat; kelak manusia akan memandangmu berbeda dari lainnya.

Bahkan di dunia maya pun berlaku. Bagaimana kau menzahirkan profile picture atau mendata foto-foto pribadi untuk di-share. Ada penilaian sendiri. Penilaian itu berbeda jika engkau memasang propic Islami atau sekedar wajah alam. Bahkan, bisa saja ketika kau memasang muka hewan, akan dinilai NEGATIF serta merta.

Sunday, July 29, 2012

Kenikmatan Ini Amat Besar Bagiku

oleh Hasan Al-Jaizy

Hanya sekedar share gambaran bahagia dan nikmat, bukan ajang pameran:

"Bahwa saya sungguh tahun 2007/08 tak menyangka Internet sangat mudah dijangkau. Tahun itu saya mendambakan semoga 15 tahun ke depan sudah punya komputer sendiri; bisa mendownload sekedar mp3 saja untuk faedah didengarkan via mp3 player.

Dan Allah mengucurkan rahmat bagi siapapun makhluk; cepat atau lambat adalah kebijakan Dia tanpa perlu bertanya. Ternyata Allah menjawab dambaan saya begitu cepat, atau seakan terlalu dini. Tahun 2010 bahkan sudah punya netboo pribadi; juga koneksi Internet. Dulu saya mendamba tiap pagi bisa men-download tiap pagi hari sebelum berangkat kuliah/kerja; namun mulai 2010, jangankah pagi hari, bahkan setiap waktu pun terizinkan. Subhanallah! Itu semua anugerah dan kemudahan dari Allah!"

kaitan dengan Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid...

Tahun 2007/08, terkadang masuk Maktabah [perpustakaan] kampus dan mengobok-obok koleksi CD Maktabah, yang rata-rata adalah ceramah/kajian para masyaayikh TimTeng. Saat itu, saya melihat CD terbanyak adalah milik Syaikh Ibn Baz dan Syaikh Utsaimiin. Nama keduanya tidak asing. Yang asing adalah Nama: Muhammad Shalih Al-Munajjid. Kajiannya banyak sekali. Ratusan!

Bermula dari itu, lalu saya meminjam beberapa CD untuk di-copy dan di-burning di CD lain dengan bantuan teman; karena teman saya ini punya PC yang CD-Rom nya mampu membakar CD. Alhasil, saya pun punya beberapa CD Syaikh Al-Munajjid versi aspal [asli-palsu]; yang bisa didengar di mp3 player.

Tahun 2009-10, berkenalanlah saya dengan situs islamway.com. Ternyata situs tersebut punya gudang kajian para masyaayikh TimTeng; bahkan update tiap hari. Lalu saya pun berlangganan akan situs tersebut.

Cerita sebenarnya masih panjang sekali...bersambung...setahun lagi...


Ujungnya sekarang [sekedar cerita; tanpa maksud negatif apapun]:

Allah memberi kemudahan bagi kita untuk belajar.

Kemudahan dalam pembelajaran saya pribadi:

--> Bisa subscribe/berlangganan channel2 di YouTube yang TIAP HARI mengupdate kajian para masyayikh TimTeng. Sehari jumlahnya puluhan. Tinggal pilih materi yang menarik/penting atau pematerinya.

--> Situs way2allah.com juga menyediakan link2 download video untuk ukuran kecil-menengah-besar; jumlahnya melebihi 10.000 kajian; dan itu terus di-update tiap hari mencapai puluhan!

--> HP Android yang saya punya; alhamdulillah mampu memainkan video-video atau mp3. Bisa dibawa kemana-mana; ditonton dimana-mana...dan kapanpun.

Semua itu anugerah dan pemberian.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/424711730903551

Jiwa Itu Ibarat Anak Kecil

oleh Hasan Al-Jaizy

"Jiwa itu ibarat anak kecil" [sebuah terjemahan dari hikmah Arabic]

Ketika kita memanjakan anak yang masih kecil; maka ia akan terbiasa dengan kemanjaan itu. Dan dengan kebiasaan dimanja, itu akan menjadi asahan dan tabiat yang akan sangat sulit diubah kala jelangnya dewasa.

Begitu juga dengan jiwa seseorang. Lihatlah jiwa-jiwa manusia sekarang dan lihat juga kemajuan teknologi dan kendaraan.


Sebagai gambaran [1] :

=> Seseorang yang sedari masa sekolah sudah PP dengan motor sehari-hari; karena memang sudah memiliki motor, maka ia akan kesulitan jiwa dan raga ketika motor itu rusak, tak bisa dipakai atau raib. Karena jiwa dan raganya sudah terbiasa dengan kemanjaan itu. Sangat beda dengan seorang pelajar yang sehari-hari berjalan kaki jauh atau naik angkutan umum dengan kesabaran; jiwa dan raganya sudah terbiasa untuk itu.

Btw, pelajar itu bukan cuma murid sekolah; tapi anak kuliah juga pelajar. Jadi, jangan mentang2 sudah kuliah, sudah merasa paling dewasa dan paling berkontribusi. Terlebih jika ia hanya kuliah tanpa kerja atau gawe, berarti: murni pelajar.


 Sebagai gambaran [2]:

=> Dahulu -katakanlah era 90/awal 2000-, HP adalah benda asing. Hanya orang tertentu yang memilikinya dan sangat minoritas adanya. Anak berumur 17 tahun kala itu, jika ia ingin kunjungi temannya yang bertempat tinggal di kota lain, ia harus menelepon via telepon rumah dulu [itupun jika punya]. Lalu sepakati tanggal dan waktu jamnya, juga tempat bertemu. Saat itu tak ada komunikasi HP; yang ada hanya nomor telepon yang tertera di secarik kertas atau di buku telepon mini. 

Sekarang, bayangkan kembali masa-masa itu [bagi yang pernah merasakan zaman tanpa HP]. Atau bayangkan om, bapak kita dan mbah kita di zaman baheula. Dan kemudian lihat anak-anak sekolah sekarang; yang mungkin sebagian mereka akan mati kebingungan jika HP tidak ada. Atau Freshmen [mahasiswa2 baru] yang masih imut-imut itu; karena zaman sekolah mereka sudah kental dengan HP. Seandainya mereka pulang-pergi ke luar kota tanpa HP, fikirkan: apakah mereka berani?

"Jiwa itu ibarat anak kecil"
Jika kau manjakan, manjalah ia selalu
Jika kau asah ia tergigih, gigihlah ia selalu


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/424667907574600

Saturday, July 28, 2012

Biar Copas, Yang Penting Ilmiah, Katanya

oleh Hasan Al-Jaizy

Beberapa point yang merupakan pandangan dan pengalaman pribadi:

[1] Dulu...dulu...dulu...entah 2009 atau 2010, ketika belum lama kenal FB; baru kenal beberapa gelintir ikhwah yang salih2. Pernah saya mengomentari suatu status, sekedar kritik kecil-kecilan. Lalu saya 'dibantai' & 'dibantah' dengan tulisan yang panjang2 oleh pemilik status. 

[2] Tentu saja saya 'speechless', karena pembantaian itu kuat sekali, berisi dan berdalil [dengan dalil atau fatwa malah]. Dan itu tidak saya saksikan satu kali saja.

[3] You know what!? Saat itu saya berfikir ternyata di dunia maya banyak sekali orang2 hebat dan berilmu. Mereka juga bisa menulis seberat/sepanjang itu dengan cepat. Bahkan ustadz2 saya saja nggak bakal bisa sedahsyat itu.

[4] Dan rupanya...tesingkaplah itu semua...semua itu rupanya adalah ilmu copy-paste [tanpa pembubuhan link sumber]. Sejak saat itu ketakjuban saya berubah menjadi mual. Jujur saja, sejak saat itu [dan mungkin karena itulah] saya jadi sebal dan sebal sekali dengan copy-paste membabi buta dalam membantah.

Ini pengalaman yang menjalurkan pandangan pribadi. Jika Anda punya pandangan lain,well it's yours.


Yang juga menyakitkan:

--> Ketika kita menulis sebuah karya hasil pemikiran dengan usaha sendiri lalu menuangkannya di depan manusia, tiba2 ada yang membantah dan berusaha membantai. Jebret. Tulisan 20 paragraf murni hasil copas. 

--> Ketika ada seseorang yang bertanya tentang masalah 'XXX'; lalu kita berusaha menjawab semampu kita dengan membuka-buka maraji', menterjemah dan meracik kalimat...kemudian kita tulis dan upload. Setelah itu, ada juga yang menandingi dengan jawaban lain panjang sekali. Jebret. Tulisan 20 paragraf murni hasil copas.


Mungkin sebagian beralasan: 'Biar copas, yang penting ilmiah dan berisi'.

Jawaban:
--> Yang ilmiah: artikelnya, bukan kamu.
--> Yang berisi: artikel dan penulisnya, bukan kamu.
--> Jika keilmiahan dan kepadatan ilmu diukur dari pintarnya copas, maka tidak ada gunanya belajar bertahun2 dari kitab. 

Dan: 'Copas tapi benar isinya lebih baik daripada karya sendiri tapi sok tahu'.

Hanya saja, itu bukan hujjah penguat untuk yang hobinya pragmatis. You can be a king in dumay...in real life you are the lowest servant.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/424598284248229

Friday, July 27, 2012

Sedikit Tentang Witir

Sedikit mengenai Witir dari Syaikh Muhammad ibn Shalih Al-Utsaimiin:

فيجوزُ الوِترُ بثلاثٍ ، ويجوزُ بخمسٍ ، ويجوزُ بسبعٍ ، ويجوزُ بتسعٍ ، فإنْ أوترَ بثلاثٍ فله صِفتان كِلتاهُما مشروعة : الصفة الأولى : أنْ يَسْرُدَ الثَّلاثَ بِتَشهدٍ واحدٍ ، الصفة الثانية : أنْ يُسلِّمَ مِن رَكعتين، ثم يُوتِرَ بواحدة ،كلُّ هذا جَاءت به السُّنةُ ، فإذا فَعَلَ هذا مرَّةً ، وهذا مرَّةً : فَحَسَنٌ ، ويجوز أن يجعلها بسلام واحدٍ ، لكن بتشهُّدٍ واحدٍ لا بتشهُّدين ؛ لأنه لو جعلها بتشهُّدين لأشبهت صلاةَ المغربِ ، وقد نهى النبي صلى الله عليه وسلم أن تُشَبَّهَ بصلاةِ المغرب

"Witir boleh 3, 5, 7, 9 rakaat. Jika ia berwitir 3 maka mempunyai 2 cara dan keduanya ada syariatnya.

Pertama: Ia menunaikan 3 rakaat dengan satu tasyahhud
Kedua: Dia salam setelah 2 rakaat, lalu berwitir 1 rakaat.

Semuanya datang dari sunnah Nabi. Jika melakukan ini sekali dan itu sekali, it's ok.

Dia boleh menjadikan [3 rakaat tersebut] dengan satu salam saja, namun tasyahhudnya harus 1 juga, tidak boleh 2 kali. Karena kalau tasyahhudnya dua, maka miriplah dengan shalat maghrib. Sementara Nabi melarang shalat tersebut diserupai dengan shalat maghrib."

[Syarh Al-Mumti']

Beberapa Point

Beberapa point dari Al-Haafidz Syamsuddin Adz-Dzahaby [w. 748 H]:

[1] "Ushul Fiqh bukan sesuatu yang kau butuhkan wahai Muqallid"
[Yakni: jika kamu hanya ingin bertaqlid semata dalam beragama]

[2] "Dan wahai yang mengatakan bahwa bab ijtihad telah tertutup, ilmu Ushul Fiqh tidak memberikanmu faedah" 
[karena salah satu faedah/tujuan pembelajaran ilmu Ushul Fiqh adalah untuk membuka pintu ijtihad dalam diri seorang thalib dan mengenyahkan taqlid secara global]

[3] "Jika kamu mempelajarinya dan ternyata kamu tetap bertaklid [buta] pada imam-mu, maka kamu telah berbuat hampa dan sekedar mencapek-capekkan diri"

[4] "Jika kamu membacanya hanya untuk mendapatkan pekerjaan atau agar disebut [sebagai seorang alim, misalnya], maka ini hanyalah kesia-siakan dan contoh sebuah khayalan semata."

---Zaghal Al-Ilm: hal.41
---Lihat: Kitab 'Dhawabith at-Tarjih inda Wuquu' At-Ta'aarudh lada Al-Ushuliyyin'

Thursday, July 26, 2012

Menangis dan Tertawa

oleh Hasan Al-Jaizy

Beberapa point yang layak terfikirkan dan relatif terhakimi:

[1] Menangis adalah satu perbuatan yang sebagian orang melakukannya karena lemah diri, dan sebagian melakukannya karena kuatnya ikatan batin.

[2] Ada manusia yang anti-menangis. Selain karena gengsi tidak mengenal kata 'cengeng', ia juga tidak pernah memperhatikan ayat-ayat Allah. Manusia secara zahir melihat dia sebagai orang yang kuat dan berani. Tapi, sesungguhnya dia hanyalah si fasik karena enggan memperhatikan ayat, atau karena ia hanyalah si kafir karena menentang ayat.

[3] Ada manusia yang selalu tertawa; seakan hidupnya bahagia. Kata mereka: 'Gemuk dan tertawa adalah tanda hidup bahagia'. Dan sungguh, Allah memberi kesuburan dalam raga banyak dari orang kafir dan kesuksesan duniawi pada mereka, namun keabadian neraka adalah hadiah kekal bagi mereka.

[4] Jika dengan hanya melihat kerikil saja Anda sudah bisa mengingat Allah dan meresapi ingatan tersebut, maka Anda termasuk orang paling berbahagia di dunia; tak peduli betapa pahitnya atau miskinnya atau sempitnya atau terhimpitnya cerita hidup Anda saat itu.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/423682561006468
oleh Hasan Al-Jaizy

Lantunan Indah...Membantu Penghadiran Hati 

Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- pernah bersabda:

زيِّنوا القرآن بأصواتكم

"Hiasilah Al-Qur'an dengan suara-suara kalian"

Dan suara manusia berbeda tiapnya. Tidak semua memiliki kemampuan suara terhiaskan. Ada pula yang berupaya memperhias, namun ia gagal karena Allah memberinya 'keterbatasan' dalam hal ini. Di sinilah kita perlu menoleh pada segi 'pemaknaan' dan 'tadabbur'. 

Setiap orang di hari ini sebenarnya bisa...bisa...bisa sekali memahami ayat dengan tafsirnya, jika memang mereka bertekad dan berusaha keras. Bagi yang tak mampu berbahasa Arab, bisa mencari kitab berbahasa Indonesia. Bagi yng tak punya kitab, bisa mencari di Internet artikel-artikel yang membahas ayat-ayat Al-Qur'an. 

Lantunan Indah memang membantu penghadiran hati
namun pemaknakan yang sempurna adalah sebaik-baik penghadiran hati


Pertanyaannya sekarang:

"Apakah memang ketika kita membaca Al-Qur'an, hati kita hadir?"

Silahkan dijawab sendiri dengan cara membuka Al-Qur'an dan mulai membacanya dengan menghadirkan hati. Cobalah...dan teruslah seperti itu.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/423640784343979