Monday, October 26, 2015

When Nothing Consumes Everything


Oleh Hasan al-Jaizy

Ada seorang pakar Biologi bernama Thomas Lovejoy. Bekerja di hutan Amazon selama 50 tahun. Dia berkata begini: "Saya melihat banyak pemimpin baru yang muncul. Kita perlu membuat orang-orang muda itu memikirkan masa depan mereka. Kita perlu menyadarkan mereka sehingga mereka bisa membuat perubahan. Karena merekalah yang akan menjalani dengan konsekuensinya.

Meanwhile, ada seorang pakar Syariah bernama Muhammad bin Shalih al-Utsaimin. Mengabdi sebagai guru ngaji selama 50 tahun, sejak beliau berusia 25 tahun sampai 75. Beliau memikirkan para pemuda dan berkata suatu ketika begini soal pekerjaan pemuda:

فهم يقحمون النساء الآن بالوظائف الرجالية ويدعون الشباب، ليفسد الشباب وليفسد النساء. 

"Mereka (Barat) berusaha merendahkan perempuan di zaman ini dengan pekerjaan-pekerjaan ala laki-laki dan mereka menelantarkan para pemuda laki-laki. Ini agar para pemuda dan para perempuan jadi rusak. "


Kalau kita sadari sekarang, perempuan banyak bekerja. Dan laki-laki banyak menganggur bahkan ada kepala keluarga masih muda tidak mau atau malas cari penghasilan. Perempuan banyak dijadikan pajangan, dan musibahnya, banyak dari mereka menyukai itu. Tiap hari menabung dosa besar, dosa mata para lelaki.

Kalau kita sadari sekarang, banyak pemuda sekolahan bisanya cuma naik motor, hanging out ga jelas dan omongannya kotor. Mereka calon pemimpin masa depan dengan konsekuensi yang akan mereka jalani dan akan menimpa masyarakat. Jika kita tidak peduli dengan mereka, lalu siapa lagi yang akan memungut mereka kecuali penjajah Barat? Sekarang asing sudah lebih mudah bergerilya di sektor pekerjaan dan ekonomi. Hasil bumi banyak dikeruk oleh asing untuk membuat produk ala mereka dan reselling back ke tanah air dengan harga di atas pembelian. Sepertinya kita terlalu polos. Melayu. Atau sudah kadung menyerah?

Maka ayo kita rangkul sedikit demi sedikit anak-anak muda. Mereka sebenarnya potensial dan pintar. Mereka butuh ayoman, bukan pendiktean. Tapi kadang harapan berbenturan dengan egoisme dan sikap senioritas orang tua, yang walau memang sudah alami asam garam kehidupan era lalu, namun tetap harus belajar memahami bahwa arus globalisasi millenium tidak bisa 100% disamakan dengan era TVRI masih diminati acara Dunia Dalam Berita. Kini Dunia Dalam Derita. Acara Asep Show di TPI sudah bukan konsumsi rakyat lagi, melainkan konsumsi rakyat adalah minimarket yang menjalar global sampai pedesaan yang kerap menyakiti hati pedagang kecil.

Lalu apa lagi yang kita lakukan selain ayo perhatikan anak-anak muda ini. Ayo. Bismillah!


https://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/981046168603435


No comments:

Post a Comment