oleh Hasan al-Jaizy
Bukan pembenaran buat para suami, tetapi sebagai pelipur buat para perempuan dan para istri; bahwa ujian demi ujian jika ditabahi, maka Surga adalah yang terjanji.
Kondisi perempuan di dunia tidak lepas dari beberapa kemungkinan:
[1] Adakalanya dia meninggal sebelum menikah.
[2] Adakalanya dia mati setelah dicerai dan belum menikah dengan laki-laki lain.
[3] Adakalanya dia sudah menikah, tetapi suaminya tidak masuk ke dalam surga bersamanya.
[4] Adakalanya dia mati setelah pernikahannya.
[5] Adakalanya suaminya meninggal, dan dia tinggal dalam keadaan tanpa suami hingga dia mati.
[6] Adakalanya suaminya meninggal, kemudian dia menikah dengan suami lain setelahnya.
[2] Adakalanya dia mati setelah dicerai dan belum menikah dengan laki-laki lain.
[3] Adakalanya dia sudah menikah, tetapi suaminya tidak masuk ke dalam surga bersamanya.
[4] Adakalanya dia mati setelah pernikahannya.
[5] Adakalanya suaminya meninggal, dan dia tinggal dalam keadaan tanpa suami hingga dia mati.
[6] Adakalanya suaminya meninggal, kemudian dia menikah dengan suami lain setelahnya.
Mari kita jelaskan satu per satu:
[1] "Adakalanya dia meninggal sebelum menikah."
Zaman sekarang, betapa banyak perempuan belum menikah. Dan laki-laki kian tak sebanyak perempuan. Kelak satu laki-laki bisa sebanding dengan sekian banyak perempuan, saking banyaknya perempuan. Dan dari sedikitnya laki-laki, yang beneran laki-laki tidak semuanya. Dunia makin rumit. Justru kelak perempuan-perempuan yang menentang poligami, malah mendukung poligami, saking kesepiannya mereka. Dan para orang tua yang menentang poligami, justru akan berfikir meninjau ulang, setelah melihat anak perempuannya membutuhkan laki-laki yang sudah mulai menyedikit, dan laki-laki baik mulai langka.
Malah bisa jadi kelak perempuan bujangwati merasa lebih baik dengan laki-laki yang sudah beristri; tidak apa-apa menjadi yang kedua, ketiga, atau keempat. Bukan karena mau merendahkan gengsi, tapi karena saking banyaknya nanti para bujang laki-laki yang hidupnya ga jelas. Wajar perempuan cari aman, tidak cari ujian.
Nanti bagaimana dengan perempuan yang meninggal sebelum menikah? Allah akan menikahkannya di surga dengan seorang laki-laki dunia yang Allah kehendaki. Ingat sabda Nabi dalam Shahih Muslim:
وَمَا فِي الْجَنَّةِ أَعْزَبُ
"Di Surga itu tidak ada bujangan!" [H.R. Muslim, no. 2834]
Kenikmatan Surga itu tidak cuma buat laki-laki saja.
Anda akan melihat mulai sekarang, betapa banyaknya perempuan yang menggalau, karena [1] mereka kerjanya menunggu, dan [2] lelaki yang masuk kriteria mereka kian punah. Ujian besar. Sudah menunggu, yang ditunggu juga entah. Saya bukan ingin menertawakan. Bayangkan jika Anda di posisi seperti mereka. Hanya ingin membuka cakrawala saja.
Namun banyak dari mereka bersabar dan berusaha menjaga diri. Yang seperti ini, insya Allah dan semoga Allah berikan Surga buat mereka kemudian dinikahkan seindah-indahnya di sana. Jangan sedih.
[2] "Adakalanya dia mati setelah dicerai dan belum menikah dengan laki-laki lain."
Sama seperti yang pertama, Allah akan menjodohkannya.
[3] "Adakalanya dia sudah menikah, tetapi suaminya tidak masuk ke dalam surga bersamanya."
Hisyam bin Khalid berkata: "Suami masuk neraka, dan istrinya masuk Surga, maka istrinya diwariskan kepada seorang penghuni Surga, sebagaimana istri Fir'aun akan diwarisi oleh ahli Surga." [Faydh al-Qadiir 5/468]
[4] "Adakalanya dia mati setelah pernikahannya."
Semoga sama Suaminya ke Surga nantinya. Aamiin.
[5] "Adakalanya suaminya meninggal, dan dia tinggal dalam keadaan tanpa suami hingga dia mati."
Semoga sama Suaminya ke Surga nantinya. Aamiin.
[6] "Adakalanya suaminya meninggal, kemudian dia menikah dengan suami lain setelahnya."
Dia untuk suaminya yang terakhir, meskipun suaminya yang terakhir itu punya istri banyak.
Akhirannya, saya ingin menyampaikan beberapa hadits Nabi buat para perempuan yang kadang punya rasa yang mengalahkan logika:
أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ
“Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.” [H.R. At-Tirmidzy]
Juga Sabda Nabi tentang istri terbaik:
الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
"Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” [H.R. An-Nasa'i]