Sunday, January 27, 2013

Kerusakan Di Muka Bumi Adalah Kemaksiatan Terhadap-Nya

oleh Hasan Al-Jaizy


Fawaid 0024: "Kerusakan Di Muka Bumi Adalah Kemaksiatan Terhadap-Nya"

Allah Ta'ala berfirman:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ قَالُوٓا۟ إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ

"Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." [Q.S. Al-Baqarah: 11]

Abu Al-Aaliyah [w. 93 H] berkata tentang ayat di atas: "Yakni janganlah kau bermaksiat di muka bumi, karena orang yang bermaksiat kepada Allah di muka bumi atau menyeru kepanya, maka ia benar-benar telah membuat kerusakan di muka bumi Allah. Perbaikan bumi dan langit hanyalah dengan taat kepada Allah dan Rasul-Nya." [Tafsir Ibn Abi Hatim no. 121]

Jika banyak manusia yang hidup kota berharap lebih sehat hidupnya, mereka serukan slogan "Back To Nature". Namun, seorang mukmin yang benar-benar beriman, demi ishlah dan maslahat hayat, ia akan serukan "Back To Al-Kitab and Sunnah".

Allah Ta'ala telah mengabarkan pada kita tentang saudara-saudara Yusuf alaihissalam dalam firman-Nya:

فَلَمَّا جَهَّزَهُم بِجَهَازِهِمْ جَعَلَ ٱلسِّقَايَةَ فِى رَحْلِ أَخِيهِ ثُمَّ أَذَّنَ مُؤَذِّنٌ أَيَّتُهَا ٱلْعِيرُ إِنَّكُمْ لَسَٰرِقُونَ *** قَالُوا۟ وَأَقْبَلُوا۟ عَلَيْهِم مَّاذَا تَفْقِدُونَ *** قَالُوا۟ نَفْقِدُ صُوَاعَ ٱلْمَلِكِ وَلِمَن جَآءَ بِهِۦ حِمْلُ بَعِيرٍۢ وَأَنَا۠ بِهِۦ زَعِيمٌۭ

"Maka tatkala telah disiapkan untuk mereka bahan makanan mereka, Yusuf memasukkan piala (tempat minum) ke dalam karung saudaranya. Kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan: "Hai kafilah, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri". Mereka menjawab, sambil menghadap kepada penyeru-penyeru itu: "Barang apakah yang hilang dari kamu?" Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya"." [Q.S. Yusuf: 70-72]

Ayat tersebut menunjukkan bahwa setiap kemaksiatan dan pelanggaran terhadap hukum Allah adalah kerusakan di muka bumi. Terlebih, jika berhukum selain dengan hukum Allah dan Rasul-Nya. Maka, itu adalah perbuatan orang-orang munafik dan sebuah gambaran kerusakan yang jelas.

Allah Ta'ala berfirman:

وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا

"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya" [Q.S. Al-A'raaf: 56]

Berkata Abu Bakr bin Ayyasy [w. 194 H] tentang ayat di atas: 

إن الله بعث محمدا إلى أهل الأرض وهم في فساد فأصلحهم الله بمحمدا صلى الله عليه وسلم فمن دعا إلى خلاف ما جاء به محمد صلى الله عليه وسلم فهو من المفسدين في الأرض

"Sesungguhnya Allah mengutus Nabi Muhammad -Shallallahu alaihi wa Sallam- kepada penduduk bumi sedang mereka dalam kerusakan, lalu Allah memperbaiki mereka dengan mengutus beliau. Maka, barangsiapa mengajak kepada sesuatu yang bertentangan dengan apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad -Shallallahu alaihi wa Sallam-, ia benar-benar termasuk orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi." [Ad-Dar Al-Mantsur fi At-Tafsiir bi Al-Ma'tsuur, Abdurrahman As-Suyuuthy, 6/429]

Ibnul Qayyim [w. 751 H] berkata: "Mayoritas ahli tafsir mengatakan, janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi dengan beragam maksiat dan menyeru kepada ketaatan selain kepada Allah setelah Allah memperbaikinya dengan mengutus para rasul dan menerangkan syariat serta menyeru pada ketaatan kepada Allah. Karena sesungguhnya menyembah selain Allah, menyeru kepada selain-Nya dan syirik kepada-Nya adalah kerusakan yang paling besar di muka bumi. Bahkan kerusakan bumi pada hakikatnya hanyalah karena syirik kepada Allah dan menyalahi perintah-Nya!

Barangsiapa memperhatikan keadaan alam, maka ia akan mendapatkan setiap perbaikan di muka bumi ini karena mengesakan Allah, beribadah kepada-Nya dan menaati Rasul-Nya. Adapun setiap kejahatan, fitnah, malapetaka, kekeringan, berkuasanya musuh atasnya dan lain sebagainya, penyebabnya adalah menyalahi Rasul-Nya dan menyeru kepada selain Allah dan Rasul-Nya." [Badaai' Al-Fawaaid, Ibnul Qayyim, 3/17]

Wallahu a'lam

15 Rabi'ul Awwal 1434

No comments:

Post a Comment