oleh Hasan Al-Jaizy
Saya agak khawatir jika memerangi Syi'ah itu hanya karena trend. Yakni:
ketika teman-teman dumay nya riuh mempermasalahkan Syi'ah, ikut-ikutan berkoor.
Mentalnya ada mirip dengan kasus maling di keramaian stasiun. Ketika ada
yang teriak maling, serempak pada ikut-ikutan. Padahal tahu jelas kasusnya pun
tidak. Syukur jika ada informan yang jujur. Namun, rata-rata pengunjung stasiun
menang di teriak ramai-ramai dan mencelanya. Lalu memukul senafsu-nafsunya saat
sudah ketemu 'maling'nya.
Mentalnya ada mirip juga dengan kebiasaan masyarakat yang ketika para
jurnalis membentangkan berita hot, langsung para pemirsa pada angkat bicara.
Semua mengutuk. Setelah berita hot habis, para pemirsa tenang kembali. Lupa
semua itu. Nunggu hal lain yang akan menjadi masyhur atau trend.
Saya agak khawatir jika memerangi Syi'ah itu hanya karena ikut-ikutan,
sehingga secara normal enggan menggali pengetahuan tentang Syi'ah. Menunggu
informan. Atau hanya ingin meramaikan saja.
Coba tanya deh ke kita sendiri. Apa sebenarnya sudah ada amalan atau
gerakan nyata kita di dunia nyata?
Kalau pertanyaan di atas difahami bahwa saya mengharuskan agar Anda
membentuk kelompok atau Front Pembasmi Syi'ah dan semacamnya atau turun ke
lapangan, itu berarti pemahamannya sempit.
Yang dimaksud amalan atau gerakan nyata adalah apa yang sudah dilakukan
di dunia nyata dalam bentuk apapun tanpa berkaitan dengan dunia maya, sederhana
maupun luar biasa. Itu maksudnya. Memang, menyebar info di dunia maya itu
bagus, berguna dan harus kadang-kadang. Tapi, mayoritas ahli copas takkan
tampak gagah di dunia nyata. Punya segala di dunia maya, tak punya apa-apa di
dunia nyata. Ini dia.
Maka, jangan heran jika ketika Anda kopdar dengan seorang yang Anda kira
pakar dan tampak gagah di dunia maya, ternyata terlihat kosong melompong di
dunia nyata. Kalau pun mau heran, ya heran sejak sekarang. Jadi punya persiapan
untuk heran. Sehingga, saat ketemu ya tinggal memaklumi saja.
Minimal, kita belajar dan lebih memperkaya bacaan tentang Syi'ah. Tambah
sedikit wawasan. Ini toh untuk kita, teman-teman dan masyarakat di dunia nyata.
Kebanyakan kita ini membaca artikel atau berita tentang Syi'ah, lalu langsung
share dan sebar. Kemudian: kita lupa sama sekali isinya. Yang penting:
meramaikan dunia maya. Coba ketika ditanya oleh remaja masjid sekitar atau
rakyat biasa seputar Syi'ah, apa kita cuma bisa menjawab, "Syi'ah itu
sesat!" "Syi'ah bukan Islam!" "Syi'ah itu kafir!" dan
seterusnya.
Makanya: gerakan di dunia nyata kelihatan sepi.
Karena: "dunia maya kita lebih nyata daripada dunia nyata
kita".
Sadar tidak sadar, kadang kita layak mengakui itu.
Di dunia maya, seseorang bisa menjadi Tuxedo Bertopeng dengan topengnya,
Doraemon dengan kemampuan menghadirkan alat-alat copasnya, hingga Si Butet dari
Goa Hantu dengan kesetiaan Kliwonnya, setia mantengin status-status orang
pujaannya secara membuta.
Dunia maya kita seperti lebih nyata daripada dunia nyata kita.
Dunia nyata kita seperti lebih maya daripada dunia maya kita.
Katanya, Facebook = menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh.
Makanya, perbincangannya
jauh-jauh, sementara kenyataan terdekat tidak teracuh.
No comments:
Post a Comment