Saturday, October 27, 2012

Bagaimana Dahulu Anda Belajar BAHASA ASING?


oleh Hasan Al-Jaizy

Bahasa Inggris adalah bahasa yang diperlukan oleh manusia modern. Perkembangan zaman + teknologi dan modernisasi menuntut penduduk zaman untuk berkembang. Salah satu tanda berkembangnya seseorang adalah semakin kayanya akan pengetahuan. Dan di antara pengetahuan terbesar manfaatnya adalah pengetahuan akan bahasa, baik bahasa pribumi [daerah/nasional], terlebih bahasa asing.

Apakah seorang dai membutuhkan bahasa asing?

Jawabannya: YES. Bahasa Arab yang paling dibutuhkan. Bahkan sebagian ulama di zaman dahulu tidak menganggap seseorang layak banyak bicara agama jika belajar bahasa Arab saja enggan, meskipun ia adalah orang Arab. Lalu, bagaimana jika dia adalah seorang Maduran yang jauh dari berbahasa Arab? Weits, jangan tertawai Madurian dulu. Siapa tahu Anda, meskipun Batavian atau tinggal di 'Serambi Mekkah', juga tidak mau belajar Arabic!?

Al-Imam Asy-Syaathiby -rahimahullah-, ulama Islam bermanhaj salaf yang berasal dari Grenada, Spanyol, pengarang kitab legendaris seperti 'Al-Muwaafaqat' dan 'Al-I'tishaam', beliau justru menjadikan Bahasa Arab sebagai mi'yaar [neraca/timbangan] pemahaman seseorang akan agamanya. Jika Arabicnya lemah, berarti pemahaman agamanya lemah. Jika Arabicnya menengah, berarti pemahaman agamanya menengah. Jika Arabicnya nol, berarti...kita akan salah tingkah kalau ketemu beliau.

Apakah seorang dai membutuhkan bahasa Inggris?

Dalam beberapa kesempatan: YES. Tapi, tidak menjadi nomor wahid. Pelengkap saja. Sekarang, bayangkan begini:

Dai Syi'ah yang sesat di Iran atau Iraq memahami 3 bahasa: PERSIA, ARAB dan INGGRIS. Mereka mengerti apa yang diucapkan oleh para syaikh dan dai Sunni dengan bahasa Arab. Mereka faham juga bahasa teknologi [Inggris]. Dai yang berbahasa Inggris pun bisa mereka fahami kalimatnya. TETAPI, ketika mereka berbicara bahasa PERSIA, kita semua melongo-longo. Mereka berada satu langkah di depan kita.

Kalau rupa-rupanya kita tidak bisa berbahasa Inggris, tidak pula Arabic, dan yang kita kenal hanya bahasa Indonesia dan bahasa daerah, maka jangkauannya 'limited'. Tapi, bukan berarti kita tidak bisa menebar manfaat. BISA dan masih sangat bisa. Kita sudah punya modal bahasa lokal. But, jangkauan dakwah dan pemahamannya adalah bersifat 'lokal', tidak kuat untuk go 'interlokal'.

Nanti, dai-dai sesat yang belajar dari Barat, mereka kuasai bahasa Inggris. Istilah-istilah yang mereka gunakan menyilaukan hati orang2 yang lemah. Sementara kita menyesal mengapa dahulu tidak belajar bahasa Inggris dan istilah-istilah modern. Atau malah kita sibuk mengurus masalah tahdzir satu sama lain? Hellloooo? Kerbau-kerbau sekarang sudah menjabat di kantor, sementara Pak RT masih macul di kebun?

Nanti, kaum-kaum sesat memelintir ayat-ayat dan hadits-hadits. Juga, mereka menusuk melalui teks-teks karya ulama zaman dahulu. Yang rupanya, di bagian itu kita tidak mampu, karena tidak punya alat atau modalnya [Arabic] meski secuil. Akhirnya, kita serahkan pada ustadz2 saja lah. Padahal sebelumnya, kita bertingkah seakan-akan lebih ngustadz dibanding ustadz2. Malah kita sebelumnya pada sibuk mengurusi tahdzir2 ustadz terhadap ustadz lainnya. Kita memang tidak tahu malu, ya?

Nah, di sini...bukan ajang untuk main tuding-tudingan. Jangan katakan, 'Itulah mereka...yang kerjaannya tahdzir etc...Allahul musta'aan', atau jangan juga katakan, 'Ana kasihan terhadap mereka yang bla-bla-bla'. Tapi, marilah kita bersama-sama memberi aspirasi dan inspirasi pada yang lainnya. Siapapun yang punya pengalaman belajar bahasa asing, hingga qadarullah menentukan berhasilnya ia menguasainya, silahkan share TIPS-TIPS atau TRIK-TRIK belajarnya.

Bagaimana Dahulu Anda Belajar BAHASA ASING?

Kalau saya menjawab pertanyaan di atas, itu sama saja: bertanya sendiri = menjawab sendiri. Maka, silahkan bagi siapapun menjawabnya. Insya Allah, saya juga akan bagi-bagi pengalaman JIKA ada sekian orang yang sedia berbagi. Kalau tidak ada, ya saya bagi kapan-kapan saja lah. Yang bertanya dan minta saran pada teman-teman juga boleh. Majaal dan kesempatan terbuka. Silahkan....

No comments:

Post a Comment