Monday, October 15, 2012

Maka Jadilah Jembatan

oleh Hasan Al-Jaizy

Jika engkau bukanlah sebuah pulau...
dan serasa kau takkan bisa menjadi pulau...
maka setidaknya jadilah jembatan untuk pulau-pulau...
mengantarkan siapapun
kau pun ada manfaatnya

Cerita tentang Karso, datang dari desa ke kota untuk kuliah dengan modal beasiswa. Kuliahnya di bidang teknologi komputer, meski terlahir dan besar di kampung. Namun karena ndesonya, ia sangat keranjingan terhadap teknologi. Well, sebagian wong ndeso memang seperti itu. Makanya, di antara mereka banyak yang maju karena didorong penasaran dan keingin tahuan.

Karso dahulu adalah didikan Islam tradisional [yaitu gabungan antara Islam dan ritual tradisional desanya]. Di kota, ia bertemu teman-teman yang belajar agama, selain belajar teknologi. Karena dia [dan juga teman2nya] adalah newbie dalam bidang agama [dengan pemahaman yang sahih], maka tentu saja ilmu mereka masih sedikit dan belum terlihat.

Berbulan-bulan Karso dan teman-teman belajar agama di pengajian dan Internet. Sebagai calon pakar teknologi, mereka pun merasa harus bisa menggabungkan antara teknologi dan agama. Kemudian, ada takdir di lembaran hayat tertulis: 'Hadirilah! Kajian Ilmiah di Masjid X!

Materi: Menggabungkan Teknologi dan Dakwah
Pemateri: Ust. Abu Komen Al-Statusy, Lc, M.Ag, P.dF

Untuk bro Yosia, jangan kege'eran,

karena beliau rupanya bukan Anda. Maka Karso dan teman-teman pun menghadiri kajian tersebut. Di dalamnya, ada beberapa hal yang sangat mengena di hati mereka. Yaitu perkataan Ust. Abu Komen:

"Syaikh kami, yaitu Syaikh Updat Al-Statusy [bukan nama sebenarnya], mengatakan bahwa di antara hal terpenting untuk zaman sekarang bagi para dai adalah ilmu programming. Penguasaan teknologi dan internet memiliki kepentingan tersendiri. Seseorang yang jahil dan masih bertaraf mubtadi' [pemula] dalam ilmu agama bisa mendulang investasi pahala MLM dengan cara:

[1] Menyebar ilmu lewat FB, Twitter, Blog dan lainnya.
[2] Merancang software2 bermanfaat untuk umat, seperti Software Hadits dan Syarahnya, atau Al-Qur'an dan Tafsir-nya, atau Software Ilmu Waris dan Zakat, dan seterusnya, dengan bimbingan ilmiah dari para asaatidzah.
[3] Merancang situs-situs islami dengan pemahaman sohih dan menyebarkannya ke dunia.
[4] Merekam kajian-kajian, audio maupun visual, dan meng-upload nya di berbagai situs, terutama YouTube; karena dalam kurun kurang dari 5 tahun ke depan, insya Allah YouTube akan menjadi sebuah sarana dakwah ilmiah yang sangat menjanjikan. Ini prediksi.

Sebenarnya orang jahil sekarang pun bisa memanen pahala, dengan menjadi jembatan bagi banyak orang untuk memahami agama. Karena derajatnya sebanding dengan orang yang menyeru pada kebaikan. Namun, bukan berarti mencukupkan diri pada konsentrasi teknologi semata dan mendamparkan ilmu agama. Tetap ia harus belajar syariat step-by-step. Tidak wajib baginya untuk menjadi ulama."

Ide itu sangat menginspirasi Karso dan kawan-kawan. Mereka pun langsung tancap gas dan semakin giat belajar keduanya [ilmu teknologi dan agama]. Dan tak butuh menunggu bertahun-tahun, ribuan, atau ratusan ribu manusia telah mengambil manfaat dari situs, update-an status, blog dan software yang mereka kelola dan rancang bersama.

Maka, jika engkau tidak mampu menjadi sebuah pulau, jadilah jembatan yang mengantarkan ke pulau-pulau.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/451283118246412

No comments:

Post a Comment