Thursday, May 3, 2012

Jihad Nafs dan Urutannya

oleh Hasan Al-Jaizy


[Jihad NAFS dan urutannya] 

جهاد النفس: هو إرغامها على طاعة الله، ومخالفتها في الدعوة إلى معصية الله، وهذا الجهاد يكون شاقًّا على الإنسان مشقة شديدة، لا سيما إذا كان في بيئة فاسقة، فإن البيئة قد تعصف به حتى ينتهك حُرُمات الله، ويدع ما أوجب الله عليه

"Jihad Nafs: Memaksakan diri untuk taat kepada Allah, dan menyelisihi panggilan menuju kemaksiatan. Jihad Nafs sangat berat bagi manusia [secara umum], terlebih jika ia hidup di lingkungan yang fasik atau kotor. Sesungguhnya lingkungan meniupnya dengan keras hingga melewati batas menuju keharaman, dan meninggalkan apa yang Allah wajibkan padanya."

[dari kitab Asy-Syarh Mumti' karya Syaikh Muhammad ibn Shalih Al Utsaimiin rahimahullah, jil. 8 hal. 5]


URUTAN-URUTAN JIHAD NAFS

Syaikh Ibnu Al-Qayyim rahimahulah menjelaskan:

"JIhad Nafs memiliki 4 urutan:

إحداها : أن يجاهدها على تعلم الهدى ودين الحق الذي لا فلاح لها ولا سعادة في معاشها ومعادها إلا به ومتى فاتها عمله شقيت في الدارين 

1. Berjihad dengan MEMPELAJARI petunjuk dan agama yang haq; yang tiada keberuntungan, tiada kebahagiaan dalam hidup dunia-akhirat kecuali dengannya. Dan ketika amalannya luput dari petunjuk [ilmu], maka ia akan sengsara di dua alam.

الثانية : أن يجاهدها على العمل به بعد علمه ، وإلا فمجرد العلم بلا عمل إن لم يضرها لم ينفعها 

2. Berjihad dengan MENGAMALKAN apa yang telah ia ilmui. Jika tidak, maka ilmu yang tak diamalkan tak memberi manfaat, atau justru membahayakannya.

الثالثة : أن يجاهدها على الدعوة إليه وتعليمه من لا يعلمه وإلا كان من الذين يكتمون ما أنزل الله من الهدى والبينات ولا ينفعه علمه ولا ينجيه من عذاب الله 

3. Berjihad dengan BERDAKWAH, MENYERU kepadanya dan MENGAJARKAN orang yang tidak tahu. Jika tidak, maka sesungguhnya orang yang menyembunyikan petunjuk dari Allah, tidak bermanfaat ilmunya dan tidak meloloskan dia dari adzab Allah.

الرابعة : أن يجاهدها على الصبر على مشاق الدعوة إلى الله وأذى الخلق ويتحمل ذلك كله لله 

4. Berjihad dengan BERSABAR atas jerih berdakwah menuju-Nya, juga atas duri atau celaan makhluk dan menahan rasa dari semua itu demi Allah."

[Zaad Al-Ma'aad karya Syaikh Ibnu Al-Qayyim rahimahullah, jil 3.]



Seorang Muslim selayaknya bermudah-mudah dalam menyebar kebaikan dan mengajarkan manusia jua memberi faedah selama ia punya kebaikan dan ilmu tersebut; TANPA merasa gengsi dan TANPA merasa takut tidak disukai. 

Tujuannya bukan mencari gengsi
Tujuannya bukan agar disenangi
Tapi, kita hanyalah menyampaikan
Karena, jika tidak menyampaikan dan gengsi, baca kembali point2 dari Ibnu Al-Qayyim di atas.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/379868072054584

No comments:

Post a Comment