Sunday, May 27, 2012

Risalah Bagi Yang Bercita-cita

oleh Hasan Al-Jaizy

RISALAH BAGI YANG PUNYA CITA-CITA

Jika Itu Adalah Harapan atau Cita-cita Baik, Jangan Dikubur!

Ini bukan dalam ajang pamer atau semacamnya, tapi ana berharap dari cerita ini ada petikan hikmah dan pelajaran buat siapapun yang ingin belajar dan menjadi lebih baik.

Semoga tiap point memiliki ibrah...




[1] Dulu ketika ana masih kecil, ingin sekali bisa punya dan baca banyak buku seperti ayah, dan ternyata keinginan itu teristijabah kini, bahkan melebihi kemampuan beliau, karena di zaman mudanya beliau belum bisa baca kitab gundul. Allah memberikan lebih dari yang terharap dan tercita.

[2] Dulu ketika ana masih kecil, tinggi sekali harapan untuk bisa bertemu teman2 dari berbagai daerah di Nusantara; pengaruh menonton serial Anak Seribu Pulau. Ternyata harapan itu teristijabah di masa remaja dan menerus hingga sekarang; bahkan diberi kesempatan kunjungi situs2 terpencil mengharukan. Allah memberikan lebih dari yang terharap dan tercita.



[3] Dulu ketika ana masih kecil, kagum dengan ayah yang bisa menulis dan karyanya dibaca orang di usia 30 ke atas dan ana ingin bisa seperti beliau sejak kecil. Juga ana kagum dengan emak yang bisa menulis puisi sejak muda di era 70-an dan beliau di masa kecil mendidik ana untuk sering2 membaca dan menulis. Keberadaan Facebook adalah bagian dari jawaban Allah terhadap harapan ana; karena itu ketika ada fikiran kuat tuk menghanguskan akun, teringat kembali cita2. Allah memberikan lebih dari yang terharap dan tercita dan masih terus memberi.

[4] Dulu ketika masih belajar di pondok, kagum dengan beberapa ustadz muda usia sekitar 20-an bisa mengajar kami. Dulu [masa SMP] sering sekali ana membayangkan diri sendiri mengajar di depan anak2 smp sembari berharap mudah2an suatu saat bisa seperti para asaatidzah. Ternyata Allah memberikan lebih dari yang terharap dan terdampa. Jangankan anak smp, bahkan Allah memberi kesempatan emas tuk mengajar mahasiswa, pekerja dan orang2 tua.

[5] Dulu, masa2 belajar English otodidak, rasanya sulit mencari mp3 percakapan [conversation] karena harus ke warnet dan harus ngubek2 situs. Dan untuk men-download pun harus menunggu agak lama. Dulu berharap dan membayangkan kelak tahun 2020 mungkin ana bakal punya komputer pribadi dan internet sehingga tiap pagi bisa men-download dengan mudah. Ternyata Allah menjawab harapan ana lebih dari sekedar yang terbayang dan sangat dini.


Ini yang menjadi proyek terbesar masa depan:

[6] Sekarang, tidak ada salahnya juga ana mengagumi beberapa Syaikh yang tak pernah bosan menyebarkan ilmu pengetahuan, entah melalui tulisan atau lisan. Juga beberapa asaatidzah [terutama yang di Radio Rodja] yang sebenarnya mereka juga manusia biasa namun luar biasa. Kini, tiap hari mendengarkan, menyimak dan menonton program2 channel dakwah tanah Arab, seperti Channel Ar-Rahmah, An-Naas, Al-Khaliijah dan sebagainya. Semuanya mengagumkan, amazing, bisa disaksikan full di YouTube, dan audio-nya bisa di-download. Betapa besarnya pemberian Allah, namun kurang disadari...kurang disyukuri....

Untuk point ke-6 ini, harapan dan impian ana adalah:

Kelak kita bisa merangkul banyak mahasiswa dan melakukan pergerakan ilmiah nan religius. Semoga bisa dimulai dengan membuat situs di Internet [dunia maya] dan juga kajian rutin ilmiah di dunia nyata. 

Lalu, suatu saat insya Allah kita bisa membuat channel TV dakwah yang mirip secara visi dan misi dengan channel2 Arab yang ana sebutkan di atas. Jadi, kita bisa menyebarkan ilmu lewat audio, seperti rekaman2 kajian mp3 yang bisa di-download dengan mudah, atau lewat visual, yaitu video2 rekaman.

Kelak orang2 Liberal dan Syiah akan menjadi gurita di media. Mereka kini mampu MENULIS, BERBICARA dan MENYIHIR dengan baik. Jika kita cuma diam di masjid saja ceramah, atau lemah dalam menulis, atau kurang memiliki kemampuan menyihir, maka kita adalah orang2 kalah.

Proyek ini tidak boleh terburu2. Langkah demi langkah...step by step. 

Yang dasarnya adalah keyakinan bahwa:

"Jika Itu Adalah Harapan atau Cita-cita Baik, Jangan Dikubur!"


Jika risalah ini terkesan menceritakan diri sendiri, karena banyaknya sebutan kata ganti [ana/saya], maka buang jauh kesan itu; karena tujuan risalah ini bukan menceritakan diri tanpa ibrah. Tapi seperti itulah realitas terbesar dan terindah yang terasa. 

A strong man is the one who holds hopes tight, even when world gives no space for them.
It's like a man in a dark trip with no light shining, but he holds hopes strongly that when there's a darkness, then should be there a light.
When it's at night, a morning should come!
If you believe that Allah is The Giver, then the gift will be given
If you don't believe that He is The Giver, who on earth is beside Him that can give without His Giving?


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/394062137301844

No comments:

Post a Comment