Friday, July 13, 2012

Mau?

oleh Hasan Al-Jaizy

Di Internet, ada puluhan ribu rekaman kajian para masyaayikh Ahlus Sunnah, dari ilmu Aqidah, hingga ilmu Tarbiyyah [pendidikan] atau Nafs [psikologi]. Mulai dari kajian syarh ratusan kitab2 salaf hingga kajian bertema bebas. Kita bisa dapatkan itu semua secara free dan kemudian disimpan di hp/mp3 player, didengarkan berkali-kali berulang-ulang.

Di YouTube, ada puluhan ribu rekaman kajian para masyaayikh Ahlus Sunnah, sama seperti sifatnya di atas, hanya ini berformat video. Kita bisa dapatkan itu semua secara free dan kemudian ditonton entah di PC atau HP. Seakan Anda hadir di kajian para masyaayikh.

Di waqfeya, shamela dan archive, ada puluhan ribu kitab ulama dan masyaayikh Ahlus Sunnah, berformat PDF atau Shamela. Kita bisa dapatkan itu semua secara free dan kemudian dibaca entah di PC atau HP.


 Tapi?

Tapi, itu semua membutuhkan satu: 'kemampuan berbahasa Arab'.

Kemampuan berbahasa Arab berarti: Bisa membaca dan mendengarnya karena terbiasa. Nah, sekarang, bagi yang masih muda, tinggal pilih mau bisa atau tidak, itu pilihan masing2. Namun, setiap pilihan tentu ada konsekuensi dan akibatnya.

Akibat punya adalah mampu melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak punya.
Akibat tidak punya adalah tidak mampu melakukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh orang yang punya.

[Status ini hanya bertujuan melecut semangat thullab al-ilm, bukan berusaha menundukkan kepala manusia]


Bagaimana jika...

Bagaimana jika sudah terlanjur sulit dan sepertinya tidak bisa belajar bahasa Arab [karena faktor usia atau kesibukan kerja]?

Tetaplah kita mempelajari sesuatu yang penting. Arabic bukan satu-satunya yang penting. 
Jika mempunyai anak, baiknya disekolahkan di sekolah tahfidz atau yang mendidik murid berbahasa Arab.
Jika mempunyai harta berlimpah, baiknya dermakan sebagian kecil miliknya untuk anak-anak muda yang belajar Al-Qur'an atau bahasa Arab.

Semua ada kesempatan membangun dan menyumbang kekuatan. 
Namun tidak semua membangun kesempatan dan memperkuat sumbangan.


Adakah kata terlambat?

Kata 'terlambat' itu ada kalau kita buka kamus.

Ini pemahaman ana: "Kita hrus bedakan antara 'terlambat' dengan 'telat'"

'Terlambat' bisa bermakna 'begitu lambat/lelet' namun masih punya kesempatan.
Sementara 'telat' bermakna 'ketinggalan' dan tidak ada kesempatan mengejar atau mengambil kembali.

Terlambat = terlelet = masih bisa mengejar. Dan ini tergantung diri sendiri dan pemikirannya. Kalau dia menganggap dirinya terlambat plus telat, ya berarti dia menutup dirinya sendiri dari pengejaran.


Pertanyaan: "Untuk apa belajar bahasa Arab?"

Jika nanti dijawab: 'Untuk memahami ayat Al-Qur'an', maka saya tanya lagi: "Apakah itu benar2 memang untuk memahaminya?"

Coba difikir dahulu jawabannya. Mungkin di situ akan ketemu sebab dan alasan mengapa kadang ada rasa jenuh.

Jenuh itu ada di hati. Karena itulah, permasalahan itu ada di hati Anda sendiri.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/418950871479637

No comments:

Post a Comment