Wednesday, July 4, 2012

Untuk Para Peraya Terada-ada

oleh Hasan Al-Jaizy

Nasihat bagi ku, kamu, peraya Malam Nishfu Sya'ban dan pro-perayaan:

[1] Jika memang it's ok tuk merayakannya malam ini, maka ingatlah bahwa adat, tradisi dan kelakuan mayoritas tidak mesti menyehatkan sebuah amalan. Dan jika kita membenarkan suatu amalan karena adanya tendensi atau kecenderungan hati karena 'kurang-suka' dengan kelompok yang melarang amalan tersebut 'dengan dalil', maka berhati-hatilah....sesungguhnya 'rasa' pun akan diperhitungkan.

[2] Jika memang it's ok tuk merayakannya malam ini, maka ingatlah sesungguhnya itu PENUH syubhat; yang jikalau kau menghindarinya, selamatlah kamu. Mungkin memang ada celah kebenaran dan 'pembenaran', namun sikap wara, kehati-hatian dan ihtiyaath [kewaspadaan] justru lebih dibutuhkan dibanding pembenaran.

[3] Seperti yakinnya aku bahwa jika suatu perkara baru dalam agama dilakukan dan digemborkan, maka satu sunnah akan mati...hingga jika perkara baru tersebut mengakar dan tumbuh subur, berhal-hal sunnah bergeletakan tak berdaya terinjak-injak. Dan kau tahu itu sepertinya. Kewaspadaan dibutuhkan...lebih dibutuhkan dibanding pembenaran.

[4] Karena itulah, kau saksikan bahwa ribuan hingga ratus ribuan mereka peraya perayaan baru dalam agama itu, mengacuhkan amalan-amalan sunnah, bahkan hingga amalan wajib terabaikan.


Karenanya:

Perlukah kamu heran jika mereka merayakan malam nishfu Sya'ban, berkumpul bersama dalam dzikir...benar-benar ingat dan diingatkan SUNNAH NABI INI?:

“Satu surat dalam Alquran (yang terdiri dari) tiga puluh ayat (pada hari kiamat) akan memberi syafaat (dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala) bagi orang yang selalu membacanya (dengan merenungkan artinya) sehingga Allah mengampuni (dosa-dosa)nya, (yaitu surat Al-Mulk): “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”. Dalam riwayat lain: “…sehingga dia dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga.” 

[HR. Abu Dawud , At-Tirmidzi dan Ahmad 2:299]

Adakah dari mereka yang TAHU, atau DIBERI TAHU atau MENGAMALKAN membaca Surat Al-Mulk yang sudah jelas ada wartanya dengan sahih?


Dan jikalau kemudian esok mereka berpuasa:

Adakah mayoritas mereka terbiasa berpuasa SENIN dan KAMIS?

Yang terkira: Mereka akan berpuasa berlandaskan hadits dhaif atau maudhu'....yang sebiasanya, justru mereka tidak berpuasa puasa yang berlandaskan hadits sahih.

Karena apa??? Kenapa???

"Karena satu bendera bid''ah dinaikkan, satu bendera sunnah turun tergantikan"

Dan kamu tahu itu....sepertinya


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/415959895112068

No comments:

Post a Comment